Anak Hukum dan Teknik USU Bentrok

MEDAN -

Pertandingan sepak bola yang digelar Pembantu Rektor (PR) 3 USU di Lapangan Fakultas Hukum USU di Jl Dr Mansyur Medan, Rabu (12/11) sore, berakhir setelah ‘hujan batu’. Ya, ratusan batu ‘beterbangan’ setelah massa mahasiswa Fakultas Hukum dan Teknik di Universitas Sumatera Utara (USU) itu bentrok.

Kepada POSMETRO MEDAN, Dekan Fakultas Hukum USU, Runtung Sitepu mengaku saat kejadian, sedang berada di rumah. "Sudah di rumah tadi saya. Sebaik dapat info ada bentrokan, saya langsung lari kemari sembari berusaha membubarkan bentrokan," ucapnya.

Setelah bersusah payah, akhirnya Runtung berhasil membubarkan kedua kubu yang kala itu saling lempar batu. "Itu lihat, hancur kaca-kaca kantor akibat kena lempar. Tapi saya terus berusaha membubarkan mereka yang bentrok. Walaupun sulit, lantaran dibantu petugas dan warga, kami berhasil membubarkan mereka," terangnya.

Usai berhasil membubarkan bentrokan tersebut, Runtung langsung mencari tahu apa pemicu bentrokan. Informasi yang diterimanya, gara-gara kesalahpahaman antar kedua kubu. "Kebetulan ada anak unit kegiatan mahasiswa (UKM) menggelar turnamen bola. Tadi saya sempat tanya juga ke Wakil Rektor III," ujar Runtung.

Lebih lanjut, Runtung menerangkan, saat pertandingan tersebut tengah berlangsung kedua kubu sudah terlibat perselisihan. Lantaran masih sangat muda, dengan cepatnya emosi mahasiswa tersebut memuncak hanya karena merasa tidak senang. "Untuk saat ini kita sudah berupaya menenangkan mahasiswa. Saya sudah instruksikan kepada mahasiswa, siapa yang tidak mau bubar berarti menentang pimpinan fakultas," ucapnya.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Rony Nicholas Sidabutar dan Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru, Iptu Oscar Stefanus Setjo turun ke lokasi guna membubarkan kedua kubu yang bentrok. Meskipun sudah mendapat himbauan, puluhan mahasiswa Fakultas Hukum semula tetap bertahan. Mereka tetap meneriakkan yel-yel yang mengundang amarah mahasiswa Fakultas Teknik.

Guna membendung bentrokan susulan, Iptu Oscar Stefanus Setjo kembali memberikan pengertian kepada para mahasiswa. "Tolong bubarlah. Nanti kalau enggak bubar juga kita akan merangsek masuk," kata Oscar sembari menunjuk tim unit reaksi cepat (URC) Sabhara Polresta yang sudah bersiap di atas sepeda motor trail. Setelah mendapat pengertian, akhirnya situasi tegang berubah tenang.

Namun, suasana kembali memanas ketika seorang fotograper harian terbitan Medan, diserang mahasiswa. Rizki yang tengah mengambil gambar diseret dan dipukul mahasiswa, serta dipaksa menghapus foto di kameranya. Beruntung, saat itu korban tengah menggunakan helm. "Aku tadi lagi ambil foto. Terus ditarik, dan kepala ku dipukul," kata Rizki.

Melihat kejadian itu, petugas pengamanan kampus pun melerai dan memisahkan Rizki dari kerumunan massa. Rizki pun akhirnya kembali bertugas meski beberapa foto bentrok yang diabadikannya telah dihapus mahasiswa. Sementara itu, guna mengantisipasi terjadinya bentrokan susulan, lokasi dijaga ketat polisi.

Di seluruh pintu masuk utama, serta pintu masuk penghubung ke areal kampus, terlihat polisi berseragam dan berpakaian preman. Polisi bersama satuan pengamanan dan staf universitas melakukan penyisiran untuk memaksa para mahasiswa pulang ke rumah masing-masing. "Ini masih sterilisasi kita. Sejauh ini kondusif. Kita juga tidak ada menahan mahasiswa, baik dari fakultas hukum maupun teknik," ucap Kompol Rony Sidabutar.(ind/trg)