Thursday, November 13, 2014

Rombongan Pendeta Marah di KNIA

KUALA NAMU –
Kaca yang pecah di transfer desk di ruang tunggu domestik Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA), pasca rombongan pendeta marah, belum juga diganti. Namun PT AP II sebagai pengelola bandara, juga tidak membuat laporan ke polisi terkait hal itu.
Duty Manager Bandara Kuala Namu, Jasirin yang dikonfirmasi Rabu (12/11) siang, mengaku tidak membuat laporan disebabkan masalah kaca yang pecah itu merupakan masalah kecil. Selain itu maskapai Lion Air bersedia mengganti rugi kaca yang pecah itu.
Meskipun begitu, lanjut Jasirin bahwa kaca yang pecah itu belum diperbaiki disebabkan barangnya masih dipesan. Kaca itu merupakan jenis plastik berserat kaca bukan kaca biasa sehingga barangnya masih dipesan dan memerlukan waktu. Pihak Lion Air merasa bersalah sehingga bersedia mengganti rugi,” ungkap Jasirin.
Hal senada diungkapkan Asisten Manajer Maskapai Lion Air di Bandara Kuala Namu, Fendi. “Harga kacanya berapa aku tidak tahu karena yang menyediakan PT AP II, kami (Lion Air) menyediakan dananya,” ungkapnya. Sementara terkait penumpang yang mengamuk, Fendi beralasan hanya miss komunikasi.
“Pesawat dari Jakarta mengalami penundaan penerbangannya sehingga terjadi salah paham dan emosi penumpang meluap. Para penumpang itu pun langsung diberangkatkan semalam,” jelasnya.
Sementara itu petugas forecaster BMKG bandara Kuala Namu Desi mengungkapkan sejak semalam tidak ada gangguan cuaca di Bandara Kuala Namu. Dengan jarak pandang mencapai 6000 -7000 meter sementara itu untuk jarak pandang hari ini mencapai 4000 meter. Begitu juga dengan kecepatan angin semalam 4 -10 Knot yang bertiup dari arah tenggara kearah barat laut dan tidak mengganggu penerbangan.
Sementara untuk hari ini kecepatan angin 3-4 knot yang bertiup dari arah tenggara ke arah barat laut dan juga tidak mengganggu penerbangan ,” semalam jarak pandang normal dan kecepatan serta arah angin juga tidak mengganggu penerbangan begitu juga hari ini termasuk penerbangan ke Nias. Namun saya tidak dapat memastikan bagaimana kondisi cuaca di Nias disebabkan BMKG di Nias tidak ada koordinasi dengan BMKG Bandara Kuala Namu,” ungkapnya.
Sebelumnya, rombongan pendeta diantara J. Marbun dan Malianus Kakilay yang akan menghadiri Sidang Raya PGI di Nias, marah di Bandara Kualanamu, Selasa (11/11) siang. Mereka tertunda berangkat naik Lion Air akibat pesawat delay, hingga mereka komplain.
“Siapa yang tidak emosi. Padahal mereka yang undur dan mereka yang mengatakan kami pukul 11.00 WIB terbang. Tiba-tiba mereka yang marah pada kami,” papar Marbun lagi. “Alhasil teman saya, Malianus Kakilay spontan protes dan meggedor-gedor ruangan yang ada dan jatuh kaca hingga pecah,” sebutnya.
Padahal, sambung Marbun, mereka adalah pendeta. “Kami berangkat ke Nias karena sangat penting, yakni menghadiri sidang Raya Persatuan Gereja Indonesia (PGI) yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini. Kalau terlambat begini, apa lagi gunanya sampai ke sana, sudah terlambat pembukaan sidang tersebut yang dianggap sangat penting,” kesal Marbun.

Senada, Malianus Kakilay mengaku sangkin kesalnya dibodoh-bodohi pihak Lion Air, langsung tangannya menggedor-gedor dinding sehingga kaca yang ada jatuh dan pecah. ”Pecahnya tidak disengaja dan tidak diniatkan,” jelasnya.(cr1/trg)

No comments:

Post a Comment