KUALA NAMU –
Kaca yang pecah
di transfer desk di ruang tunggu domestik Bandara Kuala Namu International Airport (KNIA), pasca rombongan
pendeta marah, belum juga diganti. Namun PT AP II sebagai pengelola bandara,
juga tidak membuat laporan ke polisi terkait hal itu.
Duty Manager
Bandara Kuala Namu, Jasirin yang dikonfirmasi Rabu (12/11) siang, mengaku tidak
membuat laporan disebabkan masalah kaca yang pecah itu merupakan masalah kecil.
Selain itu maskapai Lion Air bersedia mengganti rugi kaca yang pecah itu.
Meskipun
begitu, lanjut Jasirin bahwa kaca yang pecah itu belum diperbaiki disebabkan
barangnya masih dipesan. Kaca itu merupakan jenis plastik berserat kaca bukan
kaca biasa sehingga barangnya masih dipesan dan memerlukan waktu. Pihak Lion
Air merasa bersalah sehingga bersedia mengganti rugi,” ungkap Jasirin.
Hal senada
diungkapkan Asisten Manajer Maskapai Lion Air di Bandara Kuala Namu, Fendi.
“Harga kacanya berapa aku tidak tahu karena yang menyediakan PT AP II, kami
(Lion Air) menyediakan dananya,” ungkapnya. Sementara terkait penumpang yang
mengamuk, Fendi beralasan hanya miss komunikasi.
“Pesawat dari Jakarta mengalami
penundaan penerbangannya sehingga terjadi salah paham dan emosi penumpang
meluap. Para penumpang itu pun langsung diberangkatkan
semalam,” jelasnya.
Sementara itu
petugas forecaster BMKG bandara Kuala Namu Desi mengungkapkan sejak semalam
tidak ada gangguan cuaca di Bandara Kuala Namu. Dengan jarak pandang mencapai
6000 -7000 meter sementara itu untuk jarak pandang hari ini mencapai 4000
meter. Begitu juga dengan kecepatan angin semalam 4 -10 Knot yang bertiup dari
arah tenggara kearah barat laut dan tidak mengganggu penerbangan.
Sementara untuk
hari ini kecepatan angin 3-4 knot yang bertiup dari arah tenggara ke arah barat
laut dan juga tidak mengganggu penerbangan ,” semalam jarak pandang normal dan
kecepatan serta arah angin juga tidak mengganggu penerbangan begitu juga hari
ini termasuk penerbangan ke Nias. Namun saya tidak dapat memastikan bagaimana
kondisi cuaca di Nias disebabkan BMKG di Nias tidak ada koordinasi dengan BMKG
Bandara Kuala Namu,” ungkapnya.
Sebelumnya,
rombongan pendeta diantara J. Marbun dan Malianus Kakilay yang akan menghadiri
Sidang Raya PGI di Nias, marah di Bandara Kualanamu, Selasa (11/11) siang.
Mereka tertunda berangkat naik Lion Air akibat pesawat delay, hingga mereka
komplain.
“Siapa yang
tidak emosi. Padahal mereka yang undur dan mereka yang mengatakan kami pukul
11.00 WIB terbang. Tiba-tiba mereka yang marah pada kami,” papar Marbun lagi.
“Alhasil teman saya, Malianus Kakilay spontan protes dan meggedor-gedor ruangan
yang ada dan jatuh kaca hingga pecah,” sebutnya.
Padahal,
sambung Marbun, mereka adalah pendeta. “Kami berangkat ke Nias karena sangat
penting, yakni menghadiri sidang Raya Persatuan Gereja Indonesia (PGI) yang
dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini. Kalau terlambat begini, apa lagi
gunanya sampai ke sana, sudah terlambat pembukaan sidang tersebut yang dianggap
sangat penting,” kesal Marbun.
Senada,
Malianus Kakilay mengaku sangkin kesalnya dibodoh-bodohi pihak Lion Air,
langsung tangannya menggedor-gedor dinding sehingga kaca yang ada jatuh dan
pecah. ”Pecahnya tidak disengaja dan tidak diniatkan,” jelasnya.(cr1/trg)
No comments:
Post a Comment