Pembunuhan 2
WNI di Hong Kong oleh bankir sukses asal Inggris, Rurik Jutting sangat
mengejutkan wanita-wanita yang pernah menjalin hubungan asmara dengannya. Termasuk Ariane Guarin,
kekasih terakhir pria berumur 29 tahun itu.
Ariane yang
bekerja di kelab malam di Filipina itu mengungkapkan, dirinya menerima pesan dari
Jutting bulan lalu. Isinya, mantan kekasihnya itu meminta Ariane untuk pergi ke
Hong Kong menemuinya.
"Apakah
kamu sudah mengurus paspormu? Kalau sudah, maukah kamu datang ke Hong Kong akhir pekan ini? Dan menginap seminggu?"
demikian pesan Jutting untuk Ariane seperti dilansir Daily Mail, Sabtu (8/11).
Kurang dari dua
pekan setelah Jutting menghubungi Ariane pada 11 Oktober lalu, izin trading
Jutting sebagai bankir investor di Hong Kong
dicabut. Kemudian pada 27 Oktober, lulusan Universitas Cambridge, Inggris itu
membunuh WNI, Sumarti Ningsih. Sampai akhirnya pada 1 November lalu, Jutting
menelepon polisi setelah membunuh wanita Indonesia lainnya, Seneng Mujiasih.
Bagi Ariane,
peristiwa pembunuhan itu membuatnya merasa sangat beruntung karena lolos dari kemungkinan
terbunuh.
"Saya
kesulitan mengajukan paspor karena saya tidak punya kartu identitas yang
valid," tutur wanita berumur 22 tahun itu.
"Dia ingin
saya menginap seminggu bersamanya namun saya tak bisa pergi tanpa paspor. Saya
merasa beruntung. Saya benar-benar bersyukur karena itu bukan saya," tutur
wanita muda itu.
Ariane hanya
berpacaran selama enam bulan dengan Jutting. Selama itu, Jutting selalu
memperlakukannya dengan baik. Pria itu juga kerap membelikannya barang-barang
mahal. Menurut Ariane, Jutting tidak punya masalah kejiwaan dan tidak pernah
kasar. Bahkan jika mereka bertengkar. "Dia akan menyerah duluan dan
bertingkah manis," kata Ariane.
Sementara,
seorang model seksi Inggris yang pernah menjalin hubungan asmara dengan pria
berumur 29 tahun itu, Sonya Dyer, sangat terkejut setelah mendengar pembunuhan
kedua WNI itu oleh Jutting. "Itu bisa saja saya (yang menjadi
korban)," tuturnya.
Model yang
dikenal dengan nama Sonya Milkshake tersebut, tak mengira kalau mantan
kekasihnya itu akan berbuat sekeji itu. Sebabnya, selama menjalin hubungan,
Jutting tak pernah berbuat jahat pada Dyer. Seorang teman Dyer mengungkapkan,
wanita tersebut pernah berpacaran dengan Jutting selama empat tahun dan tinggal
bersama di Wapping, London Timur.
"Dia
menjalin hubungan denganya (Jutting) selama empat tahun dan mereka tinggal satu
flat. Dia pikir itu bisa saja dirinya yang menjadi korban. Dia merasa
benar-benar bingung," ujar teman Dyer tersebut.
"Itu
hubungan yang serius. Mereka tinggal bersama meski tidak pernah bertunangan.
Dia (Jutting) tidak pernah memperlakukannya dengan buruk. Dia tidak pernah
memukulnya ataupun bersikap lainnya yang buruk," tuturnya.
Dyer merupakan
satu dari dua wanita Inggris yang pernah menjadi kekasih Jutting sebelum pria
itu pindah ke Hong Kong pada Juli 2013 lalu. Wanita lainnya adalah Sarah Butt
(28), bankir di perusahaan Goldman Sachs, yang bahkan pernah bertunangan dengan
Jutting, dua tahun lalu.
Hingga kini
belum diketahui motif pembunuhan keji yang dilakukan Jutting. Kepolisian Hong
Kong masih terus melakukan penyelidikan mendalam atas kasus ini. (net/bbs)
No comments:
Post a Comment