2 Cewek NTT Gagal Jadi TKI di Malaysia

MEDAN-

Harapan Maria Koe Bere (29) dan Marlina Tilman (18) bekerja di Malaysia dengan penghasilan Rp3 juta perbulannya, pupus sudah. Selama 4 hari dalam penampungan, kedua wanita asal Kupang  Provinsi Nusa Tenggara Timur ini tak kunjung diberangkatkan dan dikasi makan nasi basi.

Karena tak tahan, Minggu (16/11) sekira pukul 16.00 WIB, keduanya pun memilih melapor ke kantor polisi dengan menumpangi betor, setelah kabur dari tempat penampungan mereka. Diceritakan keduanya, kalau mereka telah ditipu dan diperlakukan secara tak manusiawi selama penampungan. Sebelumnya, di Kupang, keduanya bertemu dengan seorang wanita paruh baya bernama bu Rahman.

Pada keduanya, bu Rahman menawarkan pekerjaan menjadi pembantu rumah tangga (PRT) di Malaysia dengan gaji Rp3 juta perbulannya. Mendapat tawaran tersebut, keduanya pun menerimanya.

Tepatnya pada Rabu (12/11), dari Bandara Internasional Eltari, keduanya pun berangkat didampingi Bu Rahman dengan  menumpangi pesawat ke  Bandara Juanda hingga kembali terbang ke Medan. “Selama diperjalanan, kami dilarang berkomunikasi dengan orang lain bahkan sama keluarga,”ujar Maria.

Setibanya di Medan, Maria dan Marlina serta bu Rahman pun dijemput oleh seorang wanita bernama Sheila. Ketiganya pun dibawa Sheila ke rumahnya.

"Kami nggak ada sedikitpun dikenai biaya. Hanya berangkat saja,”lanjut ibu satu anak tersebut.

Namun selama 4 hari di rumah Sheila yang dijadikan sebagai tempat penampungan, keduanya pun curiga lantaran tak kunjung diberangkatkan ke Malaysia. "Alasannya pasport kami belum selesai. Kami terus dikurung di kamar yang ada di lantai II. Uang dan hape kami pun diambil,”kata Marlina lirih.

Kondisi itupun semakin diperparah, karena selama dalam penampungan yang mereka tak tahu lokasinya, mereka diberi makan nasi yang telah basi. "Empat hari dikurung makan nasi basi. Saat Sheila tidur, kami pun berhasil kabur karena pintu depan tak terkunci,” kata Marlina sembari mengaku pernah menjadi TKI di Malaysia selama 3,5 tahun.

"Karena rindu dengan keluarga, kami pulang ke NTT. Diduga kami hendak dijual, makanya tidak di ijinkan pulang ke kampung halaman. Jika kami tidak kabur, tak tau lagi gimana nasib kami selanjutnya,"sambung Marlina lagi.

Di kantor polisi, kedua wanita asal NTT ini hanya memohon perlindungan karena mereka hendak menunggu temannya untuk dijemput dan tinggal sementara sebelum berangkat kembali ke NTT. "Kami cuma mau pulang ke kampung halaman. Ini lagi tunggu teman yang mau jemput kami. Biar kami bisa tinggal dulu sebelum uang kiriman datang,"ujar mereka.

Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengatakan, kalau masih memeriksa keterangan kedua wanita tersebut. "Lagi kita mintai keterangan keduanya," ujarnya. (bay/han)