Monday, December 1, 2014

Warga Tuding Dinkes Medan Lambat Tangani DBD



MEDAN DELI - Meski sudah tercatat dua korban tewas terkena Demam Berdarah Dengue (DBD), namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, belum juga melakukan langkah konkret dalam menyikapi wabah penyakit yang bersumber dari nyamuk Aedes Agepti.
Hal ini diungkapkan warga pada acara reses anggota Komisi A DPRD Medan, Hj Umi Kalsum SH di Jalan Simpang Tanjung Kecamatan Medan Deli.
"Kami sudah pernah mengajukan agar secepatnya dilakukan pengasapan.  Tapi, pihak puskesmas beralasan alat mesin pogging mereka cuma satu unit. Padahal, di Kelurahan Rengas Pulau Lingkungan 27 sudah ada yang positif terkena DBD, dan kondisinya sudah urgen," ungkap Dedi (39) warga Rengas Pulau, Marelan, Sabtu (29/11).
Dia mengungkapkan bahwa warga khawatir jika di antara salah satu warga sudah positif DBD, maka radius 100 meter dari rumah korban, harus disterilkan. Untuk itu, warga mengaku sangat menyayangkan atas keterbatasan peralatan fogging yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
"Marelan dengan wilayah kecamatan yang begitu luas, apakah mampu mengatasi pencegahan DBD hanya dengan satu unit alat mesin fogging yang ada di puskesmas. Ini miris sekali, kalau pun ada keluarga kami yang terkena DBD mungkin harus tewas dulu, baru difogging," ujarnya.
Pria berpakaian serba hitam ini juga mengkritisi langkah pemerintah yang lebih banyak melakukan perundingan dari pada kerja nyata, dengan langsung turun ke masyarakat.  "Bukan sebuah penyelesaian. Kita rundingkan dulu. Warga saat ini menginginkan kerja nyata dari pemerintah," ucap Dedi disambut tepuk tangan warga lainnya.
Staf Dinas Kesehatan Kota Medan yang hadir mengakui, bahwa keterlambatan pemenuhan kebutuhan terkait fogging terkendala oleh sarana dan prasarana. Begitu pun, dalam memenuhi banyaknya permintaan fogging dari masyarakat, pihaknya terpaksa melakukan pengecekan dulu baru selanjutnya melakukan upaya pengasapan.
"Saya akui keterbatasan fasilitas membuat masyarakat merasa kurang puas. Banyaknya permintaan masyarakat, apalagi dalam kondisi cuaca seperti ini, terkadang membuat puskesmas kewalahan. Untuk itu, kami juga mempersilahkan warga untuk langsung melaporkannya ke kantor dinas, kalau memang menemukan kasus positif DBD," katanya.
Anggota Komisi A DPRD Kota Medan, Hj Umi Kalsum SH dalam kesempatan tersebut mengatakan, mengingat DBD merupakan penyakit musiman, berharap instansi terkait bisa merencanakan program pencegahan dini agar kasus DBD bisa diantisipasi dan ditekan. DBD sendiri sambung politisi PDI Perjuangan ini, pada umumnya mulai merebak saat pergantian musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya.  
"Dinas Kesehatan tentu lebih paham kapan siklus DBD berlangsung.  Namun, akan lebih baik kalau diprogramkan kegiatan pencegahan dini supaya kasus DBD bisa diminimalisir. Soal keterbatasan fasilitas alat mesin fogging disetiap kecamatan, apa yang menjadi aspirasi warga akan saya teruskan dalam rapat bersama Pemko Medan," pungkas anggota dewan asal Dapil 5 tersebut. (smg/rul)

No comments:

Post a Comment