MEDAN - “Ampun pak, ampun, jangan bunuh aku,”ujar Hendro Nainggolan, sembari melindungi wajah dengan kedua tangannya saat dihajar massa. Meski sudah memelas, tak membuat emosi massa meredam. Kepalan tangan silih berganti mendarat ke tubuh Hendro. Bahkan pria berusia 32 tahun inipun nyaris dibakar hidup-hidup oleh massa, setelah tubuhnya disiram dengan bensin.
Namun niat massa itu langsung dihentikan polisi yang tiba di lokasi kejadian. Hendro yang dihajar massa karena menjambret, pun diboyong ke Polsek Percut Seituan dengan kondisi tak mengenakan celana hingga sempaknya keliatan.
“Sial kali, memang aku menjambret tapi rugi. Tas yang kurampok hanya pakaian kotor dan uang Rp50 ribu. Tapi uang ku Rp150 ribu di kantong celana dan dompet hilang,”ujar Hendro ketika ditemui POSMETRO MEDAN, Minggu (21/12) pagi. Dikatakan pria berambut pelontos ini, bila aksinya berhasil, rencananya hasil rampokan untuk dibelikan sabu-sabu.
Amuk massa itu terjadi, berawal saat Marni Pulungan (34) hendak menjemput anak anaknya di Pasar VII Tembung. Ketika melintas di Jalan Letda Sudjono, seorang pria bersepeda motor memepet dan merampas tas yang dibawanya. Akibatnya, ibu rumah tangga warga Jalan Pukat I Mandala tersebut, jatuh dari sepeda motornya. Spontan Marnipun teriak minta tolong. Sementara pria yang merampas tas miliknya, belakangan diketahui bernama Hendro, langsung tancap gas.
Namun apes, Hendro yang berusaha kabur terjebak jalan buntu. Hendro pun ditangkap warga hingga dimassa. "Abang lihat lah ini, gara-gara dia koyak lutut ku,”ujar Marni kesal saat membuat laporan.
Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengatakan, pihaknya telah mengamankan Hendro dan sedang melakukan pemeriksaan. (mri/han)
No comments:
Post a Comment