Friday, December 12, 2014

Jasad Disiram Cairan Kimia Sebelum Dikubur

> >20 Tulang Ditemukan Rusak di Lorong Tempat Jemuran

Beberapa pekerja tengah menggali di rumah Syamsul. Tulang-tulang yang ditemukan.
MEDAN - Hari keempat penggalian di rumah Syamsul, tersangka penganiaya dan pembunuh, di Jalan Beo/Jalan Angsa, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, Kamis (11/12) siang, tim gabungan Polresta Medan, DVI Poldasu, dan Labfor Mabes Polri Cabang menemukan 20 serpihan kerangka manusia yang sudah rusak di lorong samping kediaman Syamsul, yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian.
Sebelum penggalian, petugas lebih dulu menghancurkan lantai dengan bor vibrator. Selanjutnya penggalian dilakukan secara manual. Hasilnya, petugas menemukan 20 serpihan tulang berukuran mulai 3 cm sampai berukuran 8 cm. Petugas DVI Poldasu kemudian melakukan penelitian terhadap temuan tersebut.
Malam harinya, sekira pukul 21.40 Wib, petugas kembali berhasil menemukan tulang sendi usai menggali di titik ketiga di garasi kediaman Syamsul Anwar. Tulang sendi tersebut ditemukan di kedalaman sekira 2 meter. Petugas langsung membungkus tulang tersebut dan membawanya ke ruang tamu.
“Itu bukti luar biasa. Meski jasad dikuburkan bertahun-tahun, tetap ada yang tidak hancur. Tapi yang kita temukan, tulang ini nggak utuh (rusak). Bisa saja proses alami, tapi bisa juga ada dibantu cairan kimia untuk dihancurkan,” kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, saat ditemui di lokasi penggalian rumah Syamsul, Kamis (11/12).
Mantan penyidik KPK ini menyebutkan bahwa tulang atau rangka manusia akan tetap utuh meski telah dikuburkan bertahun-tahun. Tapi, satu hal yang membuatnya heran adalah, 20 serpihan kerangka yang ditemukan justru tidak utuh.
Sayangnya, Wahyu tidak berani menyimpulkan kalau korban terlebih dahulu dimutilasi sebelum dikubur. “Belum bisa dikatakan mutilasi, masih dugaan, itu dokter yang memastikan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi yang tiba di lokasi guna melihat hasil temuan tersebut mengaku, segala kemungkinan bisa saja terjadi apakah korban dimutilasi atau tidak.
 "Bisa saja korban dimutilasi. Melihat penemuan tersebut tidak utuh. Tapi, untuk memastikan apakah itu tulang manusia atau tidak. Kita masih lakukan penelitian," ucapnya singkat.
Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta mengatakan, atas penemuan serpihan tulang di galian ke 4 tersebut, pihaknya telah berhasil menemukan 23 serpihan tulang.
 "Di hari kedua ada satu ditemukan jari tangan, hari ketiga ada 2 gigi dan tulang, dan hari keempat ada 20 serpihan tulang yang ditemukan. Jadi total ada dua puluh tiga," jabarnya. Selain itu, bebernya, petugas telah berhasil menemukan 6 celana dalam wanita, 1 gulungan rambut.
 Terkait tidak utuhnya 20 serpihan tulang, Nico menyebutkan kalau pihaknya masih menunggu keterangan resmi dari DVI Poldasu. "Kita tunggu 1 minggu ini. Soalnya, paling cepat itu hasilnya keluar 1 minggu," ungkapnya.
 Pun begitu, pihaknya juga menyelidiki apakah penghancuran tulang tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan mesin. "Masih kita selidiki. Apakah itu dihancurkan secara manual atau secara mesin," pungkasnya.
 Sementara itu, amatan POSMETRO MEDAN, di ruang tamu kediaman Syamsul tampak petugas DVI Poldasu melakukan penelitian terhadap 20 tulang tersebut. Sementara itu, radius sekira 30 meter dari kediaman tersebut tampak kerumunan warga di lokasi kejadian. Pasalnya, saat itu petugas memberi batas kepada warga supaya tidak mendekati lokasi. (ind/ras)

No comments:

Post a Comment