> >20
Tulang Ditemukan Rusak di Lorong Tempat Jemuran
Beberapa pekerja tengah menggali di rumah Syamsul. Tulang-tulang yang ditemukan. |
MEDAN - Hari
keempat penggalian di rumah Syamsul, tersangka penganiaya dan pembunuh, di
Jalan Beo/Jalan Angsa, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Medan Timur, Kamis (11/12)
siang, tim gabungan Polresta Medan, DVI Poldasu, dan Labfor Mabes Polri Cabang
menemukan 20 serpihan kerangka manusia yang sudah rusak di lorong samping
kediaman Syamsul, yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian.
Sebelum
penggalian, petugas lebih dulu menghancurkan lantai dengan bor vibrator.
Selanjutnya penggalian dilakukan secara manual. Hasilnya, petugas menemukan 20
serpihan tulang berukuran mulai 3 cm sampai berukuran 8 cm. Petugas DVI Poldasu
kemudian melakukan penelitian terhadap temuan tersebut.
Malam harinya,
sekira pukul 21.40 Wib, petugas kembali berhasil menemukan tulang sendi usai
menggali di titik ketiga di garasi kediaman Syamsul Anwar. Tulang sendi
tersebut ditemukan di kedalaman sekira 2 meter. Petugas langsung membungkus
tulang tersebut dan membawanya ke ruang tamu.
“Itu bukti luar
biasa. Meski jasad dikuburkan bertahun-tahun, tetap ada yang tidak hancur. Tapi
yang kita temukan, tulang ini nggak utuh (rusak). Bisa saja proses alami, tapi
bisa juga ada dibantu cairan kimia untuk dihancurkan,” kata Kasat Reskrim
Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, saat ditemui di lokasi penggalian rumah
Syamsul, Kamis (11/12).
Mantan penyidik
KPK ini menyebutkan bahwa tulang atau rangka manusia akan tetap utuh meski
telah dikuburkan bertahun-tahun. Tapi, satu hal yang membuatnya heran adalah,
20 serpihan kerangka yang ditemukan justru tidak utuh.
Sayangnya,
Wahyu tidak berani menyimpulkan kalau korban terlebih dahulu dimutilasi sebelum
dikubur. “Belum bisa dikatakan mutilasi, masih dugaan, itu dokter yang
memastikan,” pungkasnya.
Sementara itu,
Kapoldasu, Irjend Pol Eko Hadi yang tiba di lokasi guna melihat hasil temuan
tersebut mengaku, segala kemungkinan bisa saja terjadi apakah korban dimutilasi
atau tidak.
"Bisa saja korban dimutilasi. Melihat
penemuan tersebut tidak utuh. Tapi, untuk memastikan apakah itu tulang manusia
atau tidak. Kita masih lakukan penelitian," ucapnya singkat.
Kapolresta
Medan, Kombes Pol Nico Afinta mengatakan, atas penemuan serpihan tulang di
galian ke 4 tersebut, pihaknya telah berhasil menemukan 23 serpihan tulang.
"Di hari kedua ada satu ditemukan jari
tangan, hari ketiga ada 2 gigi dan tulang, dan hari keempat ada 20 serpihan
tulang yang ditemukan. Jadi total ada dua puluh tiga," jabarnya. Selain
itu, bebernya, petugas telah berhasil menemukan 6 celana dalam wanita, 1
gulungan rambut.
Terkait tidak utuhnya 20 serpihan tulang, Nico
menyebutkan kalau pihaknya masih menunggu keterangan resmi dari DVI Poldasu.
"Kita tunggu 1 minggu ini. Soalnya, paling cepat itu hasilnya keluar 1
minggu," ungkapnya.
Pun begitu, pihaknya juga menyelidiki apakah
penghancuran tulang tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan mesin.
"Masih kita selidiki. Apakah itu dihancurkan secara manual atau secara
mesin," pungkasnya.
Sementara itu, amatan POSMETRO MEDAN, di ruang
tamu kediaman Syamsul tampak petugas DVI Poldasu melakukan penelitian terhadap
20 tulang tersebut. Sementara itu, radius sekira 30 meter dari kediaman
tersebut tampak kerumunan warga di lokasi kejadian. Pasalnya, saat itu petugas
memberi batas kepada warga supaya tidak mendekati lokasi. (ind/ras)
No comments:
Post a Comment