Sunday, December 21, 2014

1.638 Jiwa Korban Banjir Terserang Penyakit

BELAWAN - Dari 5.425 kepala keluarga (KK) pengungsi korban banjir di Medan Utara, sebanyak 1.638 jiwa mulai terserang berbagai jenis penyakit.
Seribuan warga itu umumnya mengalami penyakit gatal-gatal, batuk, demam, flu dan diare. Sedangkan genangan air yang sebelumnya membanjiri pemukiman dan infrastruktur jalan mencapai 1 meter, kini mulai berangsur surut. Begitupun, ratusan rumah penduduk di Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Deli, masih ada yang terendam, Sabtu (20/12) kemarin.
Petugas di Posko Kesehatan Kelurahan Tangkahan, Melky boru Marbun mengungkapkan, sejak dua hari terakhir jumlah warga korban banjir yang mengalami penyakit terus bertambah. Kebanyakan diantara warga pengungsi, menderita sakit demam, batuk, diare dan penyakit gatal-gatal pada kulit.
“Pastinya selama dua hari ini, yang sakit bertambah. Ini karena kondisi udaranya dingin akibat banjir. Namun, belum ada yang sampai harus dirujuk ke rumah sakit,” kata Melky pada Sumut Pos (Grup POSMETRO MEDAN).
Melky menambahkan, warga korban banjir yang diperiksa kesehatannya adalah para lansia, dewasa, remaja dan anak-anak. Sedangkan, untuk bayi belum ada yang mengalami gangguan kesehatan.
”Untuk bayi belum ada yang kita periksa. Warga korban banjir yang berobat diantaranya berusia lansia, dewasa dan anak-anak,” lanjut dia.
Petugas tim medis dari Puskesmas Medan Labuhan ini mengaku, sejauh ini mereka belum ada mengalami kendala dalam menangani kesehatan para warga korban banjir. Berbagai peralatan seperti alat pemeriksa tekanan darah, oksigen, obat-obatan, mobil ambulans dan tenaga tim medis yang ditempatkan, semuanya sudah dalam kondisi siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi korban banjir.
“Untuk dua kelurahan ini, terdapat 5 unit posko kesehatan yang didirikan di lokasi bebas dari genangan air. Diantara posko tersebut berada di Masjid Nurul Huda Lingkungan 7, dan Gereja GMI Pardomuan Nauli Lingkungan 8 Kelurahan Tangkahan, ada juga posko kesehatan di Masjid Al Husain di Perumahan Griya Martubung Kelurahan Besar,” ungkapnya.   
Berdasarkan data diperoleh dari posko kesehatan, tercatat jumlah warga korban banjir yang berobat sebanyak 489 jiwa, dengan rincian masing-masing di Kelurahan Tangkahan mencapai 220 jiwa dan sekitar 269 warga korban banjir di Kelurahan Besar. Jumlah ini diprediksikan akan bertambah, mengingat beberapa permukiman warga masih mengalami kebanjiran.
Dari amatan Sumut Pos, dua hari pasca banjir merendam permukiman masyarakat di Kelurahan Besar dan Tangkahan, ribuan warga yang menempati tenda-tenda pengungsian, sebagian sudah mulai pulang ke rumah mereka masing-masing. Kembalinya warga, menyusul intensitas curah hujan yang sebelumnya meningkat, kemarin sudah mulai berkurang.
Para warga korban banjir tampak sibuk menguras air dan sisa kotoran akibat banjir. Bahkan, warga yang sebelumnya tak menyangka tempat tinggal mereka dilanda banjir, sibuk menjemur barang perabotan rumah tangga seperti kursi, tempat tidur, pakaian, lemari dan lainnya.
“Saya pulang ke rumah tadi pagi, untuk membersihkan rumah dan menjemur perabotan yang basah akibat terendam air,” kata Romauli boru Sihombing (39) warga Komplek UKA TKBM, Lingkungan 7, Kelurahan Tangkahan, Medan Labuhan.
Romauli menceritakan, rumahnya digenangi air mulai, Jumat dinihari sekira pukul 01.30 WIB. Ketinggian air di dalam rumah semula hanya sebatas mata kaki, tapi lama kelamaan debit air semakin dalam hingga mencapai paha orang dewasa. Akibatnya, semua barang-barang yang ada di dalam rumah terendam, karena tidak seluruhnya berhasil dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi.
“Begitu air terus naik, saya bersama keluarga langsung keluar rumah menuju ke jalan. Tapi, saat berada di luar air terus meluap dari saluran parit (drainase) dan kami langsung mengungsi menuju ke masjid Nurul Huda yang berada di komplek ini,” ungkapnya.
Kendati di dua kelurahan ini debit air mulai berangsur surut, namun di Kelurahan Sei Mati dan Martubung yang masih berada di wilayah Kecamatan Medan Labuhan, justru terkena banjir. Musibah banjir kiriman tersebut merendam ratusan permukiman warga di Perumahan TKBM Sei Mati dan Perumahan Taman Chingwan Martubung.
Lurah Sei Mati, H Thamrin Lubis mengatakan, banjir yang terjadi pada, Jumat malam itu dipicu oleh air kiriman berasal Kelurahan Besar dan Tangkahan. Persoalan banjir yang terjadi di Perumahan TKBM tersebut sebutnya, sudah dilaporkan ke BPBD Kota Medan dan akan diteruskan ke BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
“Di Perumahan TKBM ada sekitar 800 KK, sedangkan yang mulai mengalami sakit 162 orang. Untuk bantuan sembako tadi sudah kirim, termasuk bantuan 550 nasi bungkus dari pihak kelurahan dan masyarakat,” katanya.
Sedangkan di Kelurahan Martubung, menurut Edi Syahrizal selaku lurah di daerah tersebut, banjir kiriman saat ini masih menggenangi sekitar 100 unit rumah di Perumahan Taman Chingwan Indah Lingkungan 4. Edi menuturkan, meski telah berdiri tenda pengungsian dan posko kesehatan, tapi untuk fasilitas dapur umum masih belum ada. Sementara, warga korban banjir yang mengalami penyakit jumlahnya sekitar 89 jiwa.
“Untuk dapur umum ada, tapi sudah kita ajukan. Untuk sementara bantuan sembako berupa mie instant, dan tadi siang (Sabtu,red) juga ada bantuan 300 nasi bungkus,” ucap Edi Syahrizal.
Kondisi banjir yang mulai surut dan berdampak pada terjadinya gangguan kesehatan warga juga terjadi di Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dan Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli. Dari 1.558 warga korban banjir yang mengungsi, tercatat sebanyak 490 jiwa yang mengalami penyakit demam, batuk dan gatal-gatal pada kulit.
Sedangkan para warga yang tadinya mengungsi sejak pagi kemarin diantaranya sudah kembali ke rumah mereka. Warga memilih pulang ke rumah mereka masing-masing kerena mengaku, selain khawatir terlalu lama meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, juga bermaksud akan membersihkan rumah serta menjemur barang-barang mereka yang basah.
“Siang tadi saya pulang, karena selain untuk menguras genangan air. Barang-barang yang ada di dalam rumah juga berantakan, karena saat air mulai naik saya buru-buru menumpuk perabotan ke tempat tidur dan di atas lemari,” cetus Rahmad (41) warga Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli. (pm)

No comments:

Post a Comment