Wednesday, December 10, 2014

Tempo 18 Jam, 4 Pembunuh Diringkus



Kapolresta Medan Apresiasi Kapolsek Sunggal
 
Kapolresta Medan, Pol. Nico (tiga dari kanan) menunjukan barbut.,
SUNGGAL - Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta SiK SH MH memberikan apresiasi yang cukup tinggi atas kinerja yang dilakukan Kapolsek Sunggal, Aldi Subarto Sik SH MH. Sebab, kurang dari 24 jam, timnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan.
“Saya sangat bangga dan mengapresiasi tinggi atas kinerja yang dilakukan oleh Aldi Subarto Sik SH MH, Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Adi Putranto serta seluruh rekan-rekan tim yang bekerja keras untuk mengungkap kasus pembunuhan ini. Mereka bisa menangkap para pelaku dalam waktu yang cukup singkat. Hanya 18 jam,” ucap Nico Bangga, Selasa (9/12).
Dari kinerja yang dihasilkan oleh polsek Sunggal, Nico berjanji akan memberikan penghargaan terhadap kinerja yang mereka lakukan dalam waktu dekat.
“Ini prestasi. Kita akan berikan penghargaan. Harus kita beri penghargaan,” imbuh Nico sembari mengatakan, dirinya belum bisa memberitahu penghargaan apa yang akan diberikan atas kinerja membanggakan Polsek Sunggal tersebut.
Kasus pembunuhan tersebut dialami Dicky Fernando Siregar (20) warga Jl Bintang Terang, Desa Mulio Rejo, Kec Sunggal, Kab Deliserdang. Setelah penyidikan, ternyata perkara itu menyeret empat orang tersangka.
Mereka adalah Ayun Setiawan alias Nanang (23), Arma Yudha Ginting alias Yuda (19), Jefri Sitepu (24) dan Kurniawan Syahputra Ginting (18), hyang keseluruhan tinggal di Jl Bintang Terang, Desa Mulio Rejo.
Keempatnya dibekuk petugas reskim Polsek Sunggal tengah bersantai di sebuah ladang yang masih berada di kawasan Desa Bintang Terang. Ketika diringkus, para tersangka tidak melakukan perlawanan apa pun.
Dari hasil wawancara, keempatnya mengaku tega melakukan aksi pembunuhan tersebut karena terpancing emosi setelah menenggak tuak dan berselisih paham di sebuah café Rimbun Jl. Binjai Km. 13.8 Desa Sei Semayang.
Ketika itu, Yuda bersenggolan dengan Betmen Siregar, abang kandung korban. Karena di bawah pengaruh tuak, hal sepele tersebut ternyata menimbulkan pertengkaran mulut hingga Nanang Jefri dan Putra ikut membantu Yuda. "Kami minum tuaknya, terus sengolan. Kami pun mop mop an lah," ujar Nanang.
Lantaran tidak imbang, Betmen pergi meninggalkan keempat tersangka. Di luar dugaan, ternyata dia datang lagi. Kali ini tak sendiri, melainkan membawa adik kandungnya, Dicky untuk melanjutkan perselisihan di Cafe Rimbun itu.
Betmen dan Dicky kemudian mencari empat tersangka yang ternyata tengah duduk di pinggir rel kereta api di Desa Mulio Rejo bersama sorang rekannya, Sejahtera Sitepu (26).
Tanpa tanya, Fernando yang melihat mereka langsung menghantam kepala Sejahtera Sitepu--abang kandung Jefri Sitepu--menggunakan potongan besi hingga berdarah.
Para pelaku yang mengakui bahwa Sejahtera tidak ada urusan dalam perselisihan tersebut langsung emosi dan mengejar Dicky hingga ke areal persawahan. "Dipukulnya kepala abangku pake besi sample berdarah. Abangku mana ada salah. Emosilah aku," ucap jefri.
Ayun alias Nanang langsung memukul Dicky. Namun Dicky berusaha melawan dan berlari menghindari serangan Nanang.  Di tengah pelariannya, Dicky terjatuh dan tersungkur lalu mencoba memukul Nanang dengan potongn besi. Tetapi hal itu sia-sia, malah Nanang kembali membalas serangan Dicky dengan menghunuskan pisau ke dada Dicky berkali-kali.
Yudha yang terpancing emosi juga mengambil bagian untuk menghabisi nyawa Dicky. Ia menekuk lutut Dicky dan menekannya hingga menempel di dada. Selanjutnya Yuda menusuk leher Dicky sebelah kiri hingga gagangnya patah dan bagian tajam pisau lengket di leher korban dan melanjutkan pemukulan batu ke kepala korban.
Kurniawan pun tiba-tiba mendekati korban dan melayangkan memukul papan sebanyak satu kali ke wajah. Jefri yang melihat korban masih bergerak langsung mengambil sebuah bambu yang didapatinya di lokasi pembunuhan dan memukulkannya ke wajah Dicky. "Saking emosinya, kami hantam habislah dia," ungkap Jefri ingat kejadian waktu itu.
Melihat korban yang tak bernyawa lagi dengan 8 liang di dada, leher dan wajah. Para pelaku pun ketakutan dan melarikan diri bersembunyi di ladang warga yang masih berada di kawasan Jl Bintang Terang.
Menerima informasi pembunuhan tersebut, Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Adi Putranto langsung menurunkan anggotanya ke lokasi kejadian dan melakukan penyisiran terhadap para tersangka.
Hingga pukul 20.00 WIB keempatnya berhasil dibekuk. Dari para tersangka, pihak kepolisian mendapatkan tiga buah papan, satu buah pisau, satu buah batu, satu buah pisau bergagang runcing, satu buah kaos singlet dan celana pendek berlumuran darah yang dipakai korban, satu potongan bambu sebagai barang bukti saat kejadian.
Kapolsek Sunggal, AKP Aldi Subarto Sik SH MH membenarkan hal tersebut. Katanya, pengungkapan ini merupan hasil kerja keras bersama timnya. Dia juga cukup bangga karena kasus ini bisa terungkap dalam waktu 18 jam.(cr-3)

No comments:

Post a Comment