Kapolresta Medan Apresiasi Kapolsek
Sunggal
Kapolresta Medan, Pol. Nico (tiga dari kanan) menunjukan barbut., |
SUNGGAL -
Kapolresta Medan Kombes Pol Nico Afinta SiK SH MH memberikan apresiasi yang
cukup tinggi atas kinerja yang dilakukan Kapolsek Sunggal, Aldi Subarto Sik SH
MH. Sebab, kurang dari 24 jam, timnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan.
“Saya sangat
bangga dan mengapresiasi tinggi atas kinerja yang dilakukan oleh Aldi Subarto
Sik SH MH, Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Adi Putranto serta seluruh
rekan-rekan tim yang bekerja keras untuk mengungkap kasus pembunuhan ini.
Mereka bisa menangkap para pelaku dalam waktu yang cukup singkat. Hanya 18
jam,” ucap Nico Bangga, Selasa (9/12).
Dari kinerja
yang dihasilkan oleh polsek Sunggal, Nico berjanji akan memberikan penghargaan
terhadap kinerja yang mereka lakukan dalam waktu dekat.
“Ini prestasi.
Kita akan berikan penghargaan. Harus kita beri penghargaan,” imbuh Nico sembari
mengatakan, dirinya belum bisa memberitahu penghargaan apa yang akan diberikan
atas kinerja membanggakan Polsek Sunggal tersebut.
Kasus
pembunuhan tersebut dialami Dicky Fernando Siregar (20) warga Jl Bintang
Terang, Desa Mulio Rejo, Kec Sunggal, Kab Deliserdang. Setelah penyidikan,
ternyata perkara itu menyeret empat orang tersangka.
Mereka adalah
Ayun Setiawan alias Nanang (23), Arma Yudha Ginting alias Yuda (19), Jefri
Sitepu (24) dan Kurniawan Syahputra Ginting (18), hyang keseluruhan tinggal di
Jl Bintang Terang, Desa Mulio Rejo.
Keempatnya
dibekuk petugas reskim Polsek Sunggal tengah bersantai di sebuah ladang yang
masih berada di kawasan Desa Bintang Terang. Ketika diringkus, para tersangka
tidak melakukan perlawanan apa pun.
Dari hasil
wawancara, keempatnya mengaku tega melakukan aksi pembunuhan tersebut karena
terpancing emosi setelah menenggak tuak dan berselisih paham di sebuah café
Rimbun Jl. Binjai Km. 13.8 Desa Sei Semayang.
Ketika itu,
Yuda bersenggolan dengan Betmen Siregar, abang kandung korban. Karena di bawah
pengaruh tuak, hal sepele tersebut ternyata menimbulkan pertengkaran mulut
hingga Nanang Jefri dan Putra ikut membantu Yuda. "Kami minum tuaknya,
terus sengolan. Kami pun mop mop an lah," ujar Nanang.
Lantaran tidak
imbang, Betmen pergi meninggalkan keempat tersangka. Di luar dugaan, ternyata
dia datang lagi. Kali ini tak sendiri, melainkan membawa adik kandungnya, Dicky
untuk melanjutkan perselisihan di Cafe Rimbun itu.
Betmen dan
Dicky kemudian mencari empat tersangka yang ternyata tengah duduk di pinggir
rel kereta api di Desa Mulio Rejo bersama sorang rekannya, Sejahtera Sitepu
(26).
Tanpa tanya,
Fernando yang melihat mereka langsung menghantam kepala Sejahtera Sitepu--abang
kandung Jefri Sitepu--menggunakan potongan besi hingga berdarah.
Para pelaku yang mengakui bahwa Sejahtera tidak ada
urusan dalam perselisihan tersebut langsung emosi dan mengejar Dicky hingga ke
areal persawahan. "Dipukulnya kepala abangku pake besi sample berdarah.
Abangku mana ada salah. Emosilah aku," ucap jefri.
Ayun alias
Nanang langsung memukul Dicky. Namun Dicky berusaha melawan dan berlari
menghindari serangan Nanang. Di tengah
pelariannya, Dicky terjatuh dan tersungkur lalu mencoba memukul Nanang dengan
potongn besi. Tetapi hal itu sia-sia, malah Nanang kembali membalas serangan
Dicky dengan menghunuskan pisau ke dada Dicky berkali-kali.
Yudha yang
terpancing emosi juga mengambil bagian untuk menghabisi nyawa Dicky. Ia menekuk
lutut Dicky dan menekannya hingga menempel di dada. Selanjutnya Yuda menusuk
leher Dicky sebelah kiri hingga gagangnya patah dan bagian tajam pisau lengket
di leher korban dan melanjutkan pemukulan batu ke kepala korban.
Kurniawan pun
tiba-tiba mendekati korban dan melayangkan memukul papan sebanyak satu kali ke
wajah. Jefri yang melihat korban masih bergerak langsung mengambil sebuah bambu
yang didapatinya di lokasi pembunuhan dan memukulkannya ke wajah Dicky.
"Saking emosinya, kami hantam habislah dia," ungkap Jefri ingat
kejadian waktu itu.
Melihat korban
yang tak bernyawa lagi dengan 8 liang di dada, leher dan wajah. Para pelaku pun ketakutan dan melarikan diri bersembunyi
di ladang warga yang masih berada di kawasan Jl Bintang Terang.
Menerima
informasi pembunuhan tersebut, Kanit Reskrim Polsek Sunggal, Iptu Adi Putranto
langsung menurunkan anggotanya ke lokasi kejadian dan melakukan penyisiran
terhadap para tersangka.
Hingga pukul
20.00 WIB keempatnya berhasil dibekuk. Dari para tersangka, pihak kepolisian
mendapatkan tiga buah papan, satu buah pisau, satu buah batu, satu buah pisau
bergagang runcing, satu buah kaos singlet dan celana pendek berlumuran darah
yang dipakai korban, satu potongan bambu sebagai barang bukti saat kejadian.
Kapolsek
Sunggal, AKP Aldi Subarto Sik SH MH membenarkan hal tersebut. Katanya,
pengungkapan ini merupan hasil kerja keras bersama timnya. Dia juga cukup
bangga karena kasus ini bisa terungkap dalam waktu 18 jam.(cr-3)
No comments:
Post a Comment