MEDAN - Nasib malang
menimpa Albert Silitonga (28). Gara-gara dituduh sebagai pelaku perampokan,
terpaksa mendapat perawatan intensif di rumah sakit karena babak belur dihajar
2 pria di Jalan Marindal tak jauh dari Wisma Marendal
Menurut Albert
saat ditemui di lantai III Rumah Sakit Estomihi, aksi penganiayaan itu terjadi
pada Minggu(15/12) dini hari. Berawal saat dirinya tengah nongkrong di doorsmer
tempatnya bekerja. Tiba-tiba saja, ia dikejutkan datangnya Jefri minta tolong
untuk diantarkan ke arah Jalan Marindal Dalam. “Karena sudah kenal, aku pun
memboncengnya ke sana.
Tapi saat di perjalanan, kawan ku itu tiba-tiba melompat dari kereta. Rupanya,
Jefri dikejar oleh 2 pria pengendara mobil,”kata Albert.
Saat itu pula,
lanjut Albert, kedua pria yang belakangan diketahui bernama Budi dan Irfan
tersebut menghajarnya hingga babak belur. “Aku juga dikencingi mereka. Setelah
itu, aku dibawa mereka keliling-keliling naik mobil mereka ke Jalan AH Nasution
untuk mencari Jefri. Terus aku dibawa lagi ke Polsek,”beber Albert lagi.
Masih dikatakan
warga Jalan Tritura Medan ini, kalau Budi dan Irfan menuduhnya turut ikut
melempar mobil mereka."Aku sempat dibawa ke suatu tempat di daerah
Marindal dan di sana
aku dikencingi lalu jempolku digari dengan gari kecil. Aku diperlakukan seperti
teroris saja, padahal aku tidak mengetahui persoalannya,"ucap pria yang
kesehariannya bekerja di doorsmer tak jauh dari Pos Polisi Marindal tersebut.
Akibat penganiayaan tersebut, lanjut Albert, ia
pun mengalami luka robek di kepala, mata
lebam dan jempol sakit akibat diborgol. "Aku tidak terima diperlakukan
seperti ini, karena aku tidak tahu masalahnya dan akan aku ceritakan semuanya
sama Polisi. Aku juga mau bertemu langsung dengan kedua pemilik mobil itu, dan
menanyakan soal gari itu,"ujarnya sembari menahan rasa sakit.
"Kami
sudah buat laporan dan kami akan menuntut balik kasus ini. Mengapa adikku yang
tidak mengerti masalah, dipukuli sampai sekarat, dan kami terus mencari
keadilan untuk menjelaskan kasus ini,"sambung Silber Silitongan, abang
Albert yang saat itu mendampinginya di rumah sakit sembari bukti LP No.
936/XII/2014/SU/Polresta Medan/Sek
Patumbak.
Menyikapi pengaduan tersebut, Kapolsek Medan
Patumbak Kompol Andiko Wicaksono melalui Kanit Reskrim, Iptu I Kadek
mengatakan, bahwa pihaknya telkah menerima laporan Albert Silitonga dan akan
memperosesnya." Laporannya sudah kita terima dan kita masih menunggu
korban sehat, karena masih dirawat di rumah sakit,”pungkasnya.
I Kadek
memastikan, pihaknya akan menindaklanuti dan akan meminta keterangan dari kedua
belah pihak. “Makanya kita tunggu korban sehat dulu,"tegasnya.
Seperti diketahui, Budi (26), yang menjadi
korban pelemparan batu oleh orang tidak
dikenal (OTK), mengaku dirinya nyaris dirampok di Jl. Bajak II, Kel. Harjosari
ll, Kec. Medan Amplas pada 15 Desember,
dini hari lalu.
Akibatnya, kaca
mobil bagian belakang milik Budi pecah, dan satu tersangkanya babak belur
dihakimi massa.
Informasi diperoleh wartawan di lokasi
kejadian menyebutkan, peristiwa itu terjadi sekira pukul 02.00 WIB, saat itu,
Budi bersama rekanya, Irfan hendak pulang ke rumahnya di Desa Marindal I, Kec.
Patumbak, Kab. Deli Serdang usai nongkrong bersama di Kota
Medan. Namun,
ketika dirinya melitasi Jalan Bajak ll, persisnya dekat Jembatan Kanal,
beberapa pengendara sepeda motor mengejar dan melempar kaca mobil bagian
belakang hingga pecah.
Terkejut
mendapat serangan mendadak dan brutal, Budi pun menghentikan mobilnya dan turun
dari mobilnya. Namun, disaat bersamaan OTK tersebut juga berhenti dan berbalik
arah. Tak mau buruannya kabur, pria bertubuh tinggi besar itu pun mengejar OTK
yang mengedarai Vario merah putih.
Kemudian Budi menangkap pelaku dan membawanya ke Polsek Patumbak.
(gib/han)
No comments:
Post a Comment