Wednesday, December 10, 2014

Terkuak Pembongkaran & Hilangnya Jasad, Mayat Ditukar Rp20 Juta



MEDAN-   Terkuak sudah misteri pembongkaran dan hilangnya jasad dari empat kuburan di Jalan Suryadi, Kampung Agas, Pasar 5, kemarin (9/12) siang. Ternyata kejadian heboh itu tak terlepas dari andil pihak keluarga sendiri yang bertransaksi dengan pihak pengembang.
Hal tersebut diketahui saat Sobirin, salah seorang warga Kampung Agas memergoki tiga keluarga dari para mayat yang hilang itu, bertemu dengan pihak pengembang proyek industri di sebuah hotel di sekitar Jalan Cemara Asri, pada Sabtu (6/12) lalu.
Temuan warga tersebut pun disampaikan ke Petua Adat Kampung Agas, yakni Syahrum Lubis (75). Kemudian tokoh masyarakat setempat ini langsung memanggil warganya tersebut.
Benar saja. Sang petua adat dibuat terkejut, lantaran mendengar keterangan langsung dari mulut keluarga yang mayatnya sebelumnya disebut-sebut hilang itu.
Karena ternyata, 3 mayat sudah pindah di taman pemakaman Desa Seintis. Ketiga keluarga dari mayat tersebut sudah menerima uang masing-masing sebesar Rp20 juta.
"Sudah gila orang itu. Mayat saudaranya sendiri dijual Rp20 juta sama pengembang. Kan udah gak waras. Buta gara-gara uang," ujar Syahrum Lubis kepada POSMETRO.
Salah seorang keluarga dari mayat yang ayah dan abangnya dikubur serta sempat dinyatakan hilang, tidak bisa menjawab pertanyaan awak koran ini. Karena malu, Fitri (34), menutup pintu rumahnya. "Gak tau saya bang. Sudah, jangan ganggu saya," ujarnya.
Kembali kepada Syahrum Lubis. Sang ketua adat setempat itu mengaku akan mengusir keluarga yang telah menerima uang untuk memindahkan mayat keluarganya dari atas tanah adat yang disepakati menjadi tanah wakaf untuk kuburan tersebut. "Akan kami usir mereka karena telah menjadi pengkhianat. Emangnya ini tanah siapa? Ini tanah adat. Itu yang harus mereka ingat,” kesalnya.
Informasi dihimpun, keluarga yang telah menerima masing-masing uang Rp20 juta dan memindahkan mayatnya ke TPU Desa Seintis itu, di antaranya, keluarga Rizal, keluarga Abdullah Fendi dan Abdullah Sanif.
Pasca terkuaknya fakta baru ini, ketiga keluarga itu akan mencabut laporannya dari polisi. "Mereka akan mencabut laporan ke polisi. Kurang ajar kali memang. Semalam akting nangis-nangis. Rupanya mayat keluarganya pun dijualnya," ujar Sani (45) warga setempat.
Dijelaskan sejumlah warga, tanah kuburan tersebut memang sangat ingin dikuasai pihak pengembang. Sebab, lahan ini berbatasan langsung dengan Kawasan Industri Medan (KIM).
Masih keterangan dihimpun, pihak pengembang sudah melakukan banyak cara demi dapat menguasai lahan itu. Salah satunya dengan cara membayar mayat agar kuburannya dipindahkan. Hal tersebut terungkap dari salah seorang keluarga dari mayat yang masih bertahan, lantaran tidak mau menerima uang sogokan sebesar Rp20 juta. Mereka adalah keluarga Tengku Muyus.
"Kami sudah didatangi beberapa orang dari pengembang. Mereka bawa uang Rp20 juta. Tapi kami gak mau lah. Kami gak mau menyakiti hati ketua adat kami," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, 4 mayat di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Al-Ikhlas, hilang. Yakni jasad Abdullah Sanif (80), Zul Efendi (37), Rizal (43) dan Tengku Muyus (70). Syahrum Lubis (75) selaku ketua adat setempat, bersama warga langsung berbondong mendatangi pemakaman usai dikabari Kenaris. Selanjutnya dia mengabari pihak keluarga dan akhirnya mengadu ke polisi. Laporan itu dibuktikan dengan tanda terima laporan: STPL/3039/K/XII/2014/SPKT Resta Medan. (mri)

No comments:

Post a Comment