MEDAN - Bentrok
akibat rebutan tanah garapan seakan tak ada habisnya. Kali ini terjadi di lahan
eks HGU PTPN II, tepatnya di Jalan Jermal 11, Keramat Kuda, Kecamatan Percut
Sei Tuan. Dua kubu yang bersengketa saling bacok, Minggu (30/11) malam.
Akibat
pertikaian itu, situasi menjadi begitu mencekam. Sampai-sampai jalan seputar
lokasi menjadi sepi. Warga yang biasanya masih mau nongkrong di beberapa
tempat, memilih bersembunyi di rumah masing-masing.
Informasi yang
dihimpun di Polsek Percut Sei Tuan, perseteruan dua kubu tersebut, dipicu
perebutan lahan seluas 2 hektar. Beberapa saksi mata mengatakan, kejadian itu
awalnya akibat beberapa oknum pria mengendarai mobil Toyota Avanza dan sepeda
motor menyerang posko penjagaan di sekitar lahan tersebut.
Mendapat
serangan, mereka yang berada di posko pun kabur dan memanggil warga yang lain
yang juga menggarap. Akibatnya, terjadilah bentrokan lantaran keduanya saling
serang.
"Awalnya
datang orang itu naik mobil Avanza dan beberapa kereta. Ada sekitar 20-an orang
menyerang. Mereka bawa kelewang, makanya kami lari, trus memanggil kawan-kawan.
Begitu jumpa, ya mainlah jadinya," ujar Yoyok salah seorang penggarap.
Akibat dari
bentrokan tersebut, sedikitnya 3 pemuda luka terkena bacokan. Mereka dirawat di
Rumah Sakit Harapan Mama. Di antaranya, Yusuf Prianto (36) mendapat 10 jahitan
di kepala, Ilham (38) luka di tangan akibat senjata tajam, Khairum Muhar (50)
luka lebam karena dipukuli.
Ketiganya
merupakan penggarap yang tinggal di Jalan Jermal 11. Setelah dirawat beberapa
jam di rumah sakit itu, mereka langsung diperbolehkan pulang.
Kapolsek Percut
Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung Sik, membenarkan peristiwa tersebut dan
mengatakan tidak ada korban jiwa dalam bentrokan. Hanya saja beberapa orang
menderita luka-luka ringan.
"Ada
korban luka saja. Kalau yang tewas tidak ada. Bentrokan dipicu perebutan lahan
dan belum ada yang kita amankan. Namun beberapa saksi sudah kita periksa,"
ujar Kompol Ronald Sipayung Sik.
Sementara itu,
dari keterangan beberapa saksi yang berhasil ditemui awak koran ini mengatakan,
ketua dari kubu yang menyerang penggarap itu, bermarga Simbolon. Awalnya
kawanan itu menghadiri pelantikan OKP di Kecamatan Medan Polonia.
Setelah itu,
Simbolon Cs membawa beberapa anggotanya untuk menyerang lahan garapan tersebut
karena mengklaim kalau lahan garapan tersebut dulu adalah miliknya.
"Orang
Simbolon yang menyerang kami, Pak. Dia klaim tanah yang 2 hektar itu miliknya.
Dulunya, dia pernah juga menggarap di sini. Tapi sudah lama gak menggarap lagi.
Sekarang kok dia mau ngambil alih lagi?" ungkap Roni salah seorang
penggarap.
Sementara itu
beberapa anggota Simbolon yang didatangi awak koran ini mengatakan, lahan
tersebut dulunya merupakan garapan dari ketua
mereka. Namun karena tidak diurus, akhirnya diambil alih oleh pihak
penggarap. Meski beberapa kali diadakan diplomasi, namun tetap ditolak hingga
akhirnya cara terakhir pun ditempuh mereka.
"Udah
capek kami dan si bos bicara baik-baik sama mereka. Tapi mereka bandal. Malah
menantang. Makanya kami datangi. Rupanya terjadilah bentrokan itu," ujar
Anto salah seorang anggota Simbolon.
Simbolon
sendiri tidak dapat dikonfirmasi karena keberadaannya sampai saat ini belum
diketahui. Sementara itu pihak penggarap sudah membuat laporan ke Polsek Percut
Sei Tuan. Polisi pun sudah menyita parang dan beberapa senjata tajam lainnya,
namun belum mengamankan para penyerang.(mri)
No comments:
Post a Comment