LUBUKPAKAM -
Puluhan guru SD Negeri 107393 Diski mendatangi Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga (Disdikpora) Deliserdang, Jumat (5/12) siang.
Kedatangan para
pendidik itu adalah untuk melaporkan Elisabet Ginting, kepala sekolah (kasek)
mereka terkait kinerja yang dianggap telah menyalah.
Laporan
tertulis para oknum guru yang ditujukan kepada Kadisdikpora, disebutkan kalau
Elisabet sering berbicara tidak sopan kepada para guru di depan murid. Kasek
juga telah melakukan pungutan liar (pungli) terhadap murid yang pindah dari
sekolah lain.
Keterangan
Sagin, Ketua Komite SDN 107393, ada 4 murid yang baru pindah ke sekolah yang
dipimpin Elisabet. Masing-masing siswa baru tersebut dipatok biaya sebesar Rp
600 ribu.
“Ada satu siswa lagi yang
baru pindah tapi tidak jadi dikenakan biaya karena pungli yang dilakukan
(kasek-red) sudah ketahuan,” sebut Sagin.
Menurutnya,
sejak Elisabet memimpin SDN 107393, Maret lalu, sekolah sudah mendapat dana
bantuan operasional sekolah (BOS) sebanyak dua kali, berkisar Rp 44 dan Rp 50
juta.
Namun, kata
Sagin, Elisabet tidak pernah melibatkan komite sekolah maupun guru lainnya
untuk musyawarah penggunaan dana BOS.
Dikatakannya,
rehab tiga ruang belajar juga tersendat-sendat karena tukang yang dipekerjakan
hanya dua orang, itu pun jarang bekerja karena pembayaran gajinya
tersendat-sendat.
Bukan itu saja,
beber Sagin, saat proses belajar mengajar di sekolah, Elisabet juga
memerintahkan 10 orang murid mengangkat tanah timbun untuk menimbun halaman
sekolah dan rumah dinas yang akan ditempati kepala sekolah.
Masih jelasnya,
dugaan penyimpangan yang lain, Elisabet juga melakukan pemaksaan terhadap murid
untuk membeli baju batik seharga Rp 65 ribu. Padahal, kata Sagin, harga modal
pembeliannya hanya sebesar Rp 35 ribu.
“Saya kan
wali kelas. Murid ku ada 30 orang. Jadi Elisabet memberikan baju batik sebanyak
30 pcs untuk murid. Namun pembayarannya langsung potong gaji seluruhnya.
Padahal diantara murid itu masih ada yang belum membayar atau ada yang
mencicil. Kadang aku jadi nombok karena gaji ku langsung dipotong seluruhnya
oleh Elisabet untuk pelunasan baju batik murid,” beber DB, salah seorang guru.
Sekretaris
Disdikpora Deliserdang, Idris berjanji kalau pihaknya akan menyelesaikan
laporan para guru tersebut.
“Serahkan saja
ke dinas, akan beres itu. Berikan kami waktu untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut karena masih banyak masalah yang harus diselesaikan bukan hanya
masalah ini saja,” jawab Idris.
Terpisah,
Elisabet saat dikonfirmasi via seluler hanya menjawab tidak tahu dan lansgung
mematikan ponselnya. (man/rul)
No comments:
Post a Comment