Jenazah Roy saat disemayamkan di rumah duka. |
MEDAN - Roy
Frans Mendrova (18), warga Jalan Purwosari Gang Rela, Pulo Brayan Bengkel Baru,
Medan Timur ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya, Selasa (2/12)
pagi. Korban ditemukan dalam kondisi lidah menjulur dan tubuh sudah kaku.
Informasi
diperoleh dari warga sekitar lokasi, pelajar kelas III SMA Pulo Brayan Darat
(PBD) ini diduga gantung diri lantaran patah hati. Namun tidak ada yang bisa
memastikan hal ini, sebab langsung dibantah sang pacar. Motif kenekatannya mengakhiri
hidup semakin tidak jelas, karena pihak keluarga begitu tertutup.
Korban pertama
kali ditemukan adiknya yang bernama Joshua ketika hendak mandi untuk berangkat
ke sekolah. "Adiknya yang pertama lihat bang pas mau mandi. Begitu masuk
kamar mandi, adiknya langsung menjerit melihat abangnya sudah tergantung dengan
tali jemuran (nilon) di kamar mandi," ujar seorang warga bermarga Zebua.
Mengetahui
kakak kandungnya itu gantung diri, Joshua yang berusia 14 tahun itu spontan
berteriak minta tolong. Lantas, warga pun berkumpul di rumah korban untuk
mengetahui kejadian tersebut.
Petugas
Polsekta Medan Timur yang dihubungi tiba di lokasi. Personil langsung melakukan
evakuasi terhadap jenazah dan melakukan olah TKP gua penyelidikan. "Polisi
ada juga yang datang dan sudah diperiksa," sebutnya.
Salah seorang
teman dekat korban ketika diwawancarai mengaku tidak tahu pasti apa motif
korban melakukan bunuh diri. Dia menyebut, Roy memiliki sifat pendiam. "Dia
orangnya pendiam bang. Kalau ada masalah pun dia enggak mau cerita," kata
teman dekat korban bernama Bowo.
Disinggung
apakah benar korban bunuh diri karena persoalan cinta atau patah hati? Bowo mengaku
tidak tahu. "Ini ada pacarnya bang. Tanya aja langsung sama
pacarnya," ucapnya sembari menunjuk rekan di sampingnya.
Wanita bernama
Kristina Natalia boru Sirait (18) itu, langsung membantah. Perempuan warga
Pasar IV, Helvetia, ini mengatakan, hubungan
mereka tidak ada masalah.
"Kami 8
bulan pacaran. Kami nggak putus. Tadi malam aja dia ada datang ke rumah. Makan
bagus-bagus pun di rumah. Tapi dia memang tertutup orangnya. Aku nggak tahu ada
masalah apa," kata Kristina dengan mata berkaca-kaca.
Hal senada
dikatakan teman-teman sekolah Roy.
Mereka menyebutkan, korban orangnya memang tertutup dan tidak mau bercerita
kalau ada masalah di rumahnya atau pun di sekolah. "Kami kan satu kelas. Di sekolah dia Rajin
orangnya tapi pendiam," ungkap Rudi teman korban.
Orang tua
korban tutup mulut saat awak koran ini mencoba mewawancarai. Dia cuma
mengatakan, mereka masih dirundung duka. "Udahlah. Kami masih berduka.
Jangan ditanya-tanya lagi," ujar wanita itu.
Memang sebelum
korban ditemukan gantung diri, tidak ada tampak tanda-tanda akan kenekatannya.
Bahkan Roy sempat mengatakan kepada adiknya, Josua, soal keinginannya untuk
sekolah di tingkat tinggi.
Masih kata Roy waktu itu, sepertinya
keinginannya itu terkendala, karena orang tuanya masih harus membiayai
adik-adiknya. "Tadi malam, dia (Roy-red) sempat nasehati aku. Katanya ke
aku, ‘Kau harus belajar yang betul, biar gak sia-sia orang tua kita sekolahin
kita,’ gitu katanya bang," ujar adik korban menirukan kata-kata terakhir Roy.
Pun begitu, Joy
salah seorang teman korban lainnya mengaku, Roy pernah bercerita dengannya soal pacarnya
yang kerap membuatnya sakit hati karena punya banyak teman laki laki.
"Pernah
galau dia (korban_red). Katanya pacarnya itu banyak kali kawan laki-lakinya.
Nanti kalau ditegur, pacarnya itu lebih milih temannya," ungkap Joy.
Kanit Reskrim
Polsekta Medan Timur, Iptu Alexander Piliang yang dikonfirmasi mengaku,
keluarga korban enggan dilakukan otopsi terhadap jasad Frans. "Anggota
kita sudah ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Namun, mereka menolak untuk
dilakukan otopsi," aku Alex.
Ia juga
mengaku, dirinya tak bisa memastikan apa penyebab korban gantung diri.
Pasalnya, selain tak mau dilakukan otopsi, keluarga korban juga tertutup.
(mri/ris/smg)
No comments:
Post a Comment