Tuesday, December 2, 2014

Pelajar SMA Gantung Diri



Jenazah Roy saat disemayamkan di rumah duka.
MEDAN - Roy Frans Mendrova (18), warga Jalan Purwosari Gang Rela, Pulo Brayan Bengkel Baru, Medan Timur ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya, Selasa (2/12) pagi. Korban ditemukan dalam kondisi lidah menjulur dan tubuh sudah kaku.
Informasi diperoleh dari warga sekitar lokasi, pelajar kelas III SMA Pulo Brayan Darat (PBD) ini diduga gantung diri lantaran patah hati. Namun tidak ada yang bisa memastikan hal ini, sebab langsung dibantah sang pacar. Motif kenekatannya mengakhiri hidup semakin tidak jelas, karena pihak keluarga begitu tertutup.
Korban pertama kali ditemukan adiknya yang bernama Joshua ketika hendak mandi untuk berangkat ke sekolah. "Adiknya yang pertama lihat bang pas mau mandi. Begitu masuk kamar mandi, adiknya langsung menjerit melihat abangnya sudah tergantung dengan tali jemuran (nilon) di kamar mandi," ujar seorang warga bermarga Zebua.
Mengetahui kakak kandungnya itu gantung diri, Joshua yang berusia 14 tahun itu spontan berteriak minta tolong. Lantas, warga pun berkumpul di rumah korban untuk mengetahui kejadian tersebut.
Petugas Polsekta Medan Timur yang dihubungi tiba di lokasi. Personil langsung melakukan evakuasi terhadap jenazah dan melakukan olah TKP gua penyelidikan. "Polisi ada juga yang datang dan sudah diperiksa," sebutnya.
Salah seorang teman dekat korban ketika diwawancarai mengaku tidak tahu pasti apa motif korban melakukan bunuh diri. Dia menyebut, Roy memiliki sifat pendiam. "Dia orangnya pendiam bang. Kalau ada masalah pun dia enggak mau cerita," kata teman dekat korban bernama Bowo.
Disinggung apakah benar korban bunuh diri karena persoalan cinta atau patah hati? Bowo mengaku tidak tahu. "Ini ada pacarnya bang. Tanya aja langsung sama pacarnya," ucapnya sembari menunjuk rekan di sampingnya.
Wanita bernama Kristina Natalia boru Sirait (18) itu, langsung membantah. Perempuan warga Pasar IV, Helvetia, ini mengatakan, hubungan mereka tidak ada masalah.
"Kami 8 bulan pacaran. Kami nggak putus. Tadi malam aja dia ada datang ke rumah. Makan bagus-bagus pun di rumah. Tapi dia memang tertutup orangnya. Aku nggak tahu ada masalah apa," kata Kristina dengan mata berkaca-kaca.
Hal senada dikatakan teman-teman sekolah Roy. Mereka menyebutkan, korban orangnya memang tertutup dan tidak mau bercerita kalau ada masalah di rumahnya atau pun di sekolah. "Kami kan satu kelas. Di sekolah dia Rajin orangnya tapi pendiam," ungkap Rudi teman korban.
Orang tua korban tutup mulut saat awak koran ini mencoba mewawancarai. Dia cuma mengatakan, mereka masih dirundung duka. "Udahlah. Kami masih berduka. Jangan ditanya-tanya lagi," ujar wanita itu.
Memang sebelum korban ditemukan gantung diri, tidak ada tampak tanda-tanda akan kenekatannya. Bahkan Roy sempat mengatakan kepada adiknya, Josua, soal keinginannya untuk sekolah di tingkat tinggi.
Masih kata Roy waktu itu, sepertinya keinginannya itu terkendala, karena orang tuanya masih harus membiayai adik-adiknya. "Tadi malam, dia (Roy-red) sempat nasehati aku. Katanya ke aku, ‘Kau harus belajar yang betul, biar gak sia-sia orang tua kita sekolahin kita,’ gitu katanya bang," ujar adik korban menirukan kata-kata terakhir Roy.
Pun begitu, Joy salah seorang teman korban lainnya mengaku, Roy pernah bercerita dengannya soal pacarnya yang kerap membuatnya sakit hati karena punya banyak teman laki laki.
"Pernah galau dia (korban_red). Katanya pacarnya itu banyak kali kawan laki-lakinya. Nanti kalau ditegur, pacarnya itu lebih milih temannya," ungkap Joy.
Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, Iptu Alexander Piliang yang dikonfirmasi mengaku, keluarga korban enggan dilakukan otopsi terhadap jasad Frans. "Anggota kita sudah ke TKP (Tempat Kejadian Perkara). Namun, mereka menolak untuk dilakukan otopsi," aku Alex.
Ia juga mengaku, dirinya tak bisa memastikan apa penyebab korban gantung diri. Pasalnya, selain tak mau dilakukan otopsi, keluarga korban juga tertutup. (mri/ris/smg)

No comments:

Post a Comment