Sejumlah
PSK yang terjaring razia pekat dihotel.
|
TEBINGTINGGI -
Sebanyak 17 orang Pekerja Seks Komersial (PSK), dua laki-laki hidung belang dan
dua waria terjaring razia penyakit
masyarakat (Pekat) di sejumlah hotel kelas melati dan kafe remang-remang di
Kota Tebingtinggi, Rabu malam (3/12) sekira pukul 23.00 WIB.
Kegiatan Razia
Pekat dalam rangka menjelang akhir tahun 2014 dan menindak lanjuti banyaknya
laporan masyarakat, terkait praktik prostitusi yang belakangan hari semakin
meningkat. Razia gabungan digelar Dinas Sosial Tenaga Kerja (Disosnaker),
Satpol PP, Polri, TNI, PM dan Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi merazia kafe
remang-remang disepanjang Jalan AMD dan hotel kelas melati Mora, Srikandi,
Rembulan dan Losmen Delima.
Dari sejumlah
losmen dan kafe esek-esek, petugas berhasil mengamankan pasangan perempuan dan
laki-laki sebanyak dua pasang. Seluruh PSK yang terjaring bersama hidung belang
langsung di bawa ke Kantor Dinas Sosial dan Tenaga Kerja di Jalan Gunung Lauser guna mendapat pembinaan.
Kadis Sosnaker
Kota Tebingtinggi, Syaiful Fahri mengatakan, razia pekat ini merupakan kegiatan
rutin dan akan terus dilaksanakan, karena Kota Tebingtinggi kedepan harus bisa
menjadi kota yang religius dan agamais. "Mereka akan kita data, setelah
itu apabila mereka mau akan kita beri pelatihan kerajinan ketrampilan
perempuan,"jelasnya.
Ditambahkan
Fahri, bahwa para PSK yang terjaring razia diwajibkan membuat perjanjian secara
tertulis tidak akan mengulangi perbuatan dengan cara menjual diri. Disosnaker
Kota Tebingtinggi telah menyediakan fasilitas bagi PSK untuk merubah profesinya
menjadi pekerja salon, penjahit dan pelatihan kerajinan tangan.
Salah seorang
PSK, Farah (nama samaran) asal Kabupaten Batubara mengaku karena tidak memiliki
pekerjaan tetap terpaksa bekerja menjadi pelayan kafe dengan mendapat imbalan
dari pengunjung. "Terpaksa bekerja seperti ini karena tidak ada pekerjaan
tetap,"ujar janda beranak satu tersebut. (ian/smg)
No comments:
Post a Comment