Sunday, December 7, 2014

Sebelum Ditembak, Aiptu Thomson Siahaan Dikapak



 Jenazah Brimob Papua Tiba di Tobasa

TOBASA – Ditunggu sejak Rabu (2/12), akhirnya jenazah Aiptu Thomson Siahaan, tiba di rumah duka, Desa Dolok Nauli, Kec. Parmaksian, Kab. Toba Samosir, Sabtu (12/6) sekitar pukul 01.00 WIB. Sontak, jenazah personel Brimob Den A Polda Papua itu, disambut isak tangis istri dan ibunya.
Istri korban, Dorta br Pasaribu, saat ditemui New Tapanuli (Grup POSMETRO MEDAN) mengungkapkan, suaminya mulai bertugas di Kabupaten Ilaga sejak Juli 2014 yang lalu. Sejak itu juga Dorta Pasaribu dan anak-anaknya tidak pernah bertatap muka lagi dengannya.
Padahal, Dorta dan anak-anaknya juga berada di Papua, namun menetap di Asrama Brimob Jayapura. Komunikasi hanya dilakukan lewat telepon seluler. “Kalau suami saya teleponan, kalimat pertama yang diucapkanya adalah ‘Haloo Sayangku’. Kalau ada jaringan telepon ditempat bertugasnya, suami saya selalu menyempatkan untuk menanyakan kabar saya dan anak-anak,” ucap Dorta diiringi isak tangisnya.
Dorta yang hanya bisa meratapi peti jenazah suaminya mengisahkan, pada hari Rabu, (2/12), dia sedang mengawas ujian di sekolahnya. Saat pulang pulang ke rumah di perumahan Brimob Jayapura, salah seorang temannya yang juga istri Brimob menanyakan kabar suaminya. Akan tetapi temannya itu tidak memberitahu kalau Aiptu Thomson Siahaan telah meninggal.
“Saya kaget pada saat itu, salah satu teman saya yang merupakan istri Brimob menanyakan keadaan suami saya. Namun teman saya tidak memberitahu kalau suami saya ditembak oleh OPM (Organisasi Papua Merdeka). Sekitar tiga jam, komandan Brimob mendatangi rumah saya dan memberitahu, kalau suami saya tertambak dan tidak bernyawa lagi,” kisahnya.
Dorta juga mengaku sangat berat suaminya dipindahkan tugas. “Saat suami saya dipindah tugaskan ke Kabupaten Ilaga, saya sangat kuatir dan berat hati. Padahal sebelumnya suami saya sering berpidah tugas ke daerah lain yang ada di Provinsi Papua,” katanya lagi.
Aiptu Thomson juga tidak bisa pulang untuk menjumpai istri dan anaknya apabila tidak ada acara yang sangat penting. Hal itu disebbkan, transportasi dari tempat bertugas ke asrama Brimob Papua sangat sulit. “Kalau suami saya pulang dari tempat tugasnya yang ada di Kabupaten Ilaga harus memakai pesawat, sehingga untuk pulang ke ruamah sangat sulit. Biasanya suami saya pulang satu kali enam bulan,” sebut Dorta.
Dorta minta segera polisi menangkap pelaku pembunuh suaminya. Sebab, pembunuh lebih dahulu membacok lengan tangan kiri suaminya. Tak puas membacok tangan kiri, kaki kanan suaminya dipukul dengan benda keras.
“Lengan tangan suami saya patah dan hampir terpisah dan kaki kanannya dikapak lalu ditembak. Sungguh kejam pelaku pembunuh itu, apa salah suami saya sehingga begitu kejamnya mereka? Saya meminta kepada pihak kepolsiian supaya segera menangkap seluruh pelaku pembunuh  suami saya itu dan dihukum seberat-beratnya,” pintanya. Rencananya hari ini, Minggu (7/12) janzah Aiptu Thomson Siahaan akan dimakamkan tepat di belakang rumah duka di Desa Dolok Nauli, Kecamatan Parmaksian. (jn-smg/trg)

No comments:

Post a Comment