Ketiga pelaku rampok nasabah bank saat diamankan polisi. |
PEKANBARU-
Polresta
Pekanbaru menangkap tiga pelaku perampok Mulyono (58), yang tewas terjatuh di
tengah Jalan Sudirman, Pekabaru, Senin (27/10) lalu. Ketiga tersangka perampok
sadis itu, Ahmad Fauzi (37), warga Jalan Tanjung Sawit, Edison Purba (29),
warga Jalan Amalia, dan Monang Simanjuntak (34), warga Jalan Pandau Jaya, yang
semuanya merupakan warga Kabupaten Kampar. Sementara itu, satu orang pelaku
lagi berinisial YP masih dalam pengejaran dan telah ditetapkan sebagai daftar
pencarian orang (DPO).
Kapolresta
Pekanbaru, Kombes Pol Robert Haryanto Watratan saat melakukan ekpos ketiga
pelaku mengatakan, tertangkapnya ketiga pelaku berdasarkan informasi dari
masyarakat yang disampaikan kepada pihaknya melalui pesan singkat, Selasa
(28/10) pagi. Dalam pesan tersebut, melaporkan bahwa pelaku perampokan adalah
ketiga pelaku yang tinggal di Kabupaten Kampar.
Berdasarkan
informasi tersebut, kemudian polisi melakukan penyelidikan. Hasilnya, salah
satu pelaku berinisial Edison Porba diketahui keberadaannya dan kemudian
langsung dilakukan penangkapan.
''Tersangka EF
(Edison Purba) yang pertama kali diringkus saat berada di rumahnya pada Selasa
(28/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian dari keterangannya dikembangkan dan diketahui
bahwa saat itu ia beraksi bersama rekannya MS (Monang Simanjuntak) yang tinggal
di Jalan Pandau Jaya dan juga langsung diringkus Rabu (29/10) sekitar pukul
01.00 WIB. Begitu juga tersangka AF (Ahmad Fauzi) yang langsung diringkus di
rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB,'' kata Robert.
Namun sayang,
saat akan dilakukan penangkapan terhadap tersangka selanjutnya yakni YP,
tersangka melarikan diri keluar daerah dan hingga kini masih dilakukan
pengejaran. Dari hasil pemeriksaan sementara terhadap tersangka, Edison dan Monang adalah otak pelaku perampokan tersebut
dan sudah merencanakan aksi sejak Juli 2014.
''Mereka
merencanakan aksi setelah mengetahui bahwa korbannya setiap Senin pagi
melakukan penyetoran uang dalam jumlah banyak ke bank dengan menggunakan sepeda
motor dan tanpa pengawalan. Dalam rencana itu, para tersangka menamainya dengan
sebutan proyek,'' jelasnya.
Dalam
melancarkan aksinya, keempat pelaku mempunyai peran masing-masing. Yakni
tersangka Ahmad Fauzi dan Edison sebagai
pemantau dan berkendara sepeda motor yang sama, sedangkan tersangka YF sebagai
eksekutor yang menarik jaket korban dan setelah jatuh kemudian mengambil uang
lalu melarikan diri dengan sepeda motor yang dikendarai Monang.
Dari
penangkapan ketiga tersangka, petugas juga berhasil mengamankan uang tunai Rp30
juta, sepeda motor jenis Honda Revo BM 3719 QE, BPKB mobil diduga dibeli dari
hasil kejahatan, lima unit handphone, sepatu dan pakaian safari yang digunakan
salah satu tersangka saat beraksi. Dari hasil penyidikan juga terungkap, tiga
orang tersangka juga merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan yakni
Ahmad Fauzi, Monang dan YP.
''Selain empat
orang tersangka, masih berkemungkinan akan ada tersangka lainnya. Untuk itu
kami masih melakukan pengembangan lebih lanjut untuk memburu para pelaku.
Sedangkan untuk penyebab kematian korban adalah karena ia terbentur ke trotoar
saat terjatuh ditarik pelaku dan bukan karena dilukai pelaku,'' tegasnya.
Ditanya apakah
pelaku merupakan profesional karena berani beraksi di siang hari, Robert
mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan pelaku lantaran semuanya sudah
direncanakan. Dan memang lokasi yang dipilih oleh para pelaku sudah ditentukan
dan hanya berjarak beberapa meter sebelum Bank Permata dimana korban akan
menyetorkan uangnya.
''Karena sudah
dekat bank, kemudian para pelaku melancarkan aksinya. Atas perbuatannya, ketiga
tersangka dikenakan Pasal 365 KUHP yakni tentang pencurian dengan kekerasan
dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun kurungan penjara,'' tutur Robert.
Sementara itu,
tersangka Ahamd Fauzi kepada wartawan Riau Pos (grup POSMETRO MEDAN)
mengatakan, dalam aksinya kali itu mereka tidak ada rencana untuk membunuh
korban. Dan senjata tajam jenis pisau yang mereka bawa tidak ada digunakan
sedikitpun untuk melukai korbannya.
''Kami pun
terkejut kalau korbannya bisa sampai tewas, tidak ada rencana kami sedikitpun
untuk membunuh. Dan pisau yang dibawa hanya untuk berjaga-jaga dan
menakut-nakuti. Rencana perampokan ini sudah lama kami rencanakan karena sering
lihat korban membawa uang dan tanpa pengawalan dan rencana itu kami sebut dengan
sebutan proyek,'' tuturnya.(s/rpg)
No comments:
Post a Comment