SIANTAR-
Dewi (25) meninggal dunia setelah tertimpa
tembok drainase yang ada di samping rumah Gordon Sitorus (48) Jalan Nagur, Gang
Manunggal Ujung, Kelurahan Suka Dame, Siantar Utara, Sabtu (25/10) sekira pukul
19.00 WIB.
Ratusan warga terus berdatangan melihat rumah
milik Gordon yang bagian sampingnya roboh akibat tertimpa tembok drainase.
Selain itu, warga juga melihat jenaazah Dewi yang disemayamkan di rumahnya di
Gang Manunggal, Kelurahan Martoba, Siantar Utara atau sekitar 200 meter dari
lokasi kejadian. Warga yang baru datang terlihat terus menanyakan kronologis
kejadian tersebut. Rumah berdindingkan papan milik Gordon terlihat hancur
berantakan dan barang-barang rumah tangga berserakan di dalam rumah bercat
putih tersebut.
Pihak kepolsian dari Polsek Siantar Utara
terlihat sudah di lokasi kejadian dan sudah melakukan olah TKP. Selain itu,
warga juga sudah menghubungi pihak kecamatan agar datang ke lokasi kejadian.
Warga juga mulai sibuk untuk memasang tenda di rumah duka yang berdinding
papan. Isak tangis dari suami Dewi terdengar jelas dari depan rumah duka.
Selain itu, terdengar jelas suara pelayat yang membaca Al-quran.
Salah seorang warga yang ditemui di lokasi
kejadian mengatakan bahwa kejadian tersebut saat hujan lebat yang mengguyur
Kota Siantar sekitarnya. Selain itu, tembok drainase tersebut juga kerap bocor
sebelum kejadian tersebut. “Selama ini memang tembok itu sudah bocor, tapi
tetap saja dibiarkan,” terang warga yang ditemui di rumah Gordon.
Selain itu, warga juga mengatakan korban juga
baru sekitar dua bulan menikah dengan Ali Sahbana dan Dewi sedang hamil muda.
“Dia (Dewi, red) dua bulan tinggal di sini, karena menikah sama Bana,” terang
warga lagi.
Sementara, Gordon yang ditemui di rumah duka
mengatakan, Dewi merupakan keluarganya dan sekira pukul 18.00 WIB ia datang ke
rumahnya hendak menemui Santika (19) anaknya. “Dia datang sebelum hujan, pas
kejadian dia sama anakku sedang mengobrol dan keduanya sama-sama duduk
bersandar tembok,” jelasnya.
Menurut cerita Gordon, saat itu anaknya sedang
bercerita dengan Dewi. Saat itu, ia mendengar suara gemuruh akibat tembok yang
mulai roboh. Selanjutnya, anaknya sempat teriak dan lompat dari tempatnya
duduk. Namun, saat itu Dewi tidak sempat melarikan diri. “Anakku sempat dengar
suara temboknya jatuh, anakku langsung lompat tapi Dewi enggak sempat dan
langsung tertimpa tembok itu,” jelasnya.
Mendengar suara teriakan dan benturan kuat ia
langsung keluar kamar dan melihat anaknya sudah menangis meminta tolong dan ia
tidak melihat Dewi. Santika mengatakan bahwa Dewi berada di reruntuhan tembok.
Ia sontak mencoba mengangkat tembok tersebut namun usahanya sia-sia karena
besarnya matrial tembok. “Aku sudah dibantu sama menantuku, tapi tetap saja
enggak kuat karena temboknya besar dan berat. Sampai kami meminta bantuan
tetangga,” terangnya.
Meski sudah ada sekitar 10 orang, usaha mereka
juga tidak membuahkan hasil, tembok yang beratnya sekitar satu ton tersebut
tidak dapat diangkat. Berselang setengah jam, Dewi berhasil dievakuasi namun
nyawanya tidak tertolong. “Kami terpaksa pecahkan temboknya, kalau kami mau
angkat tidak akan mungkin meski sudah ada 50 orang,” terangnya.
Ia menjelaskan, tidak ada suara Dewi yang
tetimpa tembok. Diduga Dewi langsung meninggal dunia setelah tertimpa tembok
tersebut. “Sejak pertama ditimpa enggak ada suaranya,” cetusnya.
Sejak itu, warga memutuskan untuk memecahkan
tembok tersebut dan akhirnya Dewi baru bisa dievakuasi dan langsung dibawa ke
rumah duka. Ia mengatakan, tembok tersebut dibangun sekitar tahun 2010 oleh
pemilik tanah. Hanya saja, tiga bulan terakhir tembok tersebut bocor sehingga
air terus mengalir melalui halaman rumahnya. Ia sendiri sudah memberitahukan
hal tersebut kepada pemilik rumah. Tetapi tidak ada tanggapan yang berikan
pemilik tanah.
Selain itu, tembok tersebut tidak dipasang
besi cor hanya pemasangan batu padas saja dan diduga tembok drainase yang
tingginya sekitar tiga meter tersebut pondasinya sudah tidak memadai dengan
bocornya tembok tersebut. “Airnya terus mengalir dari depan rumahku, makanya
aku sudah takut kalau itu akan roboh tapi benar-benar kejadian,” jelasnya.
Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya Dewi
memang kerap datang ke rumahnya untuk bermain dengan anaknya. Ia menegaskan,
sebelum kejadian tidak ada pertanda aneh dari Dewi. “Dia enggak ada ngasih
tanda apa-apa sebelum pergi, ya kayak biasa saja,” ucapnya lagi. (lud/smg/bd)
No comments:
Post a Comment