Sunday, October 26, 2014

Wanita Hamil Tewas Tertimpa Tembok

SIANTAR-
 Dewi (25) meninggal dunia setelah tertimpa tembok drainase yang ada di samping rumah Gordon Sitorus (48) Jalan Nagur, Gang Manunggal Ujung, Kelurahan Suka Dame, Siantar Utara, Sabtu (25/10) sekira pukul 19.00 WIB.
 Ratusan warga terus berdatangan melihat rumah milik Gordon yang bagian sampingnya roboh akibat tertimpa tembok drainase. Selain itu, warga juga melihat jenaazah Dewi yang disemayamkan di rumahnya di Gang Manunggal, Kelurahan Martoba, Siantar Utara atau sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Warga yang baru datang terlihat terus menanyakan kronologis kejadian tersebut. Rumah berdindingkan papan milik Gordon terlihat hancur berantakan dan barang-barang rumah tangga berserakan di dalam rumah bercat putih tersebut.
 Pihak kepolsian dari Polsek Siantar Utara terlihat sudah di lokasi kejadian dan sudah melakukan olah TKP. Selain itu, warga juga sudah menghubungi pihak kecamatan agar datang ke lokasi kejadian. Warga juga mulai sibuk untuk memasang tenda di rumah duka yang berdinding papan. Isak tangis dari suami Dewi terdengar jelas dari depan rumah duka. Selain itu, terdengar jelas suara pelayat yang membaca Al-quran.
 Salah seorang warga yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan bahwa kejadian tersebut saat hujan lebat yang mengguyur Kota Siantar sekitarnya. Selain itu, tembok drainase tersebut juga kerap bocor sebelum kejadian tersebut. “Selama ini memang tembok itu sudah bocor, tapi tetap saja dibiarkan,” terang warga yang ditemui di rumah Gordon.
 Selain itu, warga juga mengatakan korban juga baru sekitar dua bulan menikah dengan Ali Sahbana dan Dewi sedang hamil muda. “Dia (Dewi, red) dua bulan tinggal di sini, karena menikah sama Bana,” terang warga lagi.
 Sementara, Gordon yang ditemui di rumah duka mengatakan, Dewi merupakan keluarganya dan sekira pukul 18.00 WIB ia datang ke rumahnya hendak menemui Santika (19) anaknya. “Dia datang sebelum hujan, pas kejadian dia sama anakku sedang mengobrol dan keduanya sama-sama duduk bersandar tembok,” jelasnya.
 Menurut cerita Gordon, saat itu anaknya sedang bercerita dengan Dewi. Saat itu, ia mendengar suara gemuruh akibat tembok yang mulai roboh. Selanjutnya, anaknya sempat teriak dan lompat dari tempatnya duduk. Namun, saat itu Dewi tidak sempat melarikan diri. “Anakku sempat dengar suara temboknya jatuh, anakku langsung lompat tapi Dewi enggak sempat dan langsung tertimpa tembok itu,” jelasnya.
 Mendengar suara teriakan dan benturan kuat ia langsung keluar kamar dan melihat anaknya sudah menangis meminta tolong dan ia tidak melihat Dewi. Santika mengatakan bahwa Dewi berada di reruntuhan tembok. Ia sontak mencoba mengangkat tembok tersebut namun usahanya sia-sia karena besarnya matrial tembok. “Aku sudah dibantu sama menantuku, tapi tetap saja enggak kuat karena temboknya besar dan berat. Sampai kami meminta bantuan tetangga,” terangnya.
 Meski sudah ada sekitar 10 orang, usaha mereka juga tidak membuahkan hasil, tembok yang beratnya sekitar satu ton tersebut tidak dapat diangkat. Berselang setengah jam, Dewi berhasil dievakuasi namun nyawanya tidak tertolong. “Kami terpaksa pecahkan temboknya, kalau kami mau angkat tidak akan mungkin meski sudah ada 50 orang,” terangnya.
 Ia menjelaskan, tidak ada suara Dewi yang tetimpa tembok. Diduga Dewi langsung meninggal dunia setelah tertimpa tembok tersebut. “Sejak pertama ditimpa enggak ada suaranya,” cetusnya.
 Sejak itu, warga memutuskan untuk memecahkan tembok tersebut dan akhirnya Dewi baru bisa dievakuasi dan langsung dibawa ke rumah duka. Ia mengatakan, tembok tersebut dibangun sekitar tahun 2010 oleh pemilik tanah. Hanya saja, tiga bulan terakhir tembok tersebut bocor sehingga air terus mengalir melalui halaman rumahnya. Ia sendiri sudah memberitahukan hal tersebut kepada pemilik rumah. Tetapi tidak ada tanggapan yang berikan pemilik tanah.
 Selain itu, tembok tersebut tidak dipasang besi cor hanya pemasangan batu padas saja dan diduga tembok drainase yang tingginya sekitar tiga meter tersebut pondasinya sudah tidak memadai dengan bocornya tembok tersebut. “Airnya terus mengalir dari depan rumahku, makanya aku sudah takut kalau itu akan roboh tapi benar-benar kejadian,” jelasnya.

 Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya Dewi memang kerap datang ke rumahnya untuk bermain dengan anaknya. Ia menegaskan, sebelum kejadian tidak ada pertanda aneh dari Dewi. “Dia enggak ada ngasih tanda apa-apa sebelum pergi, ya kayak biasa saja,” ucapnya lagi. (lud/smg/bd)

No comments:

Post a Comment