Sunday, October 26, 2014

Laga Kambing, Kedua Pengendara Tewas

Kedua sepeda motor yang ringsek diamankan polisi.
SIBOLGA-
 Dua sepedamotor yang datang dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi, tewas akibat tabrakan di jalinsum Padangsidimpuan km 5-6 kelurahan Tano Ponggol, Kecamatan Sarudik, Tapteng, tepatnya di depan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Wasliyah, Sabtu (25/10) pukul 01.00 WIB dini hari.
 Pengendara yang tewas masing-masing, Hendry Sihotang (51) warga Kelurahan Batunadua Julu, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, yang mengendarai kreta Ninja warna hijau tanpa nomor polisi dan Elpijar Juliandi Aritonang (24) alias Juli, warga Jalan Jompol, Kelurahan Pancuran Pinang, Kecamatan Sambas yang mengendarai Honda Beat BB 4289 NJ.
 Sedangkan dua orang lainnya, teman boncengannya, Darman Suryadi (21) warga Jalan Bawal, Kelurahan Pancuran Pinang, Kecamatan Sambas dan Arpan Sitanggang (25) warga Jalan Kali Baru, Kecamatan Barus, Tapteng, selamat dan mengalami luka serius dan patah tulang.
 Kapolres Tapteng AKBP Misnan melalui Kasat Lantas AKP Baginda Sitohang ketika dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut. Diterangkannya, dari keterangan warga sekitar yang melihat kejadian kalau sepedamotor yang dikendarai Hendry datang dari arah Sibolga hendak pulang ke kampung halamannya Tapsel. Sedangkan Elpijar dan dua temannya datang dari arah berlawanan bermaksud hendak pulang ke rumahnya masing-masing.
Saksi melihat keduanya melaju di keheningan malam dengan kecepatan tinggi. Dan keduanya berusaha menghindari jalan berlubang yang kerap dikeluhkan oleh pengguna jalan. "Menurut saksi mata kalau laju kendaraan mereka kencang. Memang kondisi malam jalanan sepi. Dan kendaraan Elpijar terlalu mengambil ke sebelah kanan sehingga terjadi tabrakan," terangnya, Sabtu (25/10).
Masih kata Kasat Lantas, kedua pengendara menghembuskan nafas terakhir sebelum sempat dibawa ke rumah sakit. Saat dievakuasi, petugas mencium dari mulut Elpijar dan kedua rekannya bau minuman keras. "Kemungkinan ketiganya dalam keadaan mabuk. Karena tercium bau minuman keras dari mulut ketiganya," ungkapnya.
Jasad Hendry dibawa ke Rumah Sakit Pandan untuk divisum sebelum dibawa ke kampung halamannya. Sedangkan, ketiga korban lainnya dibawa ke rumah sakit FL Tobing Sibolga. Dan usai divisum, jenazah keduanya langsung dibawa pulang oleh keluarganya untuk disemayamkan. "Korban dibagi dua. Satu ke rumah sakit Pandan dan tiga lagi ke rumah sakit Sibolga. Karena, awalnya kita telepon ambulans Rumah Sakit Pandan. Karena datangnya kelamaan, kita coba hubungi lagi Rumah Sakit Sibolga. Ternyata keduanya datang bersamaan. Makanya korban dibagi dua," jelas Baginda.
Menurutnya, karena kondisi kedua rekan Juli masih dalam keadaan sekarat, petugas belum juga dapat mengambil keterangan. "Keduanya belum bisa kita mintai keterangan karena keduanya belum dapat diajak bicara," katanya.
Sedangkan kedua sepedamotor korban yang sudah dalam keadaan rusak parah diamankan di kantor Lantas Tapteng.
 >> Anak Penurut Itu Pergi Selamanya
 Juli nama panggilan sehari-hari Elpijar, dikenal ramah di lingkungan rumahnya. Dan di mata teman-temannya, Juli juga seorang anak yang turut kepada kedua orangtuanya. Semasa hidup, Juli pernah sebagai pegawai honor di Pemko Sibolga tepatnya di kantor SatPol PP.
 Kemudian, Juli bekerja di Pengadilan Negeri (PN) Sibolga. Beberapa bulan mengabdi di PN, Juli keluar dan bekerja di salah satu perusahaan cold storage di Pondok Batu hingga sehari sebelum kecelakaan tersebut terjadi.
 Sedangkan kedua rekannya bekerja sebagai pelaut. Dan kapal mereka baru bersandar, Jumat (24/10) sore. "Kalau Darman dan Arpan baru kemarin sore kapalnya nyandar. Jadi, mumpung lagi ada uang, mereka peri jalan-jalan," ungkap seorang pria, teman ketiga korban yang tak ingin namanya disebutkan.
 Kini Darman dan Arpan telah dibawa berobat tradisional ke sekitar Kecamatan Barus, untuk mengobati patah tulang yang dialami keduanya. "Sudah dibawa ke Barus berobat kampung (tradisional)," bebernya diamini dua rekannya yang lain yang ditemui di rumah duka.
 Diterangkan, rencananya jenazah Juli akan dimakamkan Senin (27/10). Sebab keluarga masih menunggu kedatangan kakak perempuan korban yang sudah dalam perjalanan dari Jakarta. "Permintaan kakaknya dari Jakarta, disuruh nunggu. Jadi direncanakan Senin baru dikebumikan," pungkasnya.

 Sementara kedua orangtua Juli tampak bersedih meratapi wajah anak kesayangannya yang terbaring tak bernyawa. (ts/smg/bd)

No comments:

Post a Comment