Kedua sepeda motor yang ringsek diamankan polisi. |
SIBOLGA-
Dua sepedamotor yang datang dari arah
berlawanan dengan kecepatan tinggi, tewas akibat tabrakan di jalinsum
Padangsidimpuan km 5-6 kelurahan Tano Ponggol, Kecamatan Sarudik, Tapteng, tepatnya
di depan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Al-Wasliyah, Sabtu (25/10) pukul
01.00 WIB dini hari.
Pengendara yang tewas masing-masing, Hendry
Sihotang (51) warga Kelurahan Batunadua Julu, Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua, yang mengendarai kreta Ninja warna hijau tanpa nomor polisi dan
Elpijar Juliandi Aritonang (24) alias Juli, warga Jalan Jompol, Kelurahan
Pancuran Pinang, Kecamatan Sambas yang mengendarai Honda Beat BB 4289 NJ.
Sedangkan dua orang lainnya, teman
boncengannya, Darman Suryadi (21) warga Jalan Bawal, Kelurahan Pancuran Pinang,
Kecamatan Sambas dan Arpan Sitanggang (25) warga Jalan Kali Baru, Kecamatan
Barus, Tapteng, selamat dan mengalami luka serius dan patah tulang.
Kapolres Tapteng AKBP Misnan melalui Kasat
Lantas AKP Baginda Sitohang ketika dikonfirmasi, membenarkan kejadian tersebut.
Diterangkannya, dari keterangan warga sekitar yang melihat kejadian kalau
sepedamotor yang dikendarai Hendry datang dari arah Sibolga hendak pulang ke
kampung halamannya Tapsel. Sedangkan Elpijar dan dua temannya datang dari arah
berlawanan bermaksud hendak pulang ke rumahnya masing-masing.
Saksi melihat
keduanya melaju di keheningan malam dengan kecepatan tinggi. Dan keduanya
berusaha menghindari jalan berlubang yang kerap dikeluhkan oleh pengguna jalan.
"Menurut saksi mata kalau laju kendaraan mereka kencang. Memang kondisi
malam jalanan sepi. Dan kendaraan Elpijar terlalu mengambil ke sebelah kanan
sehingga terjadi tabrakan," terangnya, Sabtu (25/10).
Masih kata
Kasat Lantas, kedua pengendara menghembuskan nafas terakhir sebelum sempat
dibawa ke rumah sakit. Saat dievakuasi, petugas mencium dari mulut Elpijar dan
kedua rekannya bau minuman keras. "Kemungkinan ketiganya dalam keadaan
mabuk. Karena tercium bau minuman keras dari mulut ketiganya," ungkapnya.
Jasad Hendry
dibawa ke Rumah Sakit Pandan untuk divisum sebelum dibawa ke kampung
halamannya. Sedangkan, ketiga korban lainnya dibawa ke rumah sakit FL Tobing
Sibolga. Dan usai divisum, jenazah keduanya langsung dibawa pulang oleh
keluarganya untuk disemayamkan. "Korban dibagi dua. Satu ke rumah sakit
Pandan dan tiga lagi ke rumah sakit Sibolga. Karena, awalnya kita telepon
ambulans Rumah Sakit Pandan. Karena datangnya kelamaan, kita coba hubungi lagi
Rumah Sakit Sibolga. Ternyata keduanya datang bersamaan. Makanya korban dibagi
dua," jelas Baginda.
Menurutnya,
karena kondisi kedua rekan Juli masih dalam keadaan sekarat, petugas belum juga
dapat mengambil keterangan. "Keduanya belum bisa kita mintai keterangan
karena keduanya belum dapat diajak bicara," katanya.
Sedangkan kedua
sepedamotor korban yang sudah dalam keadaan rusak parah diamankan di kantor
Lantas Tapteng.
Juli nama panggilan sehari-hari Elpijar,
dikenal ramah di lingkungan rumahnya. Dan di mata teman-temannya, Juli juga
seorang anak yang turut kepada kedua orangtuanya. Semasa hidup, Juli pernah
sebagai pegawai honor di Pemko Sibolga tepatnya di kantor SatPol PP.
Kemudian, Juli bekerja di Pengadilan Negeri
(PN) Sibolga. Beberapa bulan mengabdi di PN, Juli keluar dan bekerja di salah
satu perusahaan cold storage di Pondok Batu hingga sehari sebelum kecelakaan
tersebut terjadi.
Sedangkan kedua rekannya bekerja sebagai
pelaut. Dan kapal mereka baru bersandar, Jumat (24/10) sore. "Kalau Darman
dan Arpan baru kemarin sore kapalnya nyandar. Jadi, mumpung lagi ada uang,
mereka peri jalan-jalan," ungkap seorang pria, teman ketiga korban yang
tak ingin namanya disebutkan.
Kini Darman dan Arpan telah dibawa berobat
tradisional ke sekitar Kecamatan Barus, untuk mengobati patah tulang yang
dialami keduanya. "Sudah dibawa ke Barus berobat kampung
(tradisional)," bebernya diamini dua rekannya yang lain yang ditemui di
rumah duka.
Diterangkan, rencananya jenazah Juli akan
dimakamkan Senin (27/10). Sebab keluarga masih menunggu kedatangan kakak
perempuan korban yang sudah dalam perjalanan dari Jakarta . "Permintaan kakaknya dari Jakarta , disuruh nunggu.
Jadi direncanakan Senin baru dikebumikan," pungkasnya.
Sementara kedua orangtua Juli tampak bersedih
meratapi wajah anak kesayangannya yang terbaring tak bernyawa. (ts/smg/bd)
No comments:
Post a Comment