MEDAN-PM
Empat kawanan perampok bersenjata api kembali
beraksi. Kali ini giliran Armadi (30), warga Jl. Krakatau Medan yang jadi
korban, Minggu (12/10) sekira pukul 20.00 WIB. Akibat peristiwa ini, pria yang bekerja sebagai pemborong
sumur bor itu harus merelakan mobil Honda City BK 1163 GI, dompet berisi uang
Rp2 juta dan ATM berisi uang Rp90 juta berikut pin-nya dibawa kabur sama
pelaku.
Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN, perampokan
ini bermula saat korban berangkat dari rumah untuk menarik uang Rp5 juta di ATM
Bank Sumut kawasan Simpang Limun Medan. Rencananya uang tersebut ingin ia
serahkan pada pamannya yang tinggal di kawasan Tandem Binjai sebagai biaya
proyek pembuatan sumur bor. Singkat cerita, usai menarik uang, Armadi
melanjutkan perjalanan ke Binjai. Tak lama setelah menyerahkan uang Rp3 juta
pada sang paman, korban pun berniat pulang.
Namun apes menimpa Armadi. Saat melintasi di
Jl. Asrama, Kec Medan Helvetia tak jauh
dari kantor Perpajakan, ban belakang mobil yang dikemudikannya mendadak kempes.
Tak ada firasat buruk, korban pun turun dan menggantinya dengan ban serap.
Namun tak lama setelah ban terpasang, tiba-tiba korban dihampiri 4 pria bersebo
mengendarai sepeda motor sport. Sembari menenteng pistol, pelaku menyuruh
korban menyerahkan semua harta benda miliknya. Semula korban yang tak terima
sempat memberi perlawanan dan duel dengan pelaku.
Karena kalah jumlah dan salah seorang pelaku
menodong kepalanya dengan pistol membuat korban tak berdaya, hingga merelakan
mobil,dompet dah ATM-nya dibawa kabur sama pelaku. Bukan itu saja, pelaku juga
memaksa korban memberikan pin ATM-nya. Korban ditinggal seorang diri di lokasi.
Setelah itu, korban menghubungi temannya yang merupakan anggota Polsek Medan
Barat, kemudian mendatangi Polsek Helvetia guna membuat laporan. Kepada
petugas, Armadi menjelaskan, bahwa dirinya telah dibuntuti sejak dari kawasan Jl.
Medan-Binjai.
"Aku mau pulang kemaren bang. Jadi aku
sudah menduga waktu di Jl. Medan Binjai aku udah diikuti sama orang ini. Yang
aku herankan, kenapa tiba-tiba ban aku kempes, pas di Jl. Asrama itu. Kupasanglah
ban serap, setelah selesai barulah datang orang itu," kenangnya. Masih
kata Armadi, pelaku sempat mengancam akan membunuhnya apabila tak
memberitahukan pin ATM miliknya. “Makanya aku kasi nomor pinku, itu pun udah
dipukuli aku sama orang-orang itu. Cemanalah ini, padahal bulan 4 nanti aku mau
menikah bang. Modal untuk nikah ada di dalam ATM itu," lirihnya.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Helvetia AKP Ronny
Bonnic mengaku telah menerima laporan korban dan akan melakukan penyelidikan. "Kita
telah menerima laporan korban. Dan akan kita upayakan semaksimal mungkin untuk
mengungkap kasus tersebut," bebernya. Dijelaskannya, akan melakukan
antisipasi para pelaku kejahatan jalanan di wilayah hukum Polsekta Helvetia. "Kita
akan melakukan antisipasi dengan melakukan patroli rutin di titik-titik rawan.
Saya juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati saat melintas di
kawasan sepi dan tidak membawa uang terlalu berlebih berikut barang-barang
berharga serta perhiasan yang terlalu mencolok," tandasnya. (ind/deo)
No comments:
Post a Comment