ASAHAN-
Tiga orang tewas dalam peristiwa kapal
tenggelam di perairan Pulau Berhala, Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan 11
awak buah kapal (ABK) lainnya selamat. Para
korban tenggelam itu ditemukan, Rabu (29/10). Jenazahnya kemudian dievakuasi ke
Kota Tanjungbalai.
Korban yang ditemukan tewas adalah Ariyanto
(24) merupakan nakhoda kapal, Khairul (19) dan Khaidir (19) berstatus sebagai
ABK.
Tenggelamnya Kapal Motor (KM) nelayan Bintang
Makmur asal Kota Tanjungbalai itu diketahui terjadi, Senin (27/10) sekitar
pukul 02.00 WIB di Perairan Pulau Berhala.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari
ruangan instalasi jenazah Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Tengku Mansyur Kota
Tanjungbalai, menyebutkan, kapal naas itu berangkat dari Desa Sei Nangka, Kec.
Sei Kepayang, Kab. Asahan, Senin (20/10).
Lantas Senin (27/10) dinihari , saat berada di
sekitar Pulau Berhala, cuaca buruk melanda sehingga membuat anak buah kapal
melabuhkan jangkar. Angin kencang yang terus berlanjut membuat kapal oleng dan
terbalik. Akibatnya, seluruh penumpang tercebur ke laut.
Beruntung, ke 11 ABK berhasil meraih
benda-benda yang mengapung di sekitar mereka. Namun 3 penumpang lainnya,
Hariyanto (25), Khairul Bahri (17) dan Khaidir (14) tenggelam.
Berselang beberapa jam, Ardianto (24) dan
Khairul (19) berhasil ditemukan teman sesama nelayan tak jauh dari kapal yang
karam. Sedangkan Khaidir (19) beberapa jam kemudian. Direncanakan, kedua
jenazah akan segera dikebumikan di kampung halaman masing-masing.
Peristiwa terbaliknya KM Bintang Makmur di
perairan Pulau Berhala, terjadi begitu singkat. Para
penumpang kala itu dalam kondisi tertidur lelap.
“Kejadianya begitu singkat, posisinya saat itu
kami semua sedang tidur dan tiba-tiba badan kapal sudah terguling sehingga kami
berhamburan menyelamatkan diri di antara barang-barang yang ada di kapal itu,”
ungkap Prayitno (49), juru mesin KM Bintang Makmur yang selamat dalam kejadian
naas itu.
Menurut pria yang sudah memiliki enam orang
cucu itu, saat badan kapal terguling dan masuk ke dasar laut, ia dan kesepuluh
rekannya bertahan dengan menggunakan pelampung jangkar.
"Kami sebelas orang bertahan, sedangkan
tiga orang rekan kami tidak tampak dan bahkan kami terus berteriak
memanggil-manggil nama ketiganya," ujar Prayitno.
Sepengetahuan Prayitno, ketiga korban yang
tewas malam itu tidur di dalam kabin. Karena itu ia menduga Ariyanto, Khairul
dan Khaidir terperangkap di dalam kabin ketika kapal terguling dan tenggelam.
“Mereka tidur di kabin tekong (nakhoda),
mungkin mereka terjebak di dalam kabin sehingga tidak sempat menyelamatkan
diri,” tandasnya.
"Saya sudah lebih 30 tahun bekerja
sebagai ABK di kapal nelayan penangkap ikan dan baru kali ini mengalami
naas," ungkap pria yang mengaku akan tetap melaut demi menopang hidup
keluarganya.
Sementara itu,
Dir Pol Air Poldasu, Kombes Teguh Mujanto menjelaskan bahwa tenggelamnya KM
Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala karena diduga dihantam ombak sehingga
kapal bocor dan karam.
"Kejadiannya Senin (27/10) lalu sekitar
pukul 02.00 Wib, dan diduga karena dihantam ombak besar sehingga kapal bocor.
Setelah dilakukan pencarian, telah ditemukan masing-masing Ariyanto (24),
nahkoda alamat Desa Genting Dusun 2 Kec. Hessa Mesjid Kab.Asahan, Khairul (19)
Anak Buah Kapal (ABK), alamat Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Masjid Kab.
Asahan dan Khaidir (19) warga Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa
Mesjid," terangnya kepada POSMETRO MEDAN.
Lanjutnya, setelah ditemukan, jenazah dibawa
melalui jalur laut menuju Tanjung Balai/Panton. Dan, proses diarahkan ke
Satpolair Tanjung Balai. Hal itu mengingat pemilik kapal dan korban berdomisili
di Tanjungbalai dan Kab. Asahan. "Jenazah sudah ditemukan dan akan dibawa
ke alamat korban yang berada di daerah Tanjungbalai dan Asahan. Info yang saya
dapat baru itu, nanti bila ada kabar, akan saya beritau," ucapnya.
(ilu/gib/sus/bd/smg)
No comments:
Post a Comment