Entah bagaimana
nanti Yati (39) membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Masa depan
warga Psr 7 Tembung Jl Beringin Gg Manggis Kec Percut Sei Tuan, ini suram,
lantaran ditinggal mati Rizal Hasibuan (43) suami yang selama ini menjadi
tulang punggung keluarga.
Mirisnya lagi,
ayah dari Putra (16), Yudi (13) dan Ita (5), itu tewas dengan cara yang sangat
tragis. Tubuhnya tercabik-cabik, digilas si ular besi alias kereta api jurusan
Medan-Kuala Namu, akibat kecerobohannya sendiri.
Peristiwa itu
terjadi Selasa (29/10) pukul 07.30 wib di perlintasan rel kereta api Pasar 7,
dekat Gg Anggur, Tembung. Spontan saja kejadian itu menghebohkan warga di sana .
Informasi
dihimpun, pagi itu Rizal mengendarai Honda Supra Hitam BK 5975 GP untuk pergi
bekerja. Seperti biasanya, dia memotong jalan dengan melintasi rel yang
dihubungkan kayu.
“Dia
(Rizal-red) mau nyebrang, bang. Mungkin karena licin, ban keretanya nyangkut.
Saat itu juga, kereta api yang lagi melintas langsung menabrak. Badannya
terseret 10 meter, bang. Seram lah," ungkap Topik (37) saksi mata di
lokasi.
Lantaran
melihat tubuh Rizal masih bergerak dan bernafas, warga sekitar langsung
melarikannya ke Klinik Boby, di Psr 7 Tembung. Namun sayang, nyawanya tak
tertolong. Akhirnya, jasad ayah 3 anak ini dibawa kembali ke rumahnya yang tak
jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Setiba di rumah
duka, sanak keluarga langsung histeris. Terutama Yati. Ibu 3 anak ini shock dan
terkulai lemas, sehingga membuat suasana semakin memilukan.
Saat warga dan
sanak famili berdatangan ke rumah duka untuk mengucapkan bela sungkawa pun,
Yati masih kelihatan seperti orang linglung. Terbersit dari wajahnya, ibu muda
ini belum sanggup menghadapi kenyataan pahit itu.
Yati yang
berusaha diwawancarai, tak kunjung berhasil. Dia cuma diam seribu bahasa,
bahkan sampai jasad suaminya selesai dikebumikan sekira pukul 12.30 wib.
“Saya gak tau
pasti kayak mana kejadiannya bang. Yang jelas dia (Rizal) mau pergi kerja di
daerah Letja Sujono sana ,
bang. Kerja bengkel gitu," ungkap Irfan tetangga korban.
Terpisah,
Ahmad, salah seorang kerabat korban mengatakan, kelurga menderita shock
lantaran peristiwa itu terjadi begitu tiba-tiba dan tragis. “Nggak ada pula
tanda-tanda yang diberikan sama keluarga, bang. Jadi, semua terkejut gitu,”
katanya.
Tak hanya itu,
tambah Ahmad, saat ini mereka juga bingung dengan masa depan keluarga kecil
yang ditinggal almarhum Rizal. "Kasian istrinya, bang. Belum mau ngomong
dan belum makan sampai sekarang. Shock kali dia karena Rijal ini tulang
punggung," ujarnya.
Dia juga
menjelaskan, saat ini ketiga anak korban terpaksa harus diasuh Yati sendirian.
Padahal, selama ini, sang ibu sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang cuci.
“Apa nggak tambah bebannya, bang? Bagaimanalah dia menanggung hidup tiga anaknya itu?” sedihnya.
Sementara itu
di TKP, warga sekitar memang mengetahui rel tersebut merupakan jalan potong.
Hanya saja menurut masyarakat, belum pernah ada kejadian seperti itu selama
kurun waktu 20 tahun belakangan ini.
"Jalan itu
sering dilewati warga. selama sepuluh tahun kerja di bengkel kereta di Tembung
Pasar Tiga, Rizal juga selalu lewat jalan itu. Tapi ya mungkin udah naasnya
saja itu," ujar Roma salah seorang tetangga korban.
Kanit Lantas
Percut Sei Tuan, AKP Sawangin Manurung SH menyebutkan, kecelakaan itu akibat
kecerobohan korban yang menyeberang rel kereta tanpa melihat kiri kanan jalan.
"Korban
(Rizal-red) ditabrak KA jurusan Medan-Kualanamu. Terjadi pagi tadi pukul 07.30
WIB. Korban meninggal saat di perjalanan menuju Klinik Boby," kata mantan
Kanit Lantas Medan Timur ini.
Dari hasil
otopsi sementara dari Klinik Boby, Rizal mengalami mengalami rusuk belakang
patah dan kepala luka robek dan hampir pecah. "Itu otopsi sementara dari
klinik. Karena keluarganya gak mau jasad Rijal dibawa ke Pirngadi," ujar
kanit.(mri)
No comments:
Post a Comment