>> Kepala Dua Adik Ipar
Terluka Dibalok
Syahrian alias Ijan tergantung di pohon sebelah panglong. |
MEDAN-PM
Warga Jl. Karya
Baru II Medan Helvetia, Rabu (15/10) menjelang dinihari sontak heboh. Pasalnya,
dari rumah No 8 terdengar suara minta tolong. Rupanya, tetangga mereka Syahrian
alias Ijan (30) tega membunuh kakak iparnya, Desvia Wardani (36) serta
menganiaya 2 adik iparnya Riston (24) dan Lini Pronika (16). Tragisnya lagi,
usai menghabisi Desvia, Syahrin memilih gantung diri di pohon dengan kondisi
tanpa busana.
Kisah tragis
tersebut bermula dari kedatangan Syahrian bersama istrinya Leni ke kediaman
kakak iparnya itu, untuk mengantarkan rantangan makanan sebagaimana biasanya.
Usai bercengkerama di dalam rumah, Syahrian
masih sempat makan bersama keluarga istrinya itu dan kemudian berpamitan. Saat
akan pulang, ternyata sepeda motor miliknya rusak. Dan karena di luar masih
hujan, Syahrian pun memilih menunggu. Sekira pukul 19.00 Wib, sepeda motor
Vixion milik Syahrian yang rusak mau tak mau harus diperbaikinya sendiri agar
bisa pulang.
Lantaran ingin membeli baut sepeda motor yang
harus diganti, Syahrian pun meminjam sepeda motor kepada Desvia. Namun, sepeda
motor Honda Vario yang dimaksud masih dipakai Riston yang ketika itu sedang
berpacaran. Alhasil, Riston pun ditelepon untuk segera pulang, sementara
Syahrian memilih menunggu di rumah.
Saat tiba Syahrian meminta tolong Riston untuk
dibelikan baut. Namun Riston menolak hingga terjadi keributan. Keduanya pun
terlibat cekcok hingga harus dilerai Leni dan Desvia. Namun, Leni malah menjadi
korban setelah kena bogem Syahrian yang kalap. Tak lama, emosi Syahrian mereda
dan memilih mengantar istrinya pulang menggunakan sepeda motor Vario milik
kakak iparnya.
Usai mengantar istrinya, Syahrian kembali ke
kediaman kakak iparnya dengan alasan ingin mengembalikan sepeda motor yang
dipinjamnya. Tapi, alasan itu hanya akal-akalan Syahrian saja. Begitu tiba di
kediaman kakak iparnya sekira pukul 23.00 Wib, ia malah menyelinap masuk ke
kamar tidur Desvia. Pelaku pun langsung mencekik Desvia hingga akhirnya
meninggal dunia.
Selanjutnya, ia merencanakan menghabisi Rini
yang tidur di kamar sebelah Desvia, namun korban berontak dan melakukan
perlawanan. Keributan itu membuat Riston yang telah tertidur di kamar lain jadi
terbangun. Tak mau aksinya keburu ketahuan, Syahrian memilih menghabisi Rini
dan Riston dengan sebatang balok. Setelah kedua adik iparnya itu terkapar
bersimbah darah, pelaku pun buru-buru kabur menggunakan sepeda motor Vario
milik korban.
Usai Ijan keluar tersebut, barulah Riston dan
Lini pun berteriak minta tolong. Beruntung bagi keduanya, kala itu para
tetangganya mendengar teriakannya.
"Kami tadi lagi duduk di pos kamling. Di
situ, kami dengar teriakan mereka minta tolong. Makanya kami kemari (ke rumah
korban)," ucap Mul warga setempat sembari menyebutkan kalau malam itu ia
dan rekan-rekannya di lokasi poskamling yang berjarak sekira 70 meter dari TKP.
Kemudian, beber Mul, sesampainya mereka di
rumah tersebut, warga melihat ketiganya sudah tergeletak di lantai. Melihat hal
itu, warga pun melarikan korban ke RS Sufina Azis yang berada di Jl. Karya
Dalam Medan .
"Karena luka-luka itu. Kami bawa mereka
ke Rumah Sakit Sufina Aziz. Dari yang perempuan itu diketahui kalau kejadian
itu gara-gara baut kereta nggak nampak. Di situ pelaku marah dan sampai
kejadiannya seperti ini. Saat itu, kami liat yang lelaki kepalanya berdarah dan
perempuan lemas kali," ucapnya.
Atas kejadian tersebut, warga pun menghubungi
petugas Polsek Helvetia. Mendapat kabar tersebut, petugas pun melakukan olah
TKP sebelum akhirnya membawa Desviana ke RS Pirngadi Medan guna dilakukan
otopsi.
Sementara itu, akibat pemukulan tersebut, Reston menderita luka di kepalanya yang mengalami 6
jahitan. Sedangkan kepala Lini sendiri menderita luka bonyok, dan dirinya pun
sempat munta darah.
Kepada kru koran ini, perawat di RS Sufina
Aziz mengatakan, kalau kedua korban hanya menderita luka di kepala saja.
"Hanya kepala saja mereka yang luka. Kalau yang perempuan tadi ada luka
lecet di kepalanya dan kepalanya lembek. Sedangkan yang laki-laki, luka
dikepalanya dijahit 6 jahitan," ucapnya sembari menyebutkan kalau keduanya
mau dibawa ke RS Materna Medan yang berada di Jl. Teuku Umar guna di scaning.
Kapolsek
Helvetia, AKP Ronni Bonic yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, untuk
sementara kejadian tersebut berawal dari baut. "Karena kesal permintaannya
untuk menyuruh beli baut untuk memperbaiki keretanya tidak terpenuhi. Pelaku
gelap mata. Tapi kita belum tahu motifnya secara pasti. Soalnya, 2 korban yang
selamat ini masih mendapat perawatan akibat kepala mereka kena pukul,"
ucapnya singkat kala itu,
Ronni mengatakan, pelaku ditemukan polisi di
Jl. Gatot Subroto Medan tepat di dekat tempat usaha keluarga korban dalam
posisi tewas tergantung.
"Mereka kan ada usaha batu alam di Jl. Gatot
Subroto. Di dekat situ kita temukan pelakunya. Tapi, kondisinya telah meninggal
dunia dengan cara gantung diri. Itu kita temui sekira pukul 07.00 Wib,"
ungkapnya.
Lebih lanjut, bebernya, penemuan pelaku
tersebut setelah pihaknya menemukan sepeda motor Vario yang dikendarai pelaku
di seputaran Tumang Elok. Maka itu, pihaknya pun melakukan penyisiran.
"Keretanya dulu kita temukan jam 5 pagi.
Siap itu, baru kita seser dan akhirnya menemukan pelakunya gantung diri,"
pungkasnya.
Pelaku
mengakhiri hidupnya dengan mengikatkan celana jeans miliknya ke sebatang pohon.
Dan saat ditemukan pelaku dalam kondisi tak mengenakan baju dan celana, bahkan
tanpa celana dalam. Hanya sehelai singlet yang menutupi organ intimnya.
Sementara sebuah sepeda motor Honda Vario milik Desvia ditemukan tak jauh dari
jasad pria bertato itu.
Di sekitar lokasi temuan tampak petugas
Reskrim dari Polresta Medan bersama Polsek
Sunggal dan Polsek Helvetia melakukan olah
TKP.
Sementara itu, para tetangga korban sama
sekali tidak mengetahui pasti para korban. Pasalnya, saat pindah sekira sebulan
yang lalu korban tidak ada bersosialisasi dengan warga sekitar.
"Tidak kenal kami. Orang baru mereka di
sini. Baru sebulan mereka di sini," ucap para orang tua yang ditemui di
seputaran lokasi kejadian tersebut usai mereka Salat Subuh.
Sementara itu, keluarga korban yang ditemui di
depan rumah korban sekira pukul 05.00 Wib, masih belum memberikan komentar.
"Kami belum tahu. Ini kamipun baru datang," ucap lelaki paruh baya
tersebut.
>> Dia Tak Terima Dinasehati di Depan Ku…
Kenekatan Syahrian menghabisi nyawa kakak
iparnya dan menganiaya kedua adik iparnya disebut-sebut berlatarbelakang dendam
lantaran kerap dimarahi di lokasi kerja.
Berdasarkan informasi yang dihimpun POSMETRO
MEDAN menyebutkan, jika Syahrian kerap mengajak pekerja lain bermain kartu di
lokasi Panglong Mulia Genteng Jl. Gatot Subroto, milik Irwan yang tak lain
suami dari Desvia, kakak ipar pelaku.
Sementara suami korban, Irwan saat ditemui di
rumah duka tampak belum bersedia memberikan keterangan. Ia tampak sangat
terpukul dengan kepergian istrinya. Irwan sendiri mengaku baru tiba dari Jakarta setelah sebelumnya menjenguk ayahnya yang sedang
sakit di sana .
Dugaan jika pelaku tak terima dimarahi hingga
menjadi pemicu kenekatannya pun kian diperkuat oleh keterangan istrinya Leni.
Di hadapan jasad kakak kandungnya Desvia yang telah terbujur kaku, Leni
terdengar menjerit-jerit dan tampak menyalahkan suaminya yang juga telah tiada.
"Dia tak terima dinasehati di depan ku,
dia habiskan uang perusahaan makanya dinasehati, tapi kenapa malah begini. Tega
kali dia itu, kenapa bisa begini. Apa salah menasehati demi yang baik,"
katanya dihadapan jasad kakaknya itu.
Namun, belum diketahui berapa uang perusahaan
yang 'dilenyapkan' oleh pelaku hingga membuatnya nekat. Padahal, Syahrian
dianggap sebagai saudara sendiri hingga akhirnya dipercayakan menjadi mandor di
usaha batu alam milik keluarga iparnya itu.
Arif (29) salah seorang rekan kerja Syahrian
mengatakan jika tak ada hal yang berbeda dari Syahrian. Seperti biasa, ia kerap
bekerja dan duduk bersama rekan-rekannya. "Nggak ada bang setahu kami
masalah, dia baik ajanya orangnya. Kami aja tadi terkejut waktu tahu dia
gantung diri di sebelah itu," kata pria yang sempat dimintai keterangan
oleh petugas ini.
>> Hujan Iringi Pemakaman Desvia
Amatan POSMETRO MEDAN di rumah duka, para
kerabat mulai berdatangan menyampaikan rasa duka cita. Sementara guyuran hujan
turun dengan derasnya saat prosesi pemakaman Desvia.
Sayangnya, pihak keluarga masih enggan
bercerita banyak soal kematian Desvia. Namun menurut keterangan Sudirman,
Kepling X, Kel. Helvetia Timur, jika korban baru 3 bulan tinggal di rumah
tersebut. Bahkan Sudirman mengaku belum mengenal korban lantaran belum ada
melapor kepada pihaknya.
"Saya belum begitu kenal ya, baru 3 bulan
memang mereka di sini, tapi belum melapor ke kita," katanya.
Jasad Desvia pun dimakamkan di pekuburan umum
di kawasan Jl. Karya, tak jauh dari rumah duka.
Sementara jenazah Syahrian alias Ijan dibawa
keluarga ke Padang ,
Kamis (16/10) sekitar pukul 17.00 WIB. Jenazah pria bertato batik itu dibawa
dengan menggunakan ambulans. Isak tangis mengiri keberangkatan jenazah pria yang
telah menghabisi nyawa kakak iparnya. "Rencana sore ini jenazahnya mau
kami semayamkan ke kampung di Padang ,"
kata salah satu keluarga saat keberangkatan jenazah. (wel/ind/bd)
No comments:
Post a Comment