Friday, October 17, 2014

Ijan Gantung Diri Usai Bunuh Kakak Ipar

>> Kepala Dua Adik Ipar Terluka Dibalok

Syahrian alias Ijan tergantung di pohon sebelah panglong.
MEDAN-PM
Warga Jl. Karya Baru II Medan Helvetia, Rabu (15/10) menjelang dinihari sontak heboh. Pasalnya, dari rumah No 8 terdengar suara minta tolong. Rupanya, tetangga mereka Syahrian alias Ijan (30) tega membunuh kakak iparnya, Desvia Wardani (36) serta menganiaya 2 adik iparnya Riston (24) dan Lini Pronika (16). Tragisnya lagi, usai menghabisi Desvia, Syahrin memilih gantung diri di pohon dengan kondisi tanpa busana. 
Kisah tragis tersebut bermula dari kedatangan Syahrian bersama istrinya Leni ke kediaman kakak iparnya itu, untuk mengantarkan rantangan makanan sebagaimana biasanya.
 Usai bercengkerama di dalam rumah, Syahrian masih sempat makan bersama keluarga istrinya itu dan kemudian berpamitan. Saat akan pulang, ternyata sepeda motor miliknya rusak. Dan karena di luar masih hujan, Syahrian pun memilih menunggu. Sekira pukul 19.00 Wib, sepeda motor Vixion milik Syahrian yang rusak mau tak mau harus diperbaikinya sendiri agar bisa pulang.
 Lantaran ingin membeli baut sepeda motor yang harus diganti, Syahrian pun meminjam sepeda motor kepada Desvia. Namun, sepeda motor Honda Vario yang dimaksud masih dipakai Riston yang ketika itu sedang berpacaran. Alhasil, Riston pun ditelepon untuk segera pulang, sementara Syahrian memilih menunggu di rumah. 
 Saat tiba Syahrian meminta tolong Riston untuk dibelikan baut. Namun Riston menolak hingga terjadi keributan. Keduanya pun terlibat cekcok hingga harus dilerai Leni dan Desvia. Namun, Leni malah menjadi korban setelah kena bogem Syahrian yang kalap. Tak lama, emosi Syahrian mereda dan memilih mengantar istrinya pulang menggunakan sepeda motor Vario milik kakak iparnya.
 Usai mengantar istrinya, Syahrian kembali ke kediaman kakak iparnya dengan alasan ingin mengembalikan sepeda motor yang dipinjamnya. Tapi, alasan itu hanya akal-akalan Syahrian saja. Begitu tiba di kediaman kakak iparnya sekira pukul 23.00 Wib, ia malah menyelinap masuk ke kamar tidur Desvia. Pelaku pun langsung mencekik Desvia hingga akhirnya meninggal dunia.
 Selanjutnya, ia merencanakan menghabisi Rini yang tidur di kamar sebelah Desvia, namun korban berontak dan melakukan perlawanan. Keributan itu membuat Riston yang telah tertidur di kamar lain jadi terbangun. Tak mau aksinya keburu ketahuan, Syahrian memilih menghabisi Rini dan Riston dengan sebatang balok. Setelah kedua adik iparnya itu terkapar bersimbah darah, pelaku pun buru-buru kabur menggunakan sepeda motor Vario milik korban.
 Usai Ijan keluar tersebut, barulah Riston dan Lini pun berteriak minta tolong. Beruntung bagi keduanya, kala itu para tetangganya mendengar teriakannya.
 "Kami tadi lagi duduk di pos kamling. Di situ, kami dengar teriakan mereka minta tolong. Makanya kami kemari (ke rumah korban)," ucap Mul warga setempat sembari menyebutkan kalau malam itu ia dan rekan-rekannya di lokasi poskamling yang berjarak sekira 70 meter dari TKP.
 Kemudian, beber Mul, sesampainya mereka di rumah tersebut, warga melihat ketiganya sudah tergeletak di lantai. Melihat hal itu, warga pun melarikan korban ke RS Sufina Azis yang berada di Jl. Karya Dalam Medan.
 "Karena luka-luka itu. Kami bawa mereka ke Rumah Sakit Sufina Aziz. Dari yang perempuan itu diketahui kalau kejadian itu gara-gara baut kereta nggak nampak. Di situ pelaku marah dan sampai kejadiannya seperti ini. Saat itu, kami liat yang lelaki kepalanya berdarah dan perempuan lemas kali," ucapnya.
 Atas kejadian tersebut, warga pun menghubungi petugas Polsek Helvetia. Mendapat kabar tersebut, petugas pun melakukan olah TKP sebelum akhirnya membawa Desviana ke RS Pirngadi Medan guna dilakukan otopsi.
 Sementara itu, akibat pemukulan tersebut, Reston menderita luka di kepalanya yang mengalami 6 jahitan. Sedangkan kepala Lini sendiri menderita luka bonyok, dan dirinya pun sempat munta darah.
 Kepada kru koran ini, perawat di RS Sufina Aziz mengatakan, kalau kedua korban hanya menderita luka di kepala saja. "Hanya kepala saja mereka yang luka. Kalau yang perempuan tadi ada luka lecet di kepalanya dan kepalanya lembek. Sedangkan yang laki-laki, luka dikepalanya dijahit 6 jahitan," ucapnya sembari menyebutkan kalau keduanya mau dibawa ke RS Materna Medan yang berada di Jl. Teuku Umar guna di scaning.
Kapolsek Helvetia, AKP Ronni Bonic yang ditemui di lokasi kejadian mengatakan, untuk sementara kejadian tersebut berawal dari baut. "Karena kesal permintaannya untuk menyuruh beli baut untuk memperbaiki keretanya tidak terpenuhi. Pelaku gelap mata. Tapi kita belum tahu motifnya secara pasti. Soalnya, 2 korban yang selamat ini masih mendapat perawatan akibat kepala mereka kena pukul," ucapnya singkat kala itu,
 Ronni mengatakan, pelaku ditemukan polisi di Jl. Gatot Subroto Medan tepat di dekat tempat usaha keluarga korban dalam posisi tewas tergantung.
 "Mereka kan ada usaha batu alam di Jl. Gatot Subroto. Di dekat situ kita temukan pelakunya. Tapi, kondisinya telah meninggal dunia dengan cara gantung diri. Itu kita temui sekira pukul 07.00 Wib," ungkapnya.
 Lebih lanjut, bebernya, penemuan pelaku tersebut setelah pihaknya menemukan sepeda motor Vario yang dikendarai pelaku di seputaran Tumang Elok. Maka itu, pihaknya pun melakukan penyisiran.
 "Keretanya dulu kita temukan jam 5 pagi. Siap itu, baru kita seser dan akhirnya menemukan pelakunya gantung diri," pungkasnya.
Pelaku mengakhiri hidupnya dengan mengikatkan celana jeans miliknya ke sebatang pohon. Dan saat ditemukan pelaku dalam kondisi tak mengenakan baju dan celana, bahkan tanpa celana dalam. Hanya sehelai singlet yang menutupi organ intimnya. Sementara sebuah sepeda motor Honda Vario milik Desvia ditemukan tak jauh dari jasad pria bertato itu.
 Di sekitar lokasi temuan tampak petugas Reskrim dari Polresta Medan bersama Polsek Sunggal dan Polsek Helvetia melakukan olah TKP.
 Sementara itu, para tetangga korban sama sekali tidak mengetahui pasti para korban. Pasalnya, saat pindah sekira sebulan yang lalu korban tidak ada bersosialisasi dengan warga sekitar.
 "Tidak kenal kami. Orang baru mereka di sini. Baru sebulan mereka di sini," ucap para orang tua yang ditemui di seputaran lokasi kejadian tersebut usai mereka Salat Subuh.
 Sementara itu, keluarga korban yang ditemui di depan rumah korban sekira pukul 05.00 Wib, masih belum memberikan komentar. "Kami belum tahu. Ini kamipun baru datang," ucap lelaki paruh baya tersebut.

>> Dia Tak Terima Dinasehati di Depan Ku…
 Kenekatan Syahrian menghabisi nyawa kakak iparnya dan menganiaya kedua adik iparnya disebut-sebut berlatarbelakang dendam lantaran kerap dimarahi di lokasi kerja.
 Berdasarkan informasi yang dihimpun POSMETRO MEDAN menyebutkan, jika Syahrian kerap mengajak pekerja lain bermain kartu di lokasi Panglong Mulia Genteng Jl. Gatot Subroto, milik Irwan yang tak lain suami dari Desvia, kakak ipar pelaku.
 Sementara suami korban, Irwan saat ditemui di rumah duka tampak belum bersedia memberikan keterangan. Ia tampak sangat terpukul dengan kepergian istrinya. Irwan sendiri mengaku baru tiba dari Jakarta setelah sebelumnya menjenguk ayahnya yang sedang sakit di sana.
 Dugaan jika pelaku tak terima dimarahi hingga menjadi pemicu kenekatannya pun kian diperkuat oleh keterangan istrinya Leni. Di hadapan jasad kakak kandungnya Desvia yang telah terbujur kaku, Leni terdengar menjerit-jerit dan tampak menyalahkan suaminya yang juga telah tiada.
 "Dia tak terima dinasehati di depan ku, dia habiskan uang perusahaan makanya dinasehati, tapi kenapa malah begini. Tega kali dia itu, kenapa bisa begini. Apa salah menasehati demi yang baik," katanya dihadapan jasad kakaknya itu.
 Namun, belum diketahui berapa uang perusahaan yang 'dilenyapkan' oleh pelaku hingga membuatnya nekat. Padahal, Syahrian dianggap sebagai saudara sendiri hingga akhirnya dipercayakan menjadi mandor di usaha batu alam milik keluarga iparnya itu.
 Arif (29) salah seorang rekan kerja Syahrian mengatakan jika tak ada hal yang berbeda dari Syahrian. Seperti biasa, ia kerap bekerja dan duduk bersama rekan-rekannya. "Nggak ada bang setahu kami masalah, dia baik ajanya orangnya. Kami aja tadi terkejut waktu tahu dia gantung diri di sebelah itu," kata pria yang sempat dimintai keterangan oleh petugas ini.

>> Hujan Iringi Pemakaman Desvia
 Amatan POSMETRO MEDAN di rumah duka, para kerabat mulai berdatangan menyampaikan rasa duka cita. Sementara guyuran hujan turun dengan derasnya saat prosesi pemakaman Desvia.
 Sayangnya, pihak keluarga masih enggan bercerita banyak soal kematian Desvia. Namun menurut keterangan Sudirman, Kepling X, Kel. Helvetia Timur, jika korban baru 3 bulan tinggal di rumah tersebut. Bahkan Sudirman mengaku belum mengenal korban lantaran belum ada melapor kepada pihaknya.
 "Saya belum begitu kenal ya, baru 3 bulan memang mereka di sini, tapi belum melapor ke kita," katanya.
 Jasad Desvia pun dimakamkan di pekuburan umum di kawasan Jl. Karya, tak jauh dari rumah duka.

 Sementara jenazah Syahrian alias Ijan dibawa keluarga ke Padang, Kamis (16/10) sekitar pukul 17.00 WIB. Jenazah pria bertato batik itu dibawa dengan menggunakan ambulans. Isak tangis mengiri keberangkatan jenazah pria yang telah menghabisi nyawa kakak iparnya. "Rencana sore ini jenazahnya mau kami semayamkan ke kampung di Padang," kata salah satu keluarga saat keberangkatan jenazah. (wel/ind/bd)

No comments:

Post a Comment