Friday, October 31, 2014

3 Cewek Dirampok, Disetrum, Lalu Diperkosa

MEDAN-
 Di bawah todongan pistol tiga, Put (19), Li (21) dan Pra (20) tak berdaya mempertahankan harta bendanya dari aksi perampokan dan pemerkosaan. Sadisnya lagi, dua diantara mahasiswi yang menetap di kos-kosan di Jl. Mukhtar Basri, Kec. Medan Barat itu disetrum sebelum diperkosa pria yang mereka temani karaokean di Diskotik Station Jalan Wajir, Medan.
 Informasi yang dihimpun POSMETRO MEDAN di Mapolresta Medan, Jumat (31/10) siang menyebutkan, peristiwa apes yang dialami ketiga cewek ini bermula saat ketiganya mendapat pesanan menemani tiga pria hidung belang karaokean di Station KTV 5.
 Tepat, Selasa (28/10) sekira pukul 22.00 Wib, ketiga korban pun bergabung dengan ketiga pelaku yang memang sudah menunggu di KTV 5 Karaoke Station. Put, Li dan Pra pun ikut meramaikan suasana dengan menyumbangkan suara emasnya.
 Tak lama bernyanyi, suasana semakin hangat, mereka mulai berjoget ria bersama ketiga pria yang memesan mereka. Tepat, Rabu (29/10) sekira pukul 01.00 Wib, keenamnya memilih pulang meninggalkan Station.
 Berdalih akan diantarkan pulang, para pelaku meminta ketiga korban masuk ke dalam Xenia silver yang dikemudikan salah satu pelaku. Mobil yang belum diketahui nomor plat kendaraannya itu melaju ke arah Padang Bulan, Jl. Jamin Ginting.
 “Kami karaokean di Station KTV 5 sama tiga orang pria, kenalnya dari BBM (Blackberry Messenger). Pulang dari sana, sekitar jam 2 pagi gitu, di situlah kami minta diantar ke kos kami di Jalan Mukhtar Basri, tapi anehnya kami malah dibawa ke arah Padang Bulan,” kata Put, Jumat (31/10) pagi.
 Merasa ada yang tak beres, korban lalu menanyakan mau kemana mereka dibawa. Namun, bukan jawaban yang diterima, melainkan sikap tidak menyenangkan dari ketiga pria yang baru saja bersenang-senang semalaman suntuk dengan korban.
 “Di dalam mobil kami tanya, kenapa ke arah Padang Bulan, terus mereka (pelaku) marah dan mengeluarkan senpi, alat setrum, terus barang-barang kami seperti, handphone, uang, dikumpulin, diambil mereka,” beber Put.
 Sadar akan dirampok, Put sempat berontak dan melawan bahkan ia berusaha berteriak. Namun apes baginya, ia justru disetrum pelaku yang duduk di belakang hingga nyaris pingsan.
 Melihat rekannya diperlakukan kasar, Li dan Pra pun akhirnya memohon agar tak disakiti dan dipersilahkan untuk pulang.
 Mendengar permintaan korban, 2 pelaku justru memilih memperkosa Li dan Put yang berada di bangku belakang mobil. Sementara Pra hanya menangis menyaksikan rekan-rekannya diperkosa secara kasar oleh para pelaku yang semula bersikap ramah kepada mereka.
 Puas melampiaskan nafsunya, para pelaku kemudian membawa para korban ke kawasan Jl. Setia Budi dan diturunkan di lokasi sepi. Kemudian para pelaku kabur membawa tas milik para korban berisi uang dan handphone.
 Sempat ditanyai POSMETRO MEDAN, mereka meminta agar dirinya tak difoto demi keamanan dirinya. Put mengisahkan kejadian yang dialaminya beserta rekan-rekannya itu.
 "Iya, aku sama Li diperkosa di dalam mobil. Barang-barang kami juga dirampok sama mereka bang. Aku disetrum di bagian leher karena sempat melawan, waktu itu salah satu dari mereka menodongkan senjata api. Disitu kami ketakutan dan tak bisa berbuat apa-apa lagi," kata Put ketika ditemui di salah satu lokasi di sekitar Mapolresta Medan, usai memberikan keterangan lanjutan kepada penyidik.
 Kasus tersebut pun telah dilaporkan korban ke Polresta Medan sesuai No: STTPL/2740/K/2014/Resta Medan.

 Mengenai kasus tersebut, Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram enggan berkomentar, berkali-kali dihubungi via seluler dan pesan singkat yang dilayangkan awak media belum mendapat balasan. (wel/bd)

Intip Orang Mandi Dihukum 2 Tahun Penjara

PADANGSIDIMPUAN-
Gara-gara mengintip orang mandi, anak berumur 16 tahun di Padangsidimpuan, dihukum 2 tahun penjara. Pelaku tidak menyesali perbuatannya tersebut.
Aksi intip-mengintip itu dilakukan di rumah korban pada 14 Agustus 2014 lalu. Anak itu mengintip seorang anak perempuan dengan memijak lobang selang pipa kamar mandi. Setelah mengintip, anak tersebut bergejolak birahinya dan mendobrak kamar mandi lalu meremas payudara korban dan mencium korban. Usai menuntaskan syahwatnya, anak tersebut ambil langkah seribu.
Tidak ayal, korban yang tengah mandi teriak histeris dan meminta tolong. Anak tersebut lalu berhasil diamankan warga dan diserahkan ke polisi.
"Anak saya trauma dan malu kepada teman-temannya," kata ibu korban Siti sebagaimana tertuang dalam putusan Pengadilan Negeri (PN) Padangsidimpuan yang dilansir website Mahkamah Agung (MA), Jumat (31/10).
Anak berusia 16 tahun itu lalu diadili dan jaksa menuntut anak itu selama 3 tahun penjara. Lantas apa putusan majelis hakim?
"Menjatuhkan hukuman selama 2 tahun penjara dan denda Rp60 juta. Jika tidak mau membayar denda maka diganti dengan pidana kurungan 2 tahun," putus hakim tunggal M Shobirin.
Dalam pertimbangannya, Shobirin menilai perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat. Selain itu terdakwa yang tidak menyesali perbutannya dan tidak mau berdamai dengan korban memperberat hukuman.
"Hal yang meringankan yaitu terdakwa belum pernah dihukum dan masih anak-anak yang ada harapan berubah di masa yang akan datang," putus Shobirin 1 Oktober 2014 lalu. (net/bbs)      

Guru SMP Cabuli 13 Siswi

BANDUNG -
Sebagai pendidik seharusnya seorang guru dapat memberikan contoh dan juga pelajaran yang dapat bermanfaat bagi para muridnya. Namun yang dilakukan oleh Nurjaman alias Cecep (53) malah sebaliknya.
Seperti dilansir Radar Bandung (JPNN Grup), guru honorer yang sudah mengajar di salah satu sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kota Bandung selama 7 tahun terakhir ini, ditangkap karena melakukan aksi cabul kepada 13 orang siswinya.
"Tersangka merupakan guru honorer dan melakukan aksi cabul dari laporan masyarakat. Setelah diperiksa ada 13 korban," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Mokhamad Ngajib saat ditemui di Mapolrestabes Bandung, Kamis (30/10).
Ditambahkannya aksi cabul sendiri dilakukan didalam area sekolah yaitu didalam kelas saat jam-jam istirahat atau waktu pelajaran kosong setelah sebelumnya sang guru memanggil muridnya. "Tersangka memanggil siswi perempuan dan diajak sebelum diraba payudara dan selangkangan. Janji akan diramal," ucapnya.
Ngajib menuturkan aksi guru honorer cabul ini dilakukan selama bulan September 2014. "Namun tersangka sempat melarikan diri dan berhasil kita tangkap pada 29 September 2014 lalu di daerah Cianjur," bebernya.
Atas tindakannya tersangka kini mendekam di sel tahanan Mapolrestabes Bandung dan dikenakan pasal 82 UURI No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan atau pasal 287. "Ancaman hukuman penjaranya diatas lima tahun," tuturnya.
Sementara itu Nurjaman mengaku bisa meramal dan mengobati siapapun yang melakukan konsultasi kepada dirinya kepada para murid. Hal itu dilakukan agar si murid bersedia mengikuti perintahnya. "Saya ngaku bisa meramal. Itu cuman modus saja," kata N saat ditemui di Mapolrestabes Bandung.
Setelah muridnya meminta konsultasi, Nurjaman mengarahkan sang siswi ke salah satu ruangan kelas yang tidak terpakai. Biasanya usai pulang sekolah atau jam istirahat. "Awalnya saya pegang ulu hati terus pegang-pegang (payudara) dan selangkangan. Saya khilaf," ucapnya.
Namun Nurjaman membantah bila dituduh telah melakukan persetubuhan dengan siswinya. "Tidak sampai melakukan persetubuhan," jelasnya.

Selain itu Nurjaman mengaku kabur karena takut setelah mendapat ancaman dari orang tua siswi yang menjadi korbannya. "Saya kabur karena dapat sms ancaman mau dibunuh itu alasan saya kabur," pungkasnya. (bal)

Pria Tionghoa Tewas Disambar Kereta Api

MEDAN
Sempat dirawat di RS Methodis Jl. Thamrin, nyawa Iwen (19) tetap tak tertolong. Warga Jl. Wahidin Gg. Lurah, Kec. Medan Kota itu tewas usai ditabrak kereta api, di Jl. Wahidin tepatnya di persimpangan Jl. Bakaran Batu, Kamis (30/10) malam.
Data dihimpun POSMETRO, saat melintasi lokasi kejadian, Iwen yang mengendarai Honda BeAt BK 5183 AEA, nekat menerobos. Padahal, palang perlintasan sudah diturunkan disertai bunyi peringatan. Saat bersamaan, kereta api jurusan Kualanamu-Medan, langsung menyambar korban hingga terpental.
Kontan dentuman keras mengagetkan warga sekitar. Mereka kemudian melarikan Iwen yang masih bernyawa ke rumah sakit. Namun nasib berkata lain, walau sempat ditangani petugas medis akhirnya korban meninggal dunia setelah luka di sekujur tubuh korban mengeluarkan banyak darah.
Suasana jerit isak tangis pun sontak pecah di sekitar kamar jenazah RS Methodist. Kakak korban, Melinda (28), tak kuasa menahan tangis begitu melihat jasad adiknya yang telah terbujur kaku. Saat ditanyai POSMETRO, pihak keluarga korban enggan berkomentar soal insiden maut tersebut. "Maaf , kami sedang berduka," ucap salah seorang kerabatnya.

Terpisah, Kapolsek Medan Kota, Kompol Wahyudi mengatakan bahwa korban sudah diterima oleh keluarganya. "Usai kejadian, korban dibawa keluarganya ke RS Methodis. Kita sudah mengamankan lokasi," tandasnya.(gib/trg)

Pertua GBKP Dibunuh

STM HULU-
 Hanya karena tak senang tidurnya terganggu, Darius Barus (31) tega menebas leher Binsar Ukur Tarigan (58), warga Dusun II, Desa Ranggitgit, Kec. STM Hulu hingga nyaris putus. Jasad mengenaskan pria yang telah 25 tahun melayani sebagai Pertua di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) itu ditemukan telungkup di Simpang Namo Linting, Dusun II Desa Ranggitgit, Kamis (30/10) sekira pukul 01.00 WIB.
 Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN, sebelum kejadian sekira pukul 23.00 WIB, korban duduk di atas becak Honda Revo Fit BK 5051 MAG miliknya di lokasi. Tak jelas apa yang dilakukan Binsar di sana malam itu. Singkat cerita, di saat bersamaan Karto Barus (20) dan Manson Purba (21) yang berstatus adik kandung dan sepupu pelaku melintas di persimpangan itu. Malam itu keduanya datang dari arah Desa Tala Peta, Kec. STM Hilir dan berniat pulang ke rumah.
 Melihat Binsar, Karto dan Manson pun sempat menyapa dan menanyakan ngapai korban sendirian di lokasi. Karena terkejut, Binsar yang emosi menjawab pertanyaan keduanya dengan makian. Tak terima dimaki, Karto dan Manson melawan hingga sempat terjadi perdebatan antara mereka. Karena tak terima, Manson mengerjai korban dengan menyuruh Karto diam-diam mengambil kunci becak korban. Singkat cerita, setelah kunci di tangan, Manson dan Karto pun pulang meninggalkan lokasi.
 Tak berapa lama setelah Karto dan Manson pergi, Binsar pun berniat pulang ke rumahnya. Karena tak sadar kunci becaknya dicuri, Binsar sempat berkali-kali mengengkol mesin becaknya, tapi tak kunjung hidup.  Setelah meneliti, korban baru sadar kuncinya hilang. Yakin telah dikerjai, dengan hati kesal Binsar pun mendatangi rumah Karto yang berjarak 150 meter dari simpang tersebut. Sekira pukul 23.50 WIB, korban yang tiba di sana langsung menanyakan kunci becaknya pada Karto. Tapi Karto yang berstatus anak ke enam dari delapan bersaudara itu menjawab tak tahu.
 Kesal dipermainkan, dengan nada emosi korban bertanya kembali kepada Karto mengenai kunci becaknya.  Lagi-lagi Karto menjawab tak tahu, hingga keduanya terlibat pertengkaran mulut. Mendengar suara ribut-ribut, Eron Barus (60) pakleknya Karto keluar dari rumah. Karena terkesan membela Karto, korban yang emosi sempat memukul telinga Eron. Tak terima pakleknya dipukul, Karto ikut emosi hingga ia dan korban adu jotos. Mendengar suara ribut di luar, Mutiara boru Sitompul (47) ibu Karto yang terbangun datang melerai. Karena Karto terus mengaku tak tahu, korban akhirnya pergi jalan kaki menuju lokasi becaknya parkir. Namun sepeninggal korban. Darius yang tidurnya terganggu mengikuti korban dari belakang.

 Melihat itu, Eron sempat menyuruh Karto dan Manson menyusul dari belakang. Namun setiba di lokasi,  Karto dan Manson kaget melihat Binsar sudah tewas bersimbah darah dengan kondisi leher nyaris putus. Melihat itu, Karto dan Manson pulang dan memberitahukan kejadian itu pada ibunya. Tak berapa lama, peristiwa itu sontak menghebohkan warga yang langsung berkerumun di lokasi. Tak lama berselang, petugas Polsek Tiga Juhar yang dihubungi pun turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Untuk keperluan penyidikan, jasad korban dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan untuk otopsi. Kapolsek Tiga Juhar AKP Simon Pasaribu SH saat dikonfirmasi menyebutkan korban tewas setelah lehernya dibacok dari belakang oleh pelaku. “Dari hasil penyelidikan dan keterangan sejumlah saksi, Darius adalah pelakunya,” ujar Pasaribu. (man/deo)

Rampok Nasabah Bank, Edison Purba Cs Dibekuk

Ketiga pelaku rampok nasabah bank saat diamankan polisi.
PEKANBARU-
Polresta Pekanbaru menangkap tiga pelaku perampok Mulyono (58), yang tewas terjatuh di tengah Jalan Sudirman, Pekabaru, Senin (27/10) lalu. Ketiga tersangka perampok sadis itu, Ahmad Fauzi (37), warga Jalan Tanjung Sawit, Edison Purba (29), warga Jalan Amalia, dan Monang Simanjuntak (34), warga Jalan Pandau Jaya, yang semuanya merupakan warga Kabupaten Kampar. Sementara itu, satu orang pelaku lagi berinisial YP masih dalam pengejaran dan telah ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO).
Kapolresta Pekanbaru, Kombes Pol Robert Haryanto Watratan saat melakukan ekpos ketiga pelaku mengatakan, tertangkapnya ketiga pelaku berdasarkan informasi dari masyarakat yang disampaikan kepada pihaknya melalui pesan singkat, Selasa (28/10) pagi. Dalam pesan tersebut, melaporkan bahwa pelaku perampokan adalah ketiga pelaku yang tinggal di Kabupaten Kampar.
Berdasarkan informasi tersebut, kemudian polisi melakukan penyelidikan. Hasilnya, salah satu pelaku berinisial Edison Porba diketahui keberadaannya dan kemudian langsung dilakukan penangkapan.
''Tersangka EF (Edison Purba) yang pertama kali diringkus saat berada di rumahnya pada Selasa (28/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Kemudian dari keterangannya dikembangkan dan diketahui bahwa saat itu ia beraksi bersama rekannya MS (Monang Simanjuntak) yang tinggal di Jalan Pandau Jaya dan juga langsung diringkus Rabu (29/10) sekitar pukul 01.00 WIB. Begitu juga tersangka AF (Ahmad Fauzi) yang langsung diringkus di rumahnya sekitar pukul 06.00 WIB,'' kata Robert.
Namun sayang, saat akan dilakukan penangkapan terhadap tersangka selanjutnya yakni YP, tersangka melarikan diri keluar daerah dan hingga kini masih dilakukan pengejaran. Dari hasil pemeriksaan sementara terhadap tersangka, Edison dan Monang adalah otak pelaku perampokan tersebut dan sudah merencanakan aksi sejak Juli 2014.
''Mereka merencanakan aksi setelah mengetahui bahwa korbannya setiap Senin pagi melakukan penyetoran uang dalam jumlah banyak ke bank dengan menggunakan sepeda motor dan tanpa pengawalan. Dalam rencana itu, para tersangka menamainya dengan sebutan proyek,'' jelasnya.
Dalam melancarkan aksinya, keempat pelaku mempunyai peran masing-masing. Yakni tersangka Ahmad Fauzi dan Edison sebagai pemantau dan berkendara sepeda motor yang sama, sedangkan tersangka YF sebagai eksekutor yang menarik jaket korban dan setelah jatuh kemudian mengambil uang lalu melarikan diri dengan sepeda motor yang dikendarai Monang.
Dari penangkapan ketiga tersangka, petugas juga berhasil mengamankan uang tunai Rp30 juta, sepeda motor jenis Honda Revo BM 3719 QE, BPKB mobil diduga dibeli dari hasil kejahatan, lima unit handphone, sepatu dan pakaian safari yang digunakan salah satu tersangka saat beraksi. Dari hasil penyidikan juga terungkap, tiga orang tersangka juga merupakan residivis kasus pencurian dengan kekerasan yakni Ahmad Fauzi, Monang dan YP.
''Selain empat orang tersangka, masih berkemungkinan akan ada tersangka lainnya. Untuk itu kami masih melakukan pengembangan lebih lanjut untuk memburu para pelaku. Sedangkan untuk penyebab kematian korban adalah karena ia terbentur ke trotoar saat terjatuh ditarik pelaku dan bukan karena dilukai pelaku,'' tegasnya.
Ditanya apakah pelaku merupakan profesional karena berani beraksi di siang hari, Robert mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan pelaku lantaran semuanya sudah direncanakan. Dan memang lokasi yang dipilih oleh para pelaku sudah ditentukan dan hanya berjarak beberapa meter sebelum Bank Permata dimana korban akan menyetorkan uangnya.
''Karena sudah dekat bank, kemudian para pelaku melancarkan aksinya. Atas perbuatannya, ketiga tersangka dikenakan Pasal 365 KUHP yakni tentang pencurian dengan kekerasan dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun kurungan penjara,'' tutur Robert.
Sementara itu, tersangka Ahamd Fauzi kepada wartawan Riau Pos (grup POSMETRO MEDAN) mengatakan, dalam aksinya kali itu mereka tidak ada rencana untuk membunuh korban. Dan senjata tajam jenis pisau yang mereka bawa tidak ada digunakan sedikitpun untuk melukai korbannya.

''Kami pun terkejut kalau korbannya bisa sampai tewas, tidak ada rencana kami sedikitpun untuk membunuh. Dan pisau yang dibawa hanya untuk berjaga-jaga dan menakut-nakuti. Rencana perampokan ini sudah lama kami rencanakan karena sering lihat korban membawa uang dan tanpa pengawalan dan rencana itu kami sebut dengan sebutan proyek,'' tuturnya.(s/rpg)

Maling Pusat Pasar Diciduk Penjaga Malam

Boy Hutapea saat diamankan Satpam.
MEDAN-
Jangan coba-coba mencuri di kawasan Pusat Pasar, Sambu, Kota Medan, kalau tak mau seperti Boy Hutapea (19). Warga Jalan Perjuangan ini diciduk petugas jaga malam saat hendak membongkar salah satu kios milik pedagang di lantai II, Kamis (30/10) sekira pukul 08.00 WIB.
Saat akan ditangkap, pemuda berbadan kurus ini sempat berusaha melarikan diri dan melakukan perlawanan. Namun dengan sigap,  Angga Arwito (24) salah seorang petugas jaga malam berhasil mengamankannya.
Kejadian itu langsung dilaporkan petugas jaga malam tersebut kepada Aridon Sibarani selaku pengelola Persatuan Pedagang Pusat Pasar (P4) Medan.
Tak lama kemudian, Aridon Sibarani SE  pun turun ke lokasi kejadian. Selanjutnya, pelaku berikut barang bukti sejumlah kunci, pisau lipat kecil, gunting, dan bong alat pengisap sabu diamankan ke kantor P4 lantai 1.
Kasusnya kini tengah ditangani penyidik Polsekta Medan Kota. Sayang, saat digelar olah TKP oleh Panit Reskrim Ipda A Samosir, tidak ada ditemukan barang bukti untuk menjeratnya. Sehingga ia dipulangkan.
Data yang diterima dari lapangan, aksi percobaan pencurian tersebut terungkap setelah petugas jaga malam P4 yang melakukan lembur patroli melihat keberadaan pelaku yang saat itu berusaha membongkar salah satu kios milik pedagang di lantai 2. Karena merasa curiga, petugas jaga malam ini pun langsung mendekat dan menanyakan apa yang dilakukan si pelaku.
"Pagi itu aku lagi menjalankan lembur patroli di wilayah tempat kerjaku  bang. Pas memasuki lantai 2 Pusat Pasar, aku melihat seorang pria yang lagi berdiri di kios pedagang yang masih tutup.  Karena curiga langsung saja aku datangi untuk menanyakan apa yang dilakukannya, tapi dia berdalih kalau dirinya mau menyusun barang, tapi aku tidak langsung percaya dan langsung melapor kepada atasan ku pak Aridon Sibarani," jelasnya.
Selaku pengelola P4 Medan, Aridon Sibarani memberikan perhatian kepada pedagang Pusat Pasar dengan menyuruh petugas jaga malam memperpanjang lembur patroli.
Ternyata, gagasan yang diterapkan  Aridon Sibarani ini membuahkan hasil. Dimana petugas jaga malam yang yang memperpanjang lembur patroli tersebut berhasil menangkap seorang pelaku yang dicurigai hendak membongkar salah satu kios pedagang Pusat Pasar.
Sebelumnya, petugas Polsekta Medan Kota juga mengamankan seorang pria bernama Hendra Munte disebut-sebut anggota SPSI Pusat Pasar. Penangkapan terhadap pelaku ini karena melakukan aksi pencurian ikan basah di lokasi Pusat Pasar Medan.
Salah seorang pedagang ikan saleh Boru Hotang mengaku, bangga dengan kinerja petugas jaga malam Pusat Pasar Medan saat ini yang tanpa lelah melakukan tugas pengamanan.
"Saya salut dan bangga dengan petugas jaga malam sekarang ini yang kinerjanya cukup bagus. Apalagi, bisa mengungkap aksi pencurian maupun percobaan pencurian di lokasi Pusat Pasar Medan," ucap Boru Hotang.
Dia juga mengakui, kalau baru kali ini pihak jaga malam tidak meminta denda kepada para pedagang yang lupa menggembok kiosnya, tapi hanya disuruh membuat surat pernyataan agar pedagang tidak lagi lupa menggembok pintu kiosnya.

"Kalau sebelumnya, pihak jaga malam yang lama meminta denda Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu jika kami para pedagang lupa mengunci/menggembol pintu  kios, dan apabila kroni-kroni jaga malam yang lama  berulang tahun, kami dikenakan  biaya.  Jadi etika moral kepribadian petugas jaga malam yang sekarang ini patut diacungi  jempol," ucapnya. (eza)

Pemabok Jambret Pengemis Buta

Pelaku jambret saat diamankan polisi.
MEDAN-
Carles Tobing (35) warga Jl Rakyat, Medan yang sedang mabok, menjambret plastik asongan yang berisi uang milik pengemis buta, Arjun (22) warga Jl Binjai KM 12 Diski saat melintas di Jl Gatot Subroto Medan, Kamis (30/10) malam.
Namun aksinya tertangkap warga, hingga akhirnya dibabakbelurkan massa. Kasusnya kini tengah ditangani Polsek Medan Baru. "Kami mau pulang bang. Trus dijambretnya," ucap Dewi (20), yang menemani abangnya, Arjun mengemis sehari-hari.
Malam itu, teriakan Dewi lah yang membuat Carles ditangkap massa dan dihajar ramai-ramai. “Kami yang ada di situ langsung mengejar si pelaku yang lari ke arah Carefour," ungkap Samuel (25) warga Jl Sekip yang kala itu berada di lokasi kejadian.
>>> Menjambret Untuk Beli Baju
Aksi jambret juga dilakoni Paramita Rafi (23). Dia nekat beraksi ketika melintas di Jl. Sei Petani, Kec. Medan Baru dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vega R tanpa plat polisi.
Melihat seorang wanita berjalan kaki sambil menenteng tas, Rafi pun beraksi. Tas wanita yang belakangan diketahui bernama Suci Siahaan (27) itupun dirampasnya dan tancap gas.

Spontan saja, Suci pun teriak rampok. Mendengar teriakan wanita itu, warga pun mengejar Rafi. Mengetahui dikejar, Rafi pun langsung. Saat melintas di Jl. Sei Berutu, Rafi menabrak trotoar, lalu tertangkap massa. “Aku butuh uang jajan dan beli baju. Soalnya minta sama orangtua aku malu bang,” akunya. (ind)

Kecanduan Nyabu Nekat Curi Betor

Putra dan Ali saat diinterogasi polisi.
MEDAN-
Gara-gara narkoba, Ali Sophian (38) dan Putra (35) kehilangan akal sehatnya. Agar bisa mengkonsumsi sabu-sabu, keduanya pun nekat mencuri. Kamis (30/10) siang, mereka pun diciduk polisi dari kediamannya masing-masing.
Informasi yang dihimpun POSMETRO MEDAN, semula keduanya  mencuri betor BK 1418 CS milk Hajita Sormin. Kehilangan betor itupun dilaporkan ke Polsek Medan Timur. Berbekal laporan itu, petugas pun melakukan penyelidikan. "Setelah kita dapat informasi dari korban dan saksi, mengarah kepada kedua pelaku,”ujar Kanit Reskrim Polsek Medan Timur, Iptu Alexander Piliang, SH
Putra pun berhasil diamankan dari kediamannya di Jl. Ampera III, Kec. Medan Timur, begitu juga dengan Ali di Jl. Kapas, Perumnas Simalingkar. Pada polisi, keduanya pun mengaku beraksi dengan rekan mereka berinisial E. “Pelaku utamanya si E, dan masih diburu,”tambah Alexander.
Diakui Putra dan Ali, betor curian mereka dijual si E seharga Rp1,8 juta. "Si E yang jual pak, aku dapat Rp250 ribu aja. Kalau si Ali dapat Rp150 ribu,”kata Putra.

“Uangnya pun habis kami buat beli sabu untuk dipakai sama-sama,”sambungnya lagi. (wel/han)

Terdakwa Cabul Tantang Wartawan Berduel

MEDAN-
Lando Herikson Nababan (27) warga Jalan Rawa Cangkuk No 8 Kelurahan Tegal sari Mandala III Kecamatan Medan Denai, yang merupakan terdakwa kasus pencabulan nyaris dihajar para wartawan yang bertugas di Pengadilan Negeri Medan, Kamis (30/10) sore.
Kekesalan para pemburu berita ini lantaran terdakwa memukul kamera salah seorang wartawan. Dia juga mengajak duel saat dirinya diabadikan lewat jepretan kamera.
Hal ini pun memicu emosi wartawan lainnya yang melakukan peliputan. "Awas kalian jangan halangi jalanku," ujar terdakwa sambil tangannya memukul kamera wartawan yang meliput.
Beruntung petugas kepolisian dapat langsung mengamankannya ke ruang tahanan sementara sehingga kericuhan tak menjadi lebih besar.
Terdakwa didakwa melakukan pencabulan terhadap Intan (17) warga Tegal Sari Mandala II Kec. Medan Denai. Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yunitri, aksi bejat itu berawal ketika terdakwa Lando mendatangi rumah Intan pada tanggal 12 Mei 2010 dinihari.
Lando mengajak korban ke hotel di kawasan Padang Bulan untuk melakukan hubungan suami istri. "Keduanya sudah berpacaran sejak 16 Februari 2010. Di dalam kamar, terdakwa merayu korban untuk melakukan hubungan suami istri," kata JPU membacakan dakwaan di Ruang Candra I Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Dengan diiming-imingi akan dinikahkan dan dibayar uang sekolah, terdakwa Lando pun berhasil menodai Intan. Dan perbuatan yang tidak layak dilakukan itu terus terulang. "Perbuatan itu dilakukan kembali oleh terdakwa di beberapa hotel," tambah JPU.
Puncaknya, pria tamatan S1 itu mengajak korban dengan mengendarai kereta Yamaha Vixion BK 6113 FQ ke Hotel Mutiara Hawaii, Jalan Jamin Ginting Medan pada tanggal 26 Februari 2012 sekira pukul 14.00 wib.
Sesampainya di hotel tersebut, terdakwa memesan kamar dan menyuruh korban agar membuka seluruh pakaiannya. Namun korban yang sudah tak tahan akan janji terdakwa langsung menghubungi orang tuanya, dan kemudian keluarga korban menggerebek di hotel itu.
"Namun, korban menolak dan pergi ke kamar mandi. Tak berapa lama, keluarga korban mendatangi kamar itu dan membawa terdakwa ke Polresta Medan," ujar JPU.
Akibat perbuatannya, terdakwa dianggap melanggar Pasal 81 ayat (2) dan Pasal 82 UU RI No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak  dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun.
Usai mendengarkan dakwaan, majelis hakim yang diketuai oleh Nelson J Marbun pun menunda persidangan hingga pekan dengan agenda keterangan saksi korban.
Di luar persidangan, keluarga korban yang hadir mengejar terdakwa Lando dengan dikawal Waltah dan Security. "Gara-gara kau, masa depan anak ku hilang," teriak keluarga korban.

Bahkan persidangan tersebut pun dikawal oleh preman yang diduga suruhan oleh terdakwa untuk mengawal jalannya persidangan agar keluarga korban takut. (bay)

Geng Motor Curi Kereta Mahasiswa UISU

MEDAN-
Kawanan geng motor kembali beraksi. Sepeda motor Yamaha Vixion BK 5067 FP milik Indra Chaniago dicuri dari parkiran Bank BRI Cabang Iskandar Muda Medan, Rabu (29/10) sekira pukul 22.00 WIB.
Informasi yang dihimpun di Polsekta Medan Baru, Kamis (30/10) sore, malam itu Indra dan temannya hendak mengambil uang kiriman dari orangtuanya ke ATM BRI Cabang Iskanadar Muda.
Setibanya, mereka pun memarkirkan sepeda motor yang mereka kendarai di parkiran. Lalu, keduanya pun masuk ke ATM. Namun apes, Indra terkejut ketika keluar dari ATM tak menemukan sepeda motornya lagi di parkiran. "Tapi jawabannya nggak enak kali. Satpam itu bilang, dia melihat banyak laki-laki pakai kereta. Satpam itu juga melihat, kalau para lelaki itu mengambil kereta si Indra," kata Doly Limbong, saudara Indra saat membuat pengaduan ke Polsekta Medan Baru.

Menanggapi laporan tersebut, Kanit Reskrim Polsekta Medan Baru Iptu Oscar Setjo mengaku pihaknya akan menyelidiki kasus tersebut. (ind/han)

Penjambret Dihajar Massa

>> Ngakunya Lapar dan Masih Dibawah Umur

Andi pelaku penjambretan
MEDAN-
Kalau melihat sekilas, orang mungkin akan iba pada Andi Mahyar Nasution. Anak muda ini sepertinya sudah mempersiapkan berbagai alasan miris meski itu bohong, hanya agar aksi jambretnya bisa dimaklumi. Termasuk, mengaku terpaksa beraksi karena lapar.
Penelusuran wartawan, kebohongan pemuda Jalan Pendidikan, Pasar XII, Bandar Setia itu, terdeteksi saat dia mengaku-ngaku berstatus sebagai anak di bawah umur saat ditangkap usai gagal menjambret kalung emas Octavia (21) di Jl Pasar Baru, Desa Tembung, pada Kamis (30/10) siang.
Begitu diamankan dan diamuk warga, Andi hanya bisa meringis kesakitan lantaran menjadi bulan-bulanan massa. “Ampun, bang! Kasihani aku. Janganlah bawa aku ke kantor polisi. Aku masih anak di bawah umur, bang,” katanya pada massa yang tidak begitu saja percaya, lalu menyerahkannya ke polisi.
Begitu juga kepada POSMETRO, Andi mengaku nekat menjambret lantaran kelaparan belum makan siang. Katanya, itu lah yang membuat dia manut-manut saja ketika diajak Ahmad Fauzi.
"Karena lapar aja aku bang, belum makan siang. Jadi nekat aku menjambret pas diajak bang. Ampun kali aku bang," kata pemuda yang mengaku sudah 2 kali menjambret ini.
"Aku sudah 2 kali bang, pertama dulu di Lau Dendang. Cuma dapat 7 ribu perak aja kami bang," katanya.
Saat ditanya berapa usianya, sehingga mengaku masih anak di bawah umur? Dengan sigap Andi mengaku baru berumur 15 tahun. "Aku dibawah umur bang, baru 15 tahun bang. Ampun lah bang," pintanya.
Tapi begitu dipaksa untuk jujur, akhirnya dia bilang sudah menginjak 21 tahun. Kebohongannya semakin jelas, lantaran bertolak belakang dengan kondisi fisiknya yang sudah melebihi usia remaja. "Sudah 21 tahun aku bang," katanya seraya menundukkan kepala.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan Iptu Bambang Hutabarat SH, mengatakan, pihaknya mengamankan seorang pelaku jambret sementara rekannya masih dalam pencarian. "Satu orang kita amankan, tetapi rekannya masih kita buru ya. Karena pelaku tak beraksi sendirian," terangnya.
Sementara dalam peristiwa itu, Andi bersama rekannya Ahmad Fauzi (20) yang masih dalam pencarian polisi, menjambret kalung emas milik Octavia. Ketika itu, pelaku yang berboncengan dengan sepeda motor satria FU memepet korban yang sedang berboncengan dengan ibunya Dahliana Batubara (48).
Dengan cepat, Andi yang duduk di boncengan merampas kalung emas seberat 7,5 gram yang melekat di leher Octavia. Sadar dirampok, korban berteriak minta tolong dan langsung menabrak sepeda motor pelaku hingga terjatuh.
Andi ditangkap warga sementara rekannya Ahmad Fauzi berhasil kabur dengan sepeda motornya. Seketika itu pula, Andi menjadi bulan-bulanan massa.(wel)

Thursday, October 30, 2014

Buruh Bangunan Larikan Supra Tetangga

TEBINGTINGGI-
Curi sepeda motor tetangga di parkiran SMA Negeri I Tebingtinggi, Dalin Astono (22) warga Desa Tanah Besi, Kec. Tebingtinggi, dibekuk polisi, kemarin (30/10).
Sebelum beraksi, pria berprofesi kernet bangunan tersebut lebih dulu meminjam Honda Supra X hitam milik Bayu, tetangganya. Ketika dipinjamnya itu, kunci sepeda motor korban digandakannya.
Nah, Selasa (28/10) sekira pukul 10.00 WIB, Dalin sengaja masuk ke parkiran sepeda motor SMA Negeri I yang terletak di Simpang Tanah Besi, Kec. Tebingtinggi. Setelah melihat sepeda motor Bayu, dirinya kemudian menghampiri dan membawanya lari setelah lebih dulu dihidupkan dengan kunci kontak yang telah digandakan.
Untuk menghilangkan jejak, Dalin kemudian lari ke Kampung Cengkring Batubara.
Di sana, Dalin mendatangi kenalannya yang merupakan cucu dari mantan majikannya.
Kepada kenalannya tersebut, Dalin menawarkan sepeda motor Bayu seharga Rp2,5 juta. Tapi oleh kenalan Dalin, disarankan agar sepeda motor hasl curian tersebut dijual lewat agen.
Setelah menyetujuinya, Dalin kemudian tukaran sepeda motor dengan agen yang dikenalkan padanya. Perjanjian mereka, jika sepeda motor hasil curian sudah laku, maka sepeda motor si agen yang dipakai Dalin dikembalikan lagi.
Sialnya, sebelum sepeda motor korban laku, Dalin lebih dulu dibekuk petugas Polsek Tebingtinggi setelah kembali ke rumahnya.

“Di rekaman CCTV sekolah tempat tersangka mencuri, terlihat jelas dia melarikan sepeda motor korban. Kita masih mengembangkan penangkapan ini,” ungkap Kapolsek Tebingtinggi AKP Burju Siahaan ketika memaparkan hasil tangkapan pihaknya, kemarin (30/10). (mag-2/rul)

3 Hari Tenggelam, Mulut-Hidung Berdarah

TEBINGTINGGI –
Setelah 3 hari dicari warga kampung dan tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) Tebingtinggi, jasad Ade Kurniawan akhirnya ditemukan kemarin (29/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Ketua Tim Tagana, Kaharuddin mengatakan, saat ditemukan, jasad Ade dalam posisi mengambang menyamping karna tekanan air Sungai Padang yang sangat deras.
Jasad bocah 12 tahun itu ditemukan sangkut sekitar 2 km dari lokasi awal Ade melompat. Tepatnya di kawasan sungai yang biasa disebut dam oleh warga, tempat sampah dan kayu nyangkut di Kampung Buah-Tanjung Marulak Ilir, Kec. Rambutan.
Ketika diangkat, tubuh Ade sudah membengkak dan darah keluar dari hidung dan mulut. Medan yang sulit memaksa Tagana membawa jasad Ade lewat jalan darat.
“Kondisi tubuh korban sudag gembung dan membusuk, hingga kami terpaksa membungkus langsung dengan kantongan plastik,” ujarnya, lalu memboyong mayat ke RSU Kumpulan Pane.

Kasubbag Humas Polres Tebingtinggi, Syahril Daulay mengucapkan terima kasih kepada Tim Tagana serta warga yang turun ikut mencari jasad bocah warga Turmangan lk I, Kel. Tambangan, Kec. Rambutan yang sebelumnya melompat ke sungai akibat gonggongan anjing dan dilempar pemilik anjing.(mag2/trg)

3 ABK Tewas Terjebak di Kabin

ASAHAN-
 Tiga orang tewas dalam peristiwa kapal tenggelam di perairan Pulau Berhala, Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan 11 awak buah kapal (ABK) lainnya selamat. Para korban tenggelam itu ditemukan, Rabu (29/10). Jenazahnya kemudian dievakuasi ke Kota Tanjungbalai.
 Korban yang ditemukan tewas adalah Ariyanto (24) merupakan nakhoda kapal, Khairul (19) dan Khaidir (19) berstatus sebagai ABK.
 Tenggelamnya Kapal Motor (KM) nelayan Bintang Makmur asal Kota Tanjungbalai itu diketahui terjadi, Senin (27/10) sekitar pukul 02.00 WIB di Perairan Pulau Berhala.
 Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari ruangan instalasi jenazah Rumah Sakit Umum Daerah(RSUD) Tengku Mansyur Kota Tanjungbalai, menyebutkan, kapal naas itu berangkat dari Desa Sei Nangka, Kec. Sei Kepayang, Kab. Asahan, Senin (20/10).
 Lantas Senin (27/10) dinihari , saat berada di sekitar Pulau Berhala, cuaca buruk melanda sehingga membuat anak buah kapal melabuhkan jangkar. Angin kencang yang terus berlanjut membuat kapal oleng dan terbalik. Akibatnya, seluruh penumpang tercebur ke laut. 
 Beruntung, ke 11 ABK berhasil meraih benda-benda yang mengapung di sekitar mereka. Namun 3 penumpang lainnya, Hariyanto (25), Khairul Bahri (17) dan Khaidir (14) tenggelam.  
 Berselang beberapa jam, Ardianto (24) dan Khairul (19) berhasil ditemukan teman sesama nelayan tak jauh dari kapal yang karam. Sedangkan Khaidir (19) beberapa jam kemudian. Direncanakan, kedua jenazah akan segera dikebumikan di kampung halaman masing-masing.
 Peristiwa terbaliknya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala, terjadi begitu singkat. Para penumpang kala itu dalam kondisi tertidur lelap.
 “Kejadianya begitu singkat, posisinya saat itu kami semua sedang tidur dan tiba-tiba badan kapal sudah terguling sehingga kami berhamburan menyelamatkan diri di antara barang-barang yang ada di kapal itu,” ungkap Prayitno (49), juru mesin KM Bintang Makmur yang selamat dalam kejadian naas itu.
 Menurut pria yang sudah memiliki enam orang cucu itu, saat badan kapal terguling dan masuk ke dasar laut, ia dan kesepuluh rekannya bertahan dengan menggunakan pelampung jangkar.
 "Kami sebelas orang bertahan, sedangkan tiga orang rekan kami tidak tampak dan bahkan kami terus berteriak memanggil-manggil nama ketiganya," ujar Prayitno.
 Sepengetahuan Prayitno, ketiga korban yang tewas malam itu tidur di dalam kabin. Karena itu ia menduga Ariyanto, Khairul dan Khaidir terperangkap di dalam kabin ketika kapal terguling dan tenggelam.
 “Mereka tidur di kabin tekong (nakhoda), mungkin mereka terjebak di dalam kabin sehingga tidak sempat menyelamatkan diri,” tandasnya.
 "Saya sudah lebih 30 tahun bekerja sebagai ABK di kapal nelayan penangkap ikan dan baru kali ini mengalami naas," ungkap pria yang mengaku akan tetap melaut demi menopang hidup keluarganya.
Sementara itu, Dir Pol Air Poldasu, Kombes Teguh Mujanto menjelaskan bahwa tenggelamnya KM Bintang Makmur di perairan Pulau Berhala karena diduga dihantam ombak sehingga kapal bocor dan karam.
 "Kejadiannya Senin (27/10) lalu sekitar pukul 02.00 Wib, dan diduga karena dihantam ombak besar sehingga kapal bocor. Setelah dilakukan pencarian, telah ditemukan masing-masing Ariyanto (24), nahkoda alamat Desa Genting Dusun 2 Kec. Hessa Mesjid Kab.Asahan, Khairul (19) Anak Buah Kapal (ABK), alamat Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Masjid Kab. Asahan dan Khaidir (19) warga Desa Genting Dusun 2 Kecamatan Hessa Mesjid," terangnya kepada POSMETRO MEDAN.

 Lanjutnya, setelah ditemukan, jenazah dibawa melalui jalur laut menuju Tanjung Balai/Panton. Dan, proses diarahkan ke Satpolair Tanjung Balai. Hal itu mengingat pemilik kapal dan korban berdomisili di Tanjungbalai dan Kab. Asahan. "Jenazah sudah ditemukan dan akan dibawa ke alamat korban yang berada di daerah Tanjungbalai dan Asahan. Info yang saya dapat baru itu, nanti bila ada kabar, akan saya beritau," ucapnya. (ilu/gib/sus/bd/smg)

Modal Video, 2 Dukun Palsu Tipu Puluhan Warga

 GALANG-
 Hanya bermodalkan video menggandakan uang di hape, Junedi alias Arjun (41) warga Dusun III Pondok Genteng, Desa Timbang Deli, Kec. Galang dan temannya Sutrisno (46) warga Desa Bajohan Bukit Dua, Kec. Serbajadi, Kab. Sergai sukses menipu puluhan juta uang warga yang jadi pasiennya. Selain mendapatkan uang, Arjun juga sukses meniduri anak salah seorang pasien sebut saja bernama Bunga (19). Gadis malang asal Kec. Bangun Purba itu ia gauli 5 kali dalam 3 hari.
 Info yang dihimpun kru koran ini, bisnis penipuan dengan menyaru dukun sakti itu dilakukan pelaku sejak 1,5 bulan lalu. Awalnya Arjun mendatangi rumah Misno yang merupakan tetangga Sutrisno. Tiba di rumah Misno, Arjun mengaku mampu menggandakan uang dengan cara zikir. Tergiur akan hal itu, Misno dan istrinya Sri Hastuti dan sejumlah warga menyetuju segala syarat yang diajukan Arjun termasuk menyediakan uang sebanyak Rp 17 juta. Uang yang disediakan secara bertahap itu diakui Arjun digunakan untuk membeli persyaratan.
 Untuk meyakinkan korban, Arjun lalu memutar video penggandaan uang yang ada di hapenya. Meski dalam video itu Arjun tidak ada, tapi korban percaya saja karena menurut Arjun saat perekaman, dirinya sedang keluar. Singkat cerita, setelah permintaannya disediakan warga, Arjun memasukkan sejumlah uang ke dalam speaker dan meletakkannya di dekat pintu kamar Misno. Sebagai syarat, Arjun melarang korban membuka speaker tersebut. Arjun berdalih, speaker itu akan terbuka sendiri dalam kamar. Terlena akan tipu muslihat Arjun, Misno dan istrinya manut saja dan melakukan zikir bersama Sutrisno yang doanya diajarkan Arjun kepada Sutrisno.
  Namun hingga beberapa hari, uang yang dijanjikan Arjun akan keluar dari speaker itu tak kunjung ada. Sadar jika mereka telah ditipu, Misno dan warga pun nyaris menghakimi kedua pelaku. Namun keberuntungan masih berpihak kepada kedua pelaku yang berhasil melarikan diri. Gagal diawal bukannya membuat kedua pelaku tobat. Tapi sebaliknya, keduanya kembali beraksi di rumah Bu Unyil di Kampung Sigen, Desa Sei Putih, Kec. Galang. Sama seperti pada pertama kali beraksi, Arjun pun mengaku dapat menggandakan uang asal segala persyaratan dipenuhi termasuk melakukan zikir.
  Arjun pun meminta uang Rp4 juta kepada korban untuk membeli persyaratan yang satu diantaranya  adalah kain kafan sepanjang 5 meter. Lalu uang Rp4 juta itu dibungkus Arjun ke kain kafan dan membentangkannya dalam kamar Bu Unyil dan menyuruhnya untuk berzikir. Namun belum selesai ritual dilakukan, mendadak anak Bu Unyil datang dan berhasil menyadarkan ibunya. Akhirnya kedua pelaku pun pindah lokasi untuk mencari mangsa baru. Sekira tanggal 26 September 2014 lalu, kedua pelaku mendatangi rumah Jumadi (51) di Dusun II Desa Tanjung Gusti, Kec. Galang. Kepada ayah tiga anak yang bekerja sebagai sopir itu, kedua pelaku bersama Pak De, warga Desa Kotangan, Kec. Galang berdalih mencari tempat tinggal karena ada bisnis yang intinya cari uang dan syaratnya yang kerja adalah perempuan.
 Awalnya Jumadi menunjukkan rumah Wagimin yang berstatus duda karena rumahnya besar dan tinggal sendirian. Tapi kedua pelaku menjawab rumah Wagimin tak cocok karena berantakan dan kotor. Kemudian Jumadi menunjukkan rumah almarhum mertuanya yang lagi kosong, kedua pelaku pun menjawab tidak cocok dan yang cocok adalah rumah Jumadi walaupun harus membayar sewa. Lalu Jumadi memberitahukan kepada Sulastri (38) istrinya akan maksud kedua pelaku. Karena disewa, Sulastri yang kesehariannya mencari kayu bakar itupun setuju. Sepekan tinggal di rumah Jumadi, kedua pelaku melakukan aksinya dengan menyatakan bisa menggandakan uang dengan cara zikir. Pengakuan pelaku berhasil memperngaruhi warga termasuk Jumadi dan istrinya serta Bunga. Pertama Arjun menyuruh Jumadi memasukkan uang dalam dompet sebanyak Rp600 ribu dan dalam rantang plastik sebanyak Rp1,1 juta.
 Lalu Jumadi menyerahkan berikut uang istrinya sebesar Rp8 juta serta uang milik warga lainnya dengan total Rp18 juta. Uang itu dimasukkan Arjun ke dalam drum plastik dan diletakkan dalam kamar Jumadi yang ditempatinya. Arjun pun berjanji dalam tempo tiga hari uang itu akan banyak tapi tidak boleh dibuka, dan orang lain pun dilarang masuk ke dalam kamar. Jumadi dan istri serta warga lainnya disuruh melakukan zikir diluar rumah. Sedangkan Arjun mengaku berzikir dalam kamar. Namun hingga beberapa hari ditunggu uang yang dijanjikan Arjun tak keluar juga dari drum plastik tersebut. Puncaknya pada Selasa (29/10) malam sekira pukul 23.00 WIB. Kesabaran Jumadi dan warga lainnya hilang. Maka Jumadi memanggil Kepala Desa ke rumahnya dan mengamankan kedua pelaku karena sudah melakukan penipuan. Takut terjadi amuk massa, maka Kepala Desa mengontak Polsek Galang yang tidak berapa lama turun ke rumah Jumadi dan mengamankan kedua pelaku ke komando.

Bunga Ditiduri 5 Kali
 Selain mendapatkan uang, Arjun juga berhasil meniduri Bunga sebanyak lima kali. Keberhasilan Arjun ketika kedua pelaku mencari wanita untuk berzikir di rumah Jumadi. Pak Sirin yang ketika itu tergiur  menggandakan uangnya akhirnya memperkenalkan Ira, adiknya Bunga kepada kedua pelaku. Selama beberapa hari melakukan zikir di rumah Jumadi, Ira selalu diantar oleh ayahnya. Namun pada malam kejadian, Ira diantar oleh Bunga. Melihat kemolekan tubuh Bunga yang bekerja di salah satu salon itu, Arjun pun mengajaknya ikut berzikir.
 Kala itu Jumadi, istrinya dan sejumlah warga disuruh berzikir di depan rumah. Sedang Bunga diajak Arjun berzikir di kamar. Tak curiga, Bunga mau saja masuk ke dalam kamar. Tapi Arjun bukannya mengajak zikir, melainkan berhubungan suami istri. Awalnya Bunga menolak.Tapi Arjun tak habis akal dengan mengancam jika menolak, semua uang yang diberikan kepada Arjun termasuk uang orangtuanya sebesar Rp1,5 juta akan hilang. Takut akan ancaman itu, dengan terpaksa Bunga merelakan tubuhnya ditiduri dua kali oleh Arjun. Hingga dua hari berikutnya, Arjun kembali berhasil meniduri Bunga dua kali lagi di rumah kosong dan sekali dalam kebun dengan posisi berdiri. 
 Selain berhasil meniduri Bunga, dua tahun lalu Arjun pun berhasil meniduri wanita dengan panggilan Nur di Desa Sikuncah, Kec. Bangun Purba. “Kalau saat itu aku berkenalan dengan Nur yang sudah hamil 4 bulan dan tidak lama setelah berkenalan kami melakukan hubungan suami istri sekali. Setelah itu Nur menikah dengan pria lain dan sekarang aku tidak tahu dimana keberadaannya. Mungkin anaknya sudah dua atau satu. Itu sudah lama,” sebut Arjun. Arjun pun mengaku jika uang hasil tipuannya itu digunakan untuk makan dan beli alat-alat ritual. “Biar korban yakin, aku terpaksa membeli peralatan ritualnya. Ide itu muncul karena pingin coba-coba saja,” katanya di kantor polisi. (man/deo)


Jaksa Iwan Sijabat Segera Disidangkan

>> Ditangkap Kasus Sabu Bersama Cewek
 
Jaksa Kejari Medan Iwan Sijabat
MEDAN-
Proses pelimpahan berkas tahap kedua oknum Jaksa Kejari Medan, Iwan Sijabat yang tertangkap basah tengah pesta sabu bersama teman wanitanya, memasuki babak akhir. Sehingga tak lama lagi, dia akan disidangkan.
Hal ini dikatakan Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Medan, Dwi Agus, kalau tersangka sudah mereka terima dan ditahan di Rutan Tanjung Gusta Klas I Medan.
Pasal yang dikenakan adalah pasal 112, 114 dan 127 No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "Itu ancaman hukumannya 4-12 tahun penjara karena air urinenya itu positif," jelasnya sembari memastikan akan segera melimpahkan berkasnya ke PN Medan untuk segera disidangkan.
Terpisah Kepala Rumah Tahanan Tanjung Gusta Klas I Medan, Tonny Nainggolan, saat dikonfirmasi mengatakan, tersangka sudah mereka terima dari kejaksaan. "Tersangkanya tadi sore sudah kita terima. Dia (tersangka) di ruangan II Blok G sekarang," ujarnya.
Seperti diketahui, Iwan Sijabat ditangkap petugas dari Sat Res Narkoba Polresta di salah satu kamar Hotel Royal Perintis, Jalan Perintis Kemerdekaan, Medan Timur, Rabu (10/9) lalu.

Pria yang juga berprofesi sebagai jaksa ini ditangkap bersama seorang rekan wanitanya. Dari jaksa yang bertugas di Kejari Medan itu, polisi menyita barang bukti sisa pakai sabu-sabu seberat 0,5 gram. (bay)

Pedagang Ayam Penyet Dirampok Pria Bersebo

LABUHAN-
Seorang pedagang ayam penyet jadi korban kawanan perampok spesialis kenderaan bermotor. Akibatnya, Yamaha Mio Soul GT warna merah BK 4174 AFF miliknya raib dibawa kabur pelaku.
Peristiwa itu terjadi, Rabu  (29/10) sekira jam 01.00 wib di ruas Jalan KLY Sudarso, persis di depan Pabrik PT Coca-Cola, Medan Labuhan. Saat itu Sutrisno (34), hendak pulang ke rumahnya di Jalan Rawe Ling 9 Kel Tangkahan Kec Medan Labuhan usai berjualan Ayam Penyet di Belawan.
Saat melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba dari belakang dua orang pemuda naik  sepeda motor supra X, memepet dan menendang korban hingga jatuh.

Melihat korban sudah berhasil dilumpuhkan, para pelaku langsung mengancam akan memukulinya jika melawan. Tak mau konyol, pelaku pasrah saat kereta kesayangannya dibawa kabur kawanan yang memiliki ciri-ciri badan tegap dan mengunakan sebo serta senjata tajam itu.(nr)

Buat Beli Sabu, ABG Maling Kereta

MEDAN-
Satu dari dua  pencuri kereta yakni Fajar Riski (16) warga Jalan Bromo Gang Seto, Kecamatan Medan Denai, nyaris bonyok dihajar massa. ABG penganguran ini, kepergok mencuri kereta Honda Vario BK 4660 ADM milik Fahri Harahap (37) warga Jalan AR Hakim Gang Langgar, Medan Denai.
Fajar ditangkap di Jalan Denai, Medan Denai. Sedangkan temannya yang diketahui bernama Aditya Perdana (19) warga Jalan Bromo Lorong Kijang Gang Seto, berhasil lolos dari penyergapan warga, Rabu (29/10) sore.
Ketika ditanyai di Polsek Medan Area, tersangka mengaku dirinya disuruh kawannya Adytia untuk mencuri kereta. "Aku baru sekali ini mencuri kereta dan itu pun lantaran disuruh dia (Adytia)," ujarnya.

Tersangka juga bunyi kalau selama ini Adytia sering mencuri kereta. "Kereta hasil curian langsung dijual ke daerah titi Kuning Medan. Uang hasil penjualan kereta itu untuk membeli sabu-sabu. Aku, dia dan teman-teman sering menggunakan sabu di rumahnya Fajar," bebernya.(mri)

5 Menit Parkir, Honda Revo Raib

MEDAN-
Apes benar nasib Timbul Parhorasan Purba (19) warga Asrama Widuri, Marindal, Medan. Honda Revo BM 2434 OJ miliknya yang dipinjamkan kepada temannya Josep, raib saat parkir di depan Taman Makam Pahlawan (TMP) Jalan SM Raja, Medan, Selasa (28/10) dinihari.
"Aku sudah malas ngasih pinjam kereta samanya, tapi, karena dia mendesak, aku kasihan, dan rupanya hilang pulak," ucap lajang asal Pekanbaru itu saat ditemui di Polsek Medan Kota.

Sementara itu, Josep mengatakan, dia tidak sadar kalau kereta itu hilang. "Baru 5 menit aku tinggalin, sudah hilang, padahal aku hanya bicara sebentara sama kawanku. Aku curiga sama Si Sultan, soalnya, dari aku datang, dia sudah di situ duduk-duduk," ucapnya. (gib)

Dihipnotis dan Disekap, 2 Cewek Terbodoh 4 Hari

Korban saat membuat pengaduan ke  Polsek Delitua.
DELITUA -
Bila keterangan kedua cewek asal Riau ini benar, bisa dipastikan ilmu hipnotis Rudi Hartono (35) warga Jalan Brigjen Katamso Medan, cukup ampuh. Pasalnya, mereka mengaku tak bisa berbuat apa-apa, meski dilarikan selama 4 hari ke Medan dan disekap di hotel.
Kedua korban, Widya Setia Hati (41) dan rekannya, Iwarni (35), masing-masing warga Jalan Pinang, Pekanbaru, Riau, bercerita, awal kejadian ini bermula dari perkenalan mereka dengan Rudi Hartono pada Jumat (24/10) lalu di Pekanbaru.
Entah dari mana dapat nomornya, yang jelas hari itu Rudi menelepon Widya.  Dia mengaku hendak merental mobil AVP plat BM 1324 TI milik korban. ”Kami janjian bertemu di Rumah Sakit Awal Bros. Karena pas waktu itu, ibu saya lagi sakit dan baru selesai operasi,” kata Widya.
Setelah sepakat dengan harga, Rudi pun menyerahkan uang rentalnya sebesar Rp400 ribu. Tapi pelaku kemudian mengajak korban untuk mengisi BBM ke galon. Korban manut saja, lantaran rekannya Iwarni mau menemani juga.
Dari sini, Rudi mengajak Widya dan Iwarni ke rumah kakaknya tak jauh dari galon. “Setelah sampai, dia kembali mengajak kami. Katanya mau mengantar kakaknya ke Jalan Sudirman, Pekanbaru,” terangnya lagi.
Setiba di Jalan Sudirman, dan meninggalkan kakaknya, mobil langsung ditancam gas sampai di Duri. Tapi selama itu, Widya dan Iwarni mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. “Kami cuma terdiam di dalam mobil, bang. Kami kena hipnotis pelaku. Makanya kami cuma bisa menurut saja,” aku keduanya.
Di Kota Duri, Riau itu, mereka dibawa ke salah satu perkampungan terpencil. Di sana pula, Widya dan Iwarni disekap. “Kami juga nggak ingat jalan ke kampung itu, bang. Pokoknya setelah satu malam di situ, barulah kami dibawa ke Medan ini,” terang mereka lagi.
Di Kota Medan, mobil diputar ke Hotel Hawai yang berlokasi di Jalan Jamin Ginting. Di penginapan kelas melati ini, kedua korban juga disekap. ”Hari Minggu (26/10) kami disekap di situ, bang. Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Ngomong aja kami tidak bisa,” tambah Widya.
Namun selama di hotel, kedua korban mengaku tidak ada diperlakukan tidak senonoh. Malahan mereka ditinggalkan begitu saja di dalam kamar. “Dikasi makan aja kami tidak. Kami melogok macam orang bodoh. Ngomong aja kami susah, padahal mobil kami dibawanya,” kata Widya.
Entah bagaimana, pengaruh hinotis yang selama 3 hari membuat mereka terbodoh, berangsur mulai hilang. Di saat itu pula, Rudi kembali datang tapi tidak naik mobil lagi.
Rudi yang merasa hipnotisnya masih bekerja, mengaku, mobil yang dibawanya rusak dan sekarang sedang masuk bengkel. Tapi kedua korban yang sudah sepakat bersiasat, tetap berpura-pura seperti orang bodoh.
Senin pagi, kedua korban berpura-pura mengajak tersangka untuk belanja ke Medan Mall. ”Sudah empat hari tidak ganti baju. Kemudian kami pergi ke Medan Mall dengan menumpang dua becak motor,” kata Widya.
Namun setibanya di Medan Mall, Widya dan Iwarni yang sudah menyusun siasat, langsung berteriak rampok. Hal itulah yang mengundang perhatian warga, hingga Rudi dimassa.
Setelah diamankan di Pos Security Medan Mall, tersangka dijemput oleh petugas Polsek Medan Kota dan pada saat itu korban langsung membuat laporan pengaduan. Lalu diserahkan ke Polsek Delitua, sesuai lokasi kejadian.
Kanit Reskrim Polsek Delitua, Iptu Martualesi Sitepu SH MH ketika dikonfirmasi via selulernya, Rabu (29/10) membenarkan adanya laporan tersebut. “Kasusnya sedang kita tindak lanjuti,” ujar Sitepu.

Namun sebelum diserahkan ke Polsek Delitua, tersangka mengaku, mobil tersebut telah digadaikan kepada oknum TNI berinisial MOS berpangkat Sertu yang bertugas di wilayah Delitua seharga Rp6 juta. “Tetapi saya dan keluarga kemudian melapor ke Denpom dan Selasa (28/10) dinihari, mobil itu kami jemput dan langsung membawanya ke Polsek Delitua,” kata Korban.(cr-2)

Pedagang Es Dawet Ditemukan Tak Bernyawa

Jenazah Rajali yang ditemukan warga.
LANGKAT-
“Menyesal kali aku pak nggak menuruti permintaan bapak tadi malam. Padahal dia minta kukusukkan badannya. Katanya dia capek kali. Tapi aku berasalan aku mengantuk, mau tidur,” isak tangis Fajar (13), meratapi kematian ayahnya.
Ternyata, kata Fajar, itu adalah permintaan terakhir Mohamad Rajali (35) yang ditemukan warga tergeletak tak bernyawa di pinggir Jalan lintas Pasar X, Batang Serangan, Rabu (29/10) siang, tak jauh dari Pos Polantas.
Masih disebutkan anak ingusan ini, ayahnya juga sempat melontarkan kata-kata yang mungkin sampai akhir hidup, tak akan terlupakannya. “Itulah punya anak. Ayahnya capek pun nggak mau dia ngusukin,” kenang Fajar menirukan ucapan Rajali pada Selasa (28/10) malam sekitar pukul 19.30 wib lalu.
Disebutkannya, permintaan Rajali untuk dipijat itu memang tak biasa. “Memang entah kenapa, nggak biasanya bapak minta kusuk sama aku. Pas tadi malam itulah sekitar jam 7 malam, dia minta dipijitin sama aku. Tapi aku nggak mau. Kubilang aku mengantuk mau tidur,” lirih Fajar sambil menyeka bulir air matanya ketika ditemui di rumah duka.
Tak hanya itu, yang semakin membuat Fajar begitu terpukul, pagi harinya sebelum ayahnya ditemukan tak bernyawa, pria yang membesarkannya tersebut memandanginya begitu lama sebelum dirinya berangkat ke sekolah.
”Waktu tadi pagi, nggak pernah-pernahnya bapak kayak gitu. Dia lama sekali memandangiku. Aku pun sempat heran juga. Mungkin itulah tanda-tandanya dia mau pergi meninggalkan kami untuk selamanya,” ungkapnya sambil memandangi wajah Melan (9) adiknya yang juga ikut menangis.
Masih cerita Fajar, padahal kemarin rencananya ayahnya hendak dibelikan celana oleh ibunya untuk dipakai pada malam Jumat nanti. Tapi karena kurang cocok, nggak jadi dibeli.
“Malam Jumat nanti, di rumah inikan mau ada yasinan (wirit-red). Kebetulan kami baru menempati rumah ini sekitar tiga malam. Kalau dulu kami tinggal di gubuk-gubuk. Jadi rencananya, bapak sama mamak mau buat syukuran masuk rumah baru, sekaligus wiritan. Soalnya selama ini kami nggak pernah wirit di rumah. Jadi malam Jumat nanti harusnya wirit pertamalah,” ujar bocah kurus ini.
“Tapi kalau sudah kayak gini, bukan wirit jadinya. Tapi tahlilan,” sedunya sambil memandangi satu persatu pentakziah yang datang ke rumah duka menyampaikan bela sungkawa.
Informasi dihimpun, Rajali, warga Desa Cempa, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, ditemukan tak bernyawa di kawasan Pasar X Desa Tanjung Beringin, sekitar 200 meter dari Pos Polisi lalu lintas, Rabu (29/10) sekitar pukul 12.45 Wib, oleh warga yang kebetulan melintas di lokasi.
Saat pertama kali ditemukan, posisi korban telentang di pinggir paret. Tak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kuat dugaan, Rajali tewas karena penyakit jantung yang selama ini dikeluhkan, kambuh tiba-tiba.
Hal itu diketahui dari tidak hilangnya sepeda motor yang digunakan menjual es dawet. Posisinya masih terparkir tak jauh dari jasad Rajali ditemukan. Selain itu, menurut sejumlah warga, setiap harinya korban memang mangkal di kawasan tersebut menjajakan dagangannya.
Oleh warga, penemuan mayat Rajali pun dilaporkan ke Polsek Hinai. Selanjutnya beberapa petugas langsung meluncur ke tempat kejadian perkara guna melakukan penyelidikan sekaligus evakuasi mayat korban.
Istri korban, Cici (32) saat ditemui di rumah duka, mengaku tak punya firasat jelek akan suaminya hari itu. Itu yang membuat ibu dua anak ini tampak sangat depresi lantaran kematian pendamping hidupnya yang begitu mendadak.
Seakan masih belum percaya, Cici mengungkapkan sedikit kekesalannya terhadap korban yang kurang mengindahkan penyakitnya selama ini. ”Dia ada sakit jantungnya. Udah bolak-balik disuruh berobat, tapi dia ngGak mau juga. Dia mikirkan uang perobatannya. Apalagi untuk kebutuhan makan aja kadang susah,” ujar Cici yang begitu yakin kematian suaminya lantaran penyakitnya kambuh.
Selama ini, kata Cici, kalau pun berobat, Rajali hanya membeli obat-obat di kedai. “Obat yang murah-murah itulah bang. Selain jantungnya, belakangan ini dia juga mengeluhkan asam urat di kakinya,“ ujarnya seraya mengaku belum bisa berpikir bagaimana menjalani hari-harinya tanpa sang suami.

Karena yakin kematian suaminya akibat sakit, wanita yang kini menyandang status janda ini pun tak mau mayat Rajali diotopsi. “Korban ada mengidap suatu penyakit belakangan ini dan itu selalu dikeluhkanya kepada sang istri, jadi dugaan kita saat berjualan tadi penyakitnya kambuh, hasil oleh tkp yang dilakukan juga tidak didapati adanya unsur lain dibalik kematian korban ini, makanya keluarganya tidak mau dilakukan otopsi dan mereka telah membuat pernyataan tidak keberatan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Hinai, Aiptu N Manurung.(wis)

Wanita Tua Tewas Ditabrak Mobil

MEDAN-
Rahayu Dewi (65) warga Jl Lubuk Kuda, Lorong Selamat, Kel Sei Kera Hulu, Kec Medan Perjuangan tewas ditabrak Xenia hitam BK 1329 QM. Keluarga yang tidak terima, berang, dan meminta nyawa orang tua mereka diganti nyawa sang sopir.
Informasi dihimpun, seperti biasanya, Rahayu berbelanja ke Pajak Bengkok untuk membeli perlengkapan warung kopi yang ia buka di rumahnya. Usai berbelanja, wanita tua ini berniat pulang menumpangi becak dayung.
Pas lagi menawar ongkos becak, tiba-tiba dari arah Jl Letda Sudjono melaju mobil Xenia yang dikemudikan Arif (25) warga Tandem Hilir, Binjai, dengan kecepatan tinggi.
Seketika itu juga, Rahayu ditabrak dari belakang dan terpental hingga menderita luka serius di bagian kepalanya. Mendengar suara benturan keras, warga sekitar dan sejumlah pedagang di sana langsung menangkap pengemudi mobil maut itu, bersama rekannya, Sukri.
Sementara itu, korban yang terlihat masih bernyawa, segera dilarikan ke RSU dr Pirngadi Medan. Meski sempat mendapat perawatan medis, namun akhirnya nyawanya tak tertolong.
Anak korban, Azhari (45) menjelaskan, dia tak menduga ibunya akan pergi untuk selama-lamanya. "Tak menyangka aku jadi begini. Padahal semalam masih ketemu aku sama mamak ini, tapi sekarang sudah meninggal," katanya.
Dijelaskan Azhari, pagi hari ibunya memang berbelanja keperluan warung kopi. Ia berangkat pagi karena sekira pukul 10.00 wib ia akan membuka kedainya seperti biasanya. "Mau pulangnya dia selesai belanja, tapi ditabrak sama mobil xenia. Begitulah kabarnya yang ku dapat dari lokasi itu," katanya seraya menyebutkan, jasad ibunya dikebumikan di pemakaman umum di Jl Thamrin.
Ditanyai soal tindakan pengemudi yang menabrak ibunya, dengan penuh emosi. "Aku meminta nyawa ditukar nyawa," katanya dengan nada kesal.
Di tempat terpisah, Arif (23) pengemudi mobil maut mengatakan, dia tak melihat ada becak yang berhenti di pinggir jalan. "Aku ngantuk kali, Bang. Aku gak liat ada becak di pinggir jalan," ujarnya.
Apakah dirinya mengemudi dengan keadaan mabuk? Arif membantahnya. "Aku gak mabuk, Bang. Tapi Aku ngantuk," jawab pria yang sedikit bonyok lantaran dihakimi massa ini.
Disinggung soal penemuan satu pucuk sangkur di dalam mobil, Arif dan Sukri tidak mengakuinya. "Itu bukan punya kami, Bang. Mobil itu kami pinjam sama kawan kami. Sangkur itu memang sudah ada di dalam mobil," terang kedua pemuda ini.
Soal isu sempat ditemukannya sabu-sabu di dalam mobil, Arif dan Sukri juga membantahnya. "Gak ada kami bawa sabu-sabu, Bang. Kecelakaan itu karena Aku ngantuk," cetus Arif lagi.

Kanit Lantas Polsek Percut Sei Tuan, AKP Sawangin saat dikonfirmasi mengatakan, pengemudi dan temannya sedang ditahan. "Dua orang kita tahan. Tapi isu temuan narkoba dalam mobil, nggak ada. Kalau sangkur, ada," katanya. (wel)

Wednesday, October 29, 2014

Janda Sebatang Kara Tewas Terbakar

Rumah janda tanpa anak yang terbakar.
KUALUH HULU-
 Siti Norma Simangunsong (75), wanita berstatus janda tanpa anak, warga Desa Sonomartani, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labura ditemukan tewas terpanggang api setelah rumah yang dihuninya habis dilalap api, Selasa (28/10) sekira pukul 03.00 WIB.
 Berdasarkan keterangan salah seorang warga, Iwan Munthe (40), rumah korban yang terletak di Jalan Lintas Tanjung Leidong-Teluk Binjai itu dilalap api sekitar pukul 04.00 WIB. Mengetahui rumah korban dilalap api, warga pun berusaha memadamkan api, namun usaha warga tidak berhasil.
 "Korban ditemukan warga tewas terbakar dalam posisi di atas broti dengan tubuh hangus terbakar dan tubuh korban yang tinggal hanya bagian lutut ke atas sementara kepala sudah terbakar," kata Iwan.
 Menurut Iwan, warga tidak mengetahui asal usul api karena kejadian pada subuh dimana warga sedang tidur. Masih kata Iwan, rumah korban memiliki tiga pintu namun pintu keluar hanya dari pintu depan sebab pintu belakang dan samping sudah tidak difungsikan lagi.
 "Setelah suaminya meninggal, korban tinggal sendiri di rumahnya. Semalam korban masih kelihatan membeli sesuatu dari warung warga. Korban juga memiliki rumah di Siantar," sebutnya.
 M Pakpahan, kerabat korban menyebutkan, korban semalam sore baru tiba dari Siantar untuk mengambil hasil panen sawitnya. "Memang selama ini korban kebanyakan tinggal di Siantar dan sekali-sekali datang ke Sonomartani untuk mengambil hasil panen sawitnya," ujar Pakpahan.
 Sementara itu Kapolsek Kualuh Hulu AKP H Tampubolon melalui Kanit Reskrim Ipda P Hutagaol SH mengatakan, korban tewas terbakar di dalam rumah yang dihuninya. "Api diduga berasal dari lilin yang dinyalakan korban sebelum tidur. Kemudian api merambat membakar rumah korban," sebut Hutagaol.

 Hutagaol menambahkan hasil visum et repertum dari RSUD Aek Kanopan menyatakan korban tewas karena terbakar. (cha/smg/bd)

Melawan, Perampok Truk Ditembak

Sugi meringis kesakitan setelah kaki kanannya ditembak polisi saat melawan.
LUBUKPAKAM –
Hampir 5 bulan diburon terkait perampokan L 300 di Namorambe Juni lalu, Sugiono alias Sugi (29) akhirnya dibekuk. Namun, jalan pria yang sempat menetap di Dusun V Desa Sena, Kec. Batangkuis itu, roboh setelah ditembak, Senin (27/10).
Pria yang terakhir kali menetap di Kel. Syahmad, Kec. Lubukpakam itu juga harus  mendekam di sel. Perburuan ayah dua anak yang juga pedagang ayam potong itu, bermula saat Sugi bersama 7 temannya, merampok mobil L 300 di kawasan Namorambe pada 15 Juni lalu. Sementara sopir L300, Suriadi disekap. Tangan, kaki, mulut dan mata Suriadi dilakban dan ditinggalkan di lokasi.
Sementara L300 milik Budiman warga Desa Batu Gemuk, Kec. Namorambe itu, dilarikan Sugi Cs. Kasus itu kemudian dilaporkan hari itu juga ke Polsek Namorambe sesuai dengan LP/20/VI/2014 tanggal 15 Juni 2014. Selanjutnya Polres Deliserdang mengambil alih kasus perampokan itu.
Timsus Resmob dipimpin Kepala Tim (Katim) Iptu Suhardiman SH melakukan penyelidikan dan pengembangan dengan menginterogasi, sejumlah tahanan kasus perampokan mobil dan truk. Ternyata salah satunya teman Sugi, yang telah mendekam dipenjara. Dari dia pula nama dan alamat Sugi di kawasan Batangkuis, diperoleh polisi. Namun saat bergerak ke sana, ternyata Sugi telah pindah dan tidak diketahui alamat pindahnya.
Bermodalkan keterangan itulah, polisi terus mencari Sugi lewat informan-informan mereka. Akhirnya keberadaan Sugi diketahui yakni berdagang ayam potong di depan rumahnya, di Kel. Syahmad, Kec. Lubukpakam. Polisi pun bergerak ke rumah kontrakan Sugi dan langsung melakukan penyergapan. Sugi berupaya kabur tapi berbuah petaka. Polisi terpaksa menembak betis kanannya hingga tersungkur. “Selanjutnya Sugi kita serahkan ke Sat Reskrim Polres Deli Serdang untuk pemeriksaan. Dua pelaku lagi masih kita kejar,” sebutnya.
Sugi dan komplotannya bukan kali ini saja beraksi merampok mobil. Bersama jaringannya, Sugi pernah merampok truk di daerah Ring Road Sunggal, Batang Kuis dan Perbaungan. Jaringan Sugi ini sering merampok truk counter karena cepat laku.
Hasil penjualan mobil rampokan itu dibagi Sugi dengan temannya sekira Rp 2-3 juta per orang. Khusus mobil L 300 yang dirampok Sugi dan komplotannya itu dijual kepada Anto Keling yang kini mendekam di Lapas Lubuk Pakam seharga Rp 7,5 juta. Duitnya digunakannya untuk modal berjualan ayam dan biaya hidup sehari-hari.

Jaringan Sugi yang sudah ditangkap polisi yakni Ucok Ompong dan Lilik, ditangkap Polsek Sunggal. Anto Keling, Bendi dan Roni ditangkap Poldasu dan Ompeng serta Syaripuddin ditangkap Polres Sergai.(man/trg)

Pasutri Dirampok, Kereta Lenyap

Ryan dan Maria saat buat laporan
MEDAN-
Aksi perampokan bersenjata tajam kembali beraksi. Kali ini korbannya pasangan suami istri (Pasutri) Ryan Kesuma dan Maria (35). Akibatnya, sepeda motor Yamaha Mio BK 4874 AEJ milik mereka dibawa kabur.

Peristiwa itu mereka alami pada 26 Oktober malam lalu. Saat itu, pasutri bersama anaknya hendak pulang setelah berkunjung dari kediaman orangtua mereka di Jalan Kapten Muslim.
Namun saat melintas di Jalan Pasar V Timur arah Unimed, mereka dihadang dua pria bersepeda motor. “Kami dipepet mereka bang, terus ditodong sama belati,”ujar Maria saat membuat pengaduan ke Polsek Percut Seituan.
Karena ditodong belati, lanjut Maria, ia dan suaminya pun terpaksa turun dari sepeda motor yang mereka kendarai. “Kayak mana mau melawan, pelaku mau menusuk suamiku. Lagian suamiku pun tak mau melawan,”kata ibu 2 anak tersebut.
Akibatnya, lanjut Maria, kedua pelaku itupun mengambil secara paksa sepeda motor mereka, berikut STNK dan kunci serap yang diletak di jok. “Laporan korban telah diterima dan masih kita mintai keterangan,”ujar Kanit Reskim Polsek Percut Seituan, Iptu Bambang G Hutabarat SH. (mri/han)