Tuesday, November 4, 2014

Dor! Pejudi & Penyabu Tunggang Langgang

MEDAN-
Entah untuk yang ke berapa kalinya, Kampung Kubur, kemarin (3/11) kembali digerebek polisi. Para pecandu narkoba dan judi yang sedang asyik berpesta di sana, spontan tunggang langgang mendengar tembakan peringatan petugas.
Dari ratusan pengunjung yang datang, hanya ada 5 orang berhasil diamankan. Mereka adalah, Berjuang Sembiring (55), M Eferiadi Siahaan (18), M Ferdinan Zufri Nst (25), Sam Troy EF Tobing (35), M Muslim (27).
Sedangkan barang bukti yang disita, di antaranya, 45 unit mesin jackpot, 1 karung/goni (20.000 keping) coin jackpot, 15 gram sabu-sabu, 30 set bong, 1 unit timbangan lektrik, 35 pipet kaca, 1 senapan angin, 4 unit genset, 15 mancis, 1 bilah pisau, 5 unit HP, 3 unit sepeda motor, serta 1 bungkus besar plastik klip kosong.
Hasil penelusuran wartawan, dari sekian banyak yang lolos, dua di antaranya adalah seorang pria berbadan kurus, setinggi 163 cm dengan penampilan lusuh dan nafas terengah-engah, namanya Ari (25), bersama istrinya Sinta (24).
Pasutri asal Pekanbaru ini lolos dari penggerebekan, meski mereka tadinya berada di areal perjudian jackpot. "Aku di luar, kutengok polisi datang kupanggil istriku yang ada di lantai dua. Kudengar suara tembakan, langsung kuajak istriku kabur lewat pintu belakang," tuturnya pada POSMETRO.
Ternyata, tepatnya lima belas menit sebelum adzan zhuhur berkumandang, enam petugas dari satuan Reskrim Polresta Medan datang mengendarai sepeda motor trail dengan begitu cepat.
Mereka berhenti tepat di depan sebuah rumah berwarna putih yang menjadi markas perjudian ding dong dan disinyalir menjadi tempat peredaran narkoba. Tepatnya di sebuah gang sempit dan menurun, tepat di sudut Jl Airlangga, Kel Petisah Tengah, Kec Medan Baru.
Tanpa diduga, empat petugas itu langsung masuk dengan menendang pintu. Puluhan orang yang berada di dalam tempat ding dong itu menjadi panik dan mencoba kabur.
Lalu, aparat memberikan tembakan peringatan yang ternyata tambah membuat orang-orang tersebut lari kocar-kacir dari pintu belakang menuju pinggiran Sungai Deli.
Lain halnya dengan kedua pasutri ini yang ternyata memilih bersembunyi di belakang rumah warga yang letaknya cukup strategis dan tertutup terpal. "Gak tau apa lagi yang kurasa saat itu. Ku dengar suara tembakan. Lari terus aku dari pintu belakang,” ujar Ari dengan menarik nafas menghilangkan rasa takutnya.
Saat mereka bersembunyi, ternyata dua truk pasukan polisi datang. Masyarakat pun berbondong-bondong datang ke lokasi untuk melihat peristiwa yang menggemparkan kampung kubur saat itu.
Sial, tak semua bisa kabur. Ada lima orang yang tertangkap. Polisi meringkus mereka bersama 4 unit sepeda motor dan puluhan mesin ding dong.
Merasa kondisi sudah aman, Ari dan istrinya Sinta tergopo-gopo keluar dari persembunyian mereka dengan membawa kantongan plastik berisi sikat gigi, odol, bedak dan handuk menuju sebuah warung yang hanya berjarak 150 meter dari lokasi kejadian.
Pasutri ini juga mengaku bahwa mereka baru kali ini ke tempat dingdong dengan alasan sebagai pelarian untuk menghilangkan stress setelah diusir dari rumah kontrakan.

“Cuma berapa puluh ribu uang kami, maksudnya mau digandakan dengan main dingdong. Eh udah kalah, uang habis, hampir ketangkap pula. Kapok lah,” ujar mereka terus meninggalkan warung dengan maksud pulang ke kampong halaman.(mag-3)

No comments:

Post a Comment