Entah untuk
yang ke berapa kalinya, Kampung Kubur, kemarin (3/11) kembali digerebek polisi.
Para pecandu narkoba dan judi yang sedang asyik berpesta di sana , spontan tunggang langgang mendengar
tembakan peringatan petugas.
Dari ratusan
pengunjung yang datang, hanya ada 5 orang berhasil diamankan. Mereka adalah,
Berjuang Sembiring (55), M Eferiadi Siahaan (18), M Ferdinan Zufri Nst (25),
Sam Troy EF Tobing (35), M Muslim (27).
Sedangkan
barang bukti yang disita, di antaranya, 45 unit mesin jackpot, 1 karung/goni
(20.000 keping) coin jackpot, 15 gram sabu-sabu, 30 set bong, 1 unit timbangan
lektrik, 35 pipet kaca, 1 senapan angin, 4 unit genset, 15 mancis, 1 bilah
pisau, 5 unit HP, 3 unit sepeda motor, serta 1 bungkus besar plastik klip
kosong.
Hasil penelusuran
wartawan, dari sekian banyak yang lolos, dua di antaranya adalah seorang pria
berbadan kurus, setinggi 163 cm dengan penampilan lusuh dan nafas
terengah-engah, namanya Ari (25), bersama istrinya Sinta (24).
Pasutri asal
Pekanbaru ini lolos dari penggerebekan, meski mereka tadinya berada di areal
perjudian jackpot. "Aku di luar, kutengok polisi datang kupanggil istriku
yang ada di lantai dua. Kudengar suara tembakan, langsung kuajak istriku kabur
lewat pintu belakang," tuturnya pada POSMETRO.
Ternyata, tepatnya
lima belas
menit sebelum adzan zhuhur berkumandang, enam petugas dari satuan Reskrim
Polresta Medan datang mengendarai sepeda motor trail dengan begitu cepat.
Mereka berhenti
tepat di depan sebuah rumah berwarna putih yang menjadi markas perjudian ding
dong dan disinyalir menjadi tempat peredaran narkoba. Tepatnya di sebuah gang
sempit dan menurun, tepat di sudut Jl Airlangga, Kel Petisah Tengah, Kec Medan
Baru.
Tanpa diduga,
empat petugas itu langsung masuk dengan menendang pintu. Puluhan orang yang
berada di dalam tempat ding dong itu menjadi panik dan mencoba kabur.
Lalu, aparat
memberikan tembakan peringatan yang ternyata tambah membuat orang-orang
tersebut lari kocar-kacir dari pintu belakang menuju pinggiran Sungai Deli.
Lain halnya
dengan kedua pasutri ini yang ternyata memilih bersembunyi di belakang rumah
warga yang letaknya cukup strategis dan tertutup terpal. "Gak tau apa lagi
yang kurasa saat itu. Ku dengar suara tembakan. Lari terus aku dari pintu
belakang,” ujar Ari dengan menarik nafas menghilangkan rasa takutnya.
Saat mereka
bersembunyi, ternyata dua truk pasukan polisi datang. Masyarakat pun
berbondong-bondong datang ke lokasi untuk melihat peristiwa yang menggemparkan
kampung kubur saat itu.
Sial, tak semua
bisa kabur. Ada lima orang yang tertangkap. Polisi meringkus
mereka bersama 4 unit sepeda motor dan puluhan mesin ding dong.
Merasa kondisi
sudah aman, Ari dan istrinya Sinta tergopo-gopo keluar dari persembunyian
mereka dengan membawa kantongan plastik berisi sikat gigi, odol, bedak dan
handuk menuju sebuah warung yang hanya berjarak 150 meter dari lokasi kejadian.
Pasutri ini
juga mengaku bahwa mereka baru kali ini ke tempat dingdong dengan alasan
sebagai pelarian untuk menghilangkan stress setelah diusir dari rumah
kontrakan.
“Cuma berapa
puluh ribu uang kami, maksudnya mau digandakan dengan main dingdong. Eh udah
kalah, uang habis, hampir ketangkap pula. Kapok lah,” ujar mereka terus
meninggalkan warung dengan maksud pulang ke kampong halaman.(mag-3)
No comments:
Post a Comment