Friday, November 21, 2014

Truk Aqua Tabrak 2 Kereta dan 2 Mobil, 1 Tewas

SIBOLANGIT - Tabrakan di Jl. Jamin Ginting Km 45-46, Desa Bandar Baru, Kec. Sibolangit, Kab. Deliserdang, Rabu (19/11) sekitar pukul 23.00, menewaskan M. Lihat Ginting (40). Pria asal Desa Sari Munthe, Kec. Munthe, Kab. Karo itu, tewas dengan sejumlah luka dan patah tulang.
Info dihimpun, kecelakan maut itu terjadi saat truk Fuso BK 8813 AL bermuatan galon air Aqua melaju menuju Medan dengan kecepatan tinggi. Kebetulan, kondisi jalanan memang turunan. Setibanya di lokasi kejadian, tepatnya di Simpang Dewi, truk tiba-tiba menyenggol Yamaha Jupiter MX tanpa plat yang dikendarai Jefri (25).
Akibatnya pria asal Batubara itu, dan keretanya terpelanting ke kiri jalan hingga mengalami luka dan patah tulang. Usai menyenggol Jefri, truk langsung tancap gas. Warga yang melihat kecelakaan tersebut mencoba mengejar truk. Nahas, truk kembali menyeruduk Avanza BK 1434 KP yang datang dari arah berlawanan karena terlau masuk jalur kanan.
Tak berhenti juga, truk terlihat tidak dapat mengendalikan jalan, kembali menabrak dan menggilas M. Lihat Ginting yang mengendarai Yamaha Vega R BK 3476 ABK, hingga tewas di tempat.
Lihat Ginting dan sepeda motornya sempat terseret truk hingga kurang lebih 5 meter, sebelum kereta dan korban terpental ke kiri jalan. Supir truk yang diduga sudah gugup, kembali menyeruduk L300 pika bermuatan tomat dan wortel yang ada di depannya. Hingga akhirnya truk tersebut keluar dari badan jalan, lalu berhenti sekitar 20 meter kemudian, tepat di beram jalan.
Akibatnya, Junaidi Sembiring (35) warga Jl. Bahagia, Kel. Cinta Damai, Kec. Helvetia, sopir L300 mengalami luka-luka. Dia dan Jefri dilarikan warga ke dukun patah. Warga yang berhamburan keluar rumah begitu mengetahui adanya kecelakan, berusaha memberikan pertolongan kepada para korban dan melaporkannya ke Pos Lantas Polsek Pancurbatu.
Tidak lama kemudian, polisi tiba. Jasad Lihat Ginting dibawa ke RSUP H Adam Malik Medan. Sedangkan barang bukti diamankan di Pos Lantas Polsek Pancurbatu.
”Truk Aqua dari Berastagi itu datang dari atas kencang kali. Macam oleng, mau tumbang aja. Kami juga bingung, apakah karena rem blong atau supir ugal-ugalan. Yang jelas dia menghantam 2 kereta, 1 Avanza dan 1 pikap L300 muatan sayur dari Tanah Karo. Truk itu sempat menabrak plang reklame," kata S. Ginting, warga sekitar lokasi.

Kanit Lantas Polsek Pancurbatu, AKP MKL Tobing kmengaku, “Satu pengendara kereta tewas, 2 luka-luka. Sedangkan pengemudi truk tidak kita temukan di TKP dan dalam pengejaran polisi. Pengemudi Avanza belum kita peroleh identitasnya, mungkin dibawa keluarga berobat akibat benturan luka ringan dari truk tersebut. Kelima barang bukti tersebut sudah kita amankan di Pos Lantas Pancur Batu dan kasus kecelakan ini masih dalam penyelidikan,” ujarnya.(cr2/trg)

Anggota Brimob Tewas Ditikam Oknum TNI

BINJAI - Brigadir Beni Sihombing (32), personel Brimobdasu Detasemen A Binjai, meregang nyawa. Warga Jl. Djuanda Gg. Pasir, Kel. Mencirim, Kec. Binjai Timur, itu tewas setelah dada kirinya ditikam pria yang selama ini dikenal warga sebagai personel TNI bernama Akhir, kemarin (20/11) sekitar pukul 20.00 WIB.
Menurut Benget Simatupang, pemilik warung tuak dan beberapa warga di sana, penikaman itu diduga akibat dendam lama. "Gak tahu motifnya, tapi sebulan lalu korban dan pelaku sempat cekcok," terang Benget Simatupang, pemilik warung tuak tempat korban dan pelaku duel.
Dipaparkanya, perkelahian sebulan lalu, berawal ketika korban tengah main gitar di warung tuak miliknya. Demikian juga dengan pelaku. Nah, tengah asik main gitar sembari menikmati minuman khas tanah batak ini korban diminta pelaku untuk berhenti main gitar.
"Gak pernah memang pelaku memakai baju TNI. Tapi setahu aku memang dia anggota dan banyak teman-temanya juga anggota TNI. Mereka berdua memang sering minum tuak di sini," ungkap dia ketika ditanyai beberapa personil kepolisian maupun tentara yang langsung turun ke lokasi.
Selisih paham itu dipisah beberapa warga di sana yang tidak ingin terjadi pertikaian. "Cekcok mulut mereka dan nyaris berantam keduanya. Mereka caci maki dan sama-sama mengatakan kalau tidak takut satu sama lain meski mereka menganggarkan Brimob ataupun TNI," sebut Benget, mengenang kejadian kala itu.
"Gak takut aku sama kau, jangan mentang-mentang brimob kau," sambung Benget dan beberapa warga lain yang sempat menyaksikan kejadian, mengulang pertikaian korban dan pelaku, bulan lalu.
Setelah sebulan tidak bertemu, keduanya kembali dipertemukan kembali Kamis (20/11) sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu pelaku, duduk-duduk di warung tuak. Sementara, korban terlihat menunggu di atas kereta. "Korban, kalau tidak salah dari arah rumahnya naik kereta berboncengan dengan Baseng Sagala (24). Sementara pelaku tengah duduk sembari meminum tuak di warung itu," ungkap L Sirait, salah satu warga lain yang menyaksikan kejadian.
Melihat korban, pelaku langsung mengejar sembari membawa pisau yang dicabutnya dari pinggang. Tanpa banyak tanya, korban yang berhasil ditangkap, langsung ditikam pelaku. Seketika korban terkapar bersimbah darah dan pelaku sendiri langsung ambil kereta dan tancap gas.
“Kabur langsung pelaku, entah kemana dia naik kereta. Tapi jelasnya tadi ke arah kota kulihat," ungkap pria bertubuh kurus ini. Warga yang menyaksikan kejadian dan rekan korban langsung melarikan Brigadir Beni ke RS Latersia Jl. Sukarno Hatta, Kel. Sumber Karya, Kec. Binjai Timur. Sayang sekitar pukul 21.00 WIB, korban menghembuskan nafas terakhirnya.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak Kodim dan Polres sendiri terkait insiden ini. Sementara, suasana di sekitar lokasi kejadian masih mencekam. Apalagi, warga trauma dengan pertikaian antara TNI dan Polri di Kota Binjai beberapa tahun silam. Tidak hanya itu, baru-baru ini juga pertikaian antara dua penjaga keamanan ini juga pecah di Kota Batam.
Tampak beberapa anggota TNI mapun Polri turun ke lokasi guna mencari data yang seakurat mungkin. Demikian juga dengan Kapolres Binjai AKBP Marcellino Sampouw SH Sik dan Dandim 0203/ Langkat Letkol Ifn Agusman Heri, turun ke lokasi. Keduanya tanpaknya enggan memberikan keterangan resmi terkait masalahan pertikaan yang ada diduga melibatkan oknum TNI maupun Polri ini. Sementara, di RS Latersia keluarga korban tanpak berdatangan berbelasungkawa. Demikian juga dengan kediaman korban personil brimob ini.
Hilir mudik personil TNI maupun Polri, berseragam maupun tidak, jelas terlihat. Demikian juga dilokasi kejadian sempat tampak beberapa personil Polri dari Polres Binjai terlihat bersiaga dengan membawa senjata laras panjang.

Belakangan, Kapolres Binjai AKBP Marcelino Sampouw mengaku kejadian ini tidak ada hubungannya dengan masalah kesatuan. "Berdasarkan keterangan saksi-saksi, pelaku diduga oknum TNI, tapi kita belum bisa pastikan dari kesatuan mana. Pun begitu kita bekerja sama dengan Kodim dan Sub Denpom untuk mengejar pelaku," tukasnya.(bam/trg)         

IRT Simpan Sabu Rp5 M di Rumahnya

MEDAN – Halimah (42) mengagetkan warga Jl. Garu I Gg. Semangka, Kel. Harjosari I, Kec. Medan Amplas. Pasalnya, dari wanita itu diamankan 4,9 kg sabu setara Rp 5 miliar dari kediamannya, Jumat (14/11) lalu.
Kapolresta Medan, Kombes Nico Afinta Karokaro mengatakan, penangkapan sabu senilai 5 miliar itu berasal dari hasil pengembangan. "Penangkapan berawal dari sepasang tersangka, A (45) dan SN (33). Keduanya ditangkap sekira pukul 11.00 dari kawasan Jl. Serdang Gg. Sado, Sei Kera Hilir, Medan Perjuangan. Keduanya diringkus dari informasi yang kita terima dan kita lakukan penyelidikan," kata Nico yang didampingi Kasat Narkobanya Kompol Dony Alexander saat menggelar
konferensi pers di rumah Halimah, Kamis (20/11) sore.
Dari kedua tersangka A dan SN, lanjut Nico, disita sabu seberat 0,18 gram dan uang tunai hasil penjualan narkoba sebanyak Rp61 juta. Uang tunai tersebut hendak disimpan ke bank.  Setelah keduanya ditangkap dan diperiksa, selanjutnya dilakukan pengembangan hingga menangkap KAL (40) di kawasan Desa Lau Dendang
Gg. Kenari, Percut Seituan. Namun, dari KAL tak diperoleh barang bukti hanya pengakuan bahwa uang Rp61 juta merupakan hasil penjualan sabu.
Tak sampai disitu, sambung Nico, dilakukan pengembangan lagi hingga ditangkap seorang wanita bernama Halimah (42). Dari wanita ini disita sabu seberat 4,9 kg di rumahnya saat dilakukan penggeledahan. Nico mengaku, sabu seberat hampir 5 kg itu diperoleh bukan dari jalur udara, melainkan dari Aceh. "Hasil pemeriksaan Halimah, narkoba tersebut diperolehnya dari seorang DPO bernama Ali di Aceh. Dia (Ali) yang mengirimkannya ke Halimah," aku Nico.
Menurutnya, paket sabu tersebut dikirimkan dengan bungkusan yang rapi seperti makanan. Bungkusan ini berasal dari impor luar negeri. "Kita masih mendalaminya dan berkoordinasi dengan Polda Sumut serta Mabes Polri guna melakukan pengembangan. Pasalnya, kasus ini diduga kuat jaringan internasional. Sebab, paket tersebut tak jauh beda dengan sabu 25 kg yang pernah digagalkan sebelumnya," kata Nico.
Ia mengaku, pada bungkusan tersebut terdapat tulisan aksara Malaysia dan China. Paket sabu itu dibungkus dengan bungkusan warna merah dengan alumunium. "Sabu tersebut rencananya disebarkan ke wilayah Kota Medan. Namun kita masih selidiki juga keluar Medan," ucap Nico.

Ia menambahkan, keempat tersangka ini merupakan kaki tangan Ali dan mereka sudah 3 bulan beroperasi. "Keempatnya kita kenakan Pasal 132 junto 114 ayat 2 subsider 112 ayat 2 UU RI Nomor 35/2009 dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara," pungkasnya. (gib/smg/trg)

SPG Ramayana Aksara Dibakar Pacar

MEDAN - Keberingasan Maman Firmansyah (29) membakar mantan pacarnya, Minta Wati alias Ria Minta Uli br Solin, tak hanya melukai cewek yang kerja sebagai SPG di Ramayana Aksara itu. Iin Sanusi (34), penjaga kos yang dihuni Uli, juga terbakar dan kena tikam.
Ini dibeber Iin saat datang ke Polsek Percut Sei Tuan, kemarin (20/11). Warga Jl. Pimpinan, Kel. Sidorejo, Kec. Percut Sei Tuan datang mengenakan celana panjang tapi digulung sedengkul. Berkaos biru dan bertopi, dengan langkah gontai, Iin masuk ke ruangan penyidik, memberikan keterangan soal aksi Maman di kos Uli di Pasar 11 Simpang Beo, Desa Lau Dendang, sekitar sebulan lalu. 
Amatan POSMETRO MEDAN, kedua kaki Iin kena luka bakar akibat amuk Maman. Dibebernya, sebelum kejadian, dia yang bertugas sebagai penjaga kos yang ditempati Uli, kaget mendengar teUlikan. Sontak dia bergegas ke kamar Uli.
Tiba di sana, dia melihat Maman di depan kamar sembari memegang botol air mineral berisi bensin.
Belum sempat bertanya, Iin ketiban sial. Maman langsung mengeluarkan sangkur dari belakang punggung dan menyabetkannya ke perut Iin. Beruntung Iin sempat menghindar. Tapi Maman tak diam. Dia terus menyabetkan sangkurnya dan akhirnya perut sebelah kanan Iin kena. Dia terluka dan jatuh. 
Sialnya, Maman malah menyiramkan sisa bensin di botol yang dipegangnya. Kedua kaki Iin terbakar. "Aku mau nangkap si Maman karena kulihat asap keluar dari kamar Uli dan jeritannya buat aku makin panik. Kulihat si Maman bawa botol isi bensin, tinggal sisa disiramkanya ke kakiku terus dilukainya perutku pakai pisau dan dibakarnya aku pakai mancis sambil bilang mampus kau," ungkap Iin.
Diakuinya, selama jadi penjaga kos, Iin memang tidak suka melihat Maman yang setiap hari datang ke kos Uli. "Sok kali dia Bang. Memang kalau datang, gayanya macam dia yang paling hebat. Memang jahat kawan itu, kalau jumpaku diluar kami tikami dia," kesal Iin.
Sebelum kejadian, tambahnya, dia sempat melihat Maman datang ke kos Uli naik betor. Meski berpapasan, Maman tak menyapanya. "Aku yang lihat dia datang, karena aku berpapasan sama dia, sekitar jam 9 malam itu, malam minggu," ujar Iin.
Akibat luka bakar dan sabetan di perut, Iin harus dirawat di RS Haji Medan dan sudah mengeluarkan banyak biaya. Iin Berharap agar pelaku segera ditangkap karena perbuatan Maman membuatnya cacat akibat luka bakar. Ditambah lagi, Iin sudah tidak bekerja lagi di kos tersebut akibat kondisi fisiknya melemah.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung mengaku segera menangkap Maman. "Akan segera kita keluarkan SPkap untuk menangkap pelaku karena korbannya ternyata ada dua orang," ujarnya.
Terpisah, saat ditemui di kediaman orangtuanya di Pondok Bongkaran, Nagori Bahjambi, Kec. Jawa Maraja Bahjambi,Rabu (19/11) sore, Uli terlihat sedang mengambil botol minyak bensin eceran yang dijual ibunya. Dia langsung masuk ke dalam rumah begitu mengetahui kedatangan kru METRO SIANTAR (Grup POSMETRO MEDAN).
Dia seakan malu akan bekas luka bakar di tubuhnya. Secara kasat mata tangan  kanan Uli masih terlihat memar. Setibanya di dalam rumah yang berjarak sekitar 10 meter dari kios bensin ecerannya, Uli awalnya enggan cerita. Belakangan, dia cerita soal awal masalah tersebut. Yakni sepedamotornya yang tak kunjung di kembalikan. Sementara katanya mereka sudah putus.
"Itu dia masalahnya Bang, sejak kejadian sempai sekarang keretaku belum dikembalikan," ujarnya. Sayangnya, ibu Uli br Marbun, langsung melarang putrinya berkomentar. Katanya, mereka baru bersedia memberi paparan kejadian sebenarnya setelah pelaku yang membakar putri Security PTPN IV kebun Bahjambi itu ditangkap polisi.
"Kesal kali rasanya Bang, sudah kreta tak dipulangkan, malah nekad membakar. Untung ada abang-abang yang menolong," aku Uli. "Abang-abang yang menolong aku itu, ikut juga terbakar bang. Aku sendiri tidak tau bagaimana cara dia menolong sampai-sampai ikut terbakar juga," tambahnya lagi.
Tak berapa kemudian, ayah korban Tahir Solin yang baru pulang kerja saat ditanyai METRO, menyampaikan kekesalanya terhadap pelaku yang tega membakar putrinya tersebut. "Siapa yang tidak kesal, atas perbuatan pelaku, putri saya jadi cacat. Kalau bisa permintaan saya, kalau pelaku suda ditangkap, saya mau memukulnya," kesal Tahir Solin.

"Sebelum melapor ke polisi, kami dapat kabar pelaku masih di Medan, mudahan-mudahan dia (Maman) cepat ditangkap," harap Minta yang sore itu mengenakan pakaian tidur berwarna orange. Sambil mencuri waktu, ketika ditanyai bagaimana kondisi sekarang, Uli mengaku sudah mendingan, sudah bisa berjalan. Katanya, selaian bagian tangan kanan, kedua kaki sampai pinggang ikut terbakar.(mri/smg/trg)

Kepemilikan Sajam Minta Dibebaskan

MEDAN - Dituntut 10 bulan atas kepemilikan senjata tajam (Sajam), Basrul Winarto Pasaribu minta dibebaskan dari seluruh dakwaan dan tuntutan jaksa penuntut umum.
Hal itu disampaikan Basrul melalui kuasa hukumnya Onan Purba SH pada sidang pembelaan (pledoi) di Pengadilan Negeri Medan, Kamis (20/11) siang. Menurut Onan di hadapan majelis hakim yang diketuai Firman SH, sesuai fakta-fakta di persidangan terhadap kliennya Basrul, tidak terbukti melakukan pelanggaran hukum.  “Untuk itu, kami minta membebaskan terdakwa dari dakwaan maupun tuntutan hukum dalam perkara ini. Serta memerintahkan JPU agar membebaskan terdakwa (Basrul) dari penahanannya,”ujar Onan didampingi rekannya Panca Sarjana Putra SH MH dan Yuyun E Teja SH kepada majelis hakim.
Selain itu, penasehat hukum terdakwa dari Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sumatera Utara (BBH DPD PDIP Sumut) tersebut juga meminta, agar nama baik Basrul dipulihkan begitu juga dengan harkat dan martabatnya. "Serta membebankan ongkos perkara kepada Negara, karena terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar hukum sebagaimana dakwaan dan tuntutan JPU," tandas Onan.

Usai membacakan pembelaan, Firman SH menunda sidang pada pekan mendatang dengan agenda replik. Sebelumnya, JPU Fransiska menuntut Basrul Winarto Pasaribu dengan 10 bulan penjara atas dakwaan kepemilikan senjata tajam seperti dalam Pasal 2 ayat (1) UU Darurat tentang kepemilikan senjata.(bay/han)

Salah Tangkap, 3 Jam Disiksa di Polsek

MEDAN - Pukul, pijak, tendang. Cara-cara kekerasan seperti ini, seakan tak bisa ditinggalkan banyak oknum polisi. Tanya saja Pabeng Pandiangan (26) warga Jl Pringgan Pasar 4, Kampung Batak. Dia disiksa di Polsek Percut Sei Tuan, atas perbuatan yang tak dilakukannya.
Peristiwa naas yang dialami Pabeng ini, terjadi pada Kamis (20/11) dini hari sekitar 00.30 wib, lantaran dirinya dituduh mencuri TV LCD merk Samsung. Kisah pahit itu berawal Rabu (19/11) malam.
Parbetor yang masih berstatus lajang ini, baru pulang menjemput ibunya dari Pasar Pajak Bengkok. “Habis makan dan mandi, aku keluar lagi narik becakku bang," ungkapnya saat mendatangi Mapolsek Percut Kamis pukul 12.00 WIB.
Betor bernomor plat BK 9419 BZ itu pun melintas di Jalan Letdja Sujono, tepatnya di depan Polsek Percut Sei Tuan. Di situ, dia distop 2 pria yang membawa TV LCD merk Samsung.
Kedua pria yang tidak diketahui identitasnya itu meminta Pabeng mengantarkan mereka guna menjualkan TV tersebut ke Titi Sewa, tak Jauh dari Pajak Bengkok, Pabeng  pun diupah Rp10 ribu. Sial bagi kedua pria yang menumpangi becaknya. Pasalnya, TV LCD yang mereka bawa, sudah rusak sehingga tak laku dijual. Pabeng pun disuruh mengantar mereka kembali ke tempat semula.
Setiba di depan Polsek Percut Sei Tuan, kedua pria itu turun dan mengambil kereta dari dalam pelataran parkir polsek. "Mereka menyuruhku kembalikan TV itu sendiri ke polsek, bang. Katanya polisi di dalam yang akan membayar upah narik ku," ujarnya kembali kepada awak koran ini.
Ketika masuk ke polsek dan meletakkan TV tersebut ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK), seperti diperintahkan kedua pria tadi, Pabeng langsung dapat serangan.
Belum lagi ada bicara apa-apa, Pabeng dihantam 2 oknum polisi yang berada di kantor polisi. "Pencuri kau kan. Kok bisa rusak TV ku? Kau curi di mana TV aku ini?" bentak kedua pelaku seperti ditirukan Pabeng.
Masih diceritakannya, dalam aksi kekerasan itu, Pabeng diseret ke dalam ruang jaga piket Reskrim Polsek Percut Sei Tuan. Di situ, dia dibalbal oleh kedua pria itu.
Polisi penganiaya itu mengaku bertugas di Poldasu. Hal itu diketahui setelah oknum tersebut memperkenalkan dirinya kepada petugas Polsek Percut Sei Tuan yang berjaga malam itu.
"Aku dengar namanya Johanes Siahaan. Pangkatnya bripka, usianya sekitar 40 tahun. Dia yang punya TV itu. Dia lah yang mukulin dadaku sampai aku sesak nafas kek gini," kesalnya.
Dijelaskan Pabeng, 3 jam lebih dirinya mengalami penyiksaan hanya supaya dia mengaku mencuri TV LCD tersebut. Namun karena tak bersalah, korban tetap bertahan.
“Dicucuki dadaku pakai kunci keretanya. Jempol kakiku ditimpa kursi. Paha dan kakiku dilaga pakai sepatu mereka. Ampun kali aku bang," kesal parbetor bertubuh kurus ini.
Aiptu Manurung, petugas SPK yang berjaga malam itu, sempat melerai, tapi tak dihiraukan keduanya. Karena tetap tak mengaku, akhirnya dua polisi tersebut meninggalkannya begitu saja. "Untung ada polisi yang kasian sama aku. Si Manurung itu nyuruh aku pulang. Dikasihnya uang Rp20 ribu samaku,” ujar korban.
Usai diamuk dua polisi itu, Pabeng langsung pulang naik betornya dengan hati sedih. "Langsung pulang aku habis dipukul polisi itu. Mau buat laporan pun, percuma. Pasti makin dimatikan lagi aku," kesalnya.
Begitu juga saat dirinya kembali ke Polsek Percut Sei Tuan. Lagi-lagi, Pabeng mengurungkan niatnya untuk membuat laporan. "Ah... Gak betul kantor polisi ini, bang. Aku terima sajalah aku yang dipukul ini," tutupnya dengan hati kesal.

Terpisah, Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung SIK SH MH, mengatakan, seharusnya korban membuat laporan atas peristiwa itu. “Iya. Seharuanya dia (Pabeng-red) membuat laporan saja. Kalo bisa pun, langsung ke Propam saja buat laporannya, bila memang betul yang telah memukulnya adalah polisi. Namun sekarang kita masih menyelidiki CCTV, apa betul korban dipukul," tandasnya.(mri)

Curi Ampli di Masjid , 2 Maling Diarak ke Polsek

BINJAI - Dengan kondisi wajah lebam dan tangan diikat tali nilon, Fikri Prayoga (23) diarak warga Jalan Ikan Kakap, Kel. Tanah Cengjeh Turi, Kec. Binjai Timur ke kantor polisi, atas tuduhan pencurian di rumah tetangganya, Kamis (20/11) pukul 13.30 WIB.
Aksi warga itu, setelah Fikri diketahui merupakan salah satu pelaku pencurian di kediaman pasangan suami istri (pasutri) Adi Anhar (30) dan Deni Ahdelia (28). Dimana pada tanggal 18 November lalu,  Fikri bersama temannya bernama Eka terekam CCTV saat mencuri di kediaman korban. Akibat ulah keduanya, korban kehilangan perhiasan emas dan harta benda lainnya senilai Rp10 juta.
Fikri pun berhasil diringkus korban dan warga, saat membeli rokok di warung tak jauh dari kediaman mereka. Awalnya Fikri mengelak sebagai pelaku pencurian. “Nggak ada aku mencuri, semuanya itu dilakukan kawanku si Eka. Aku hanya lihat dia (Eka) dan kebetulan aku di sana,”ujar Fikri membela diri.
Namun setelah rekaman CCTV aksinya diperlihatkan oleh korban dan warga, Fikri pun tak bisa mengelak. Warga yang geram pun langsung menghajarnya hingga wajah lebam. Agar tak melarikan diri, kedua tangan Fikri pun diikat tali nilon. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, warga pun memboyong Fikri ke Polsek Binjai Timur. Anehnya, pada warga Fikri mengaku kalau dirinya juga pengguna sabu sabu. “Mana ada aku mencuri, memang aku makek sabu dan aku sering beli sama R,”katanya.
Kapolsek Binjai Timur, AKP Ngemat Surbakti mengaku pihaknya tengah memeriksa pelaku dan korban. Sementara sebelumnya, warga Jl. Perdamaian, Kec. Binjai, Kab. Langkat juga menyerahkan Jefri alias Iboy (20) ke Polsek Binjai, Rabu (19/11) malam.
Iboy dipergoki warga mencuri ampli di masjid tak jauh dari kediamanya. Setelah dilakukan pemeriksaan, Iboy mengaku sudah sering melakukan pencurian seperti sepeda motor, penggelapan sepedan dan perabot rumah tangga lainnya.
Sementara dari kediamannya, petugas hanya mengamankan barang bukti berupa body sepeda motor Honda Revo, lampu belakang, klakson, kaca spion dan plat sepeda motor dengan nomor polisi BK 5274 CJ.

Kanit Reskrim Polsek Binjai, Aiptu Fery Sirait mengatakan kalau Iboy mengakui telah beberapa kali mencuri di seputaran rumahnya. “Untuk pengembangan, kita cari penadahnya,”ujar Fery. (bam/han)

Mengaku Oknum TNI Kereta Manju Dilarikan

DELI TUA - Manju Sorgan Sihotang (53) ketiban sial. Sepeda motor Supra X 125 BK 4536 OY miliknya dilarikan pria cepak yang mengaku oknum TNI pada Rabu (19/11) siang.
Nasib itupun dilaporkan warga Simalingkar B, Kel. Kwala Bekala ini ke Polsek Delitua, Kamis (20/11) sekitar pukul 16.30 WIB. Disebutkannya, penggelapan itu berawal saat dirinya hendak menggandakan VCD ke Simpang Pemda, Tanjungsari dengan mengendarai sepeda motornya.
Saat keluar dari salah satu toko, ia tiba-tiba dihampiri seorang pria berambut cepak dan mengaku satu marga dengannya, bahkan satu kampung halaman di Samosir. “Dia mengaku orangtua ku dengan orangtuanya bertetanggaan di Samosir. Karena itu pula, aku langsung akrab dengannya,”kata Manju, sembari mengatakan kalau saat itu dia langsung mengajak pria tersebut ke sebuah warung untuk ngopi.
Selain mengaku semarga, lanjut Manju, pria cepak tersebut juga mengaku anggota TNI. “Singkat cerita, aku juga diarahkannya ke sebuah toko di Delitua. Setiba di sana, dia pinjam kereta ku. Katanya mau jemput istrinya pulang kerja dari RS Pirngadi,”terangnya.

Nah sejak saat itu, masih kata Manju, pria cepak yang mengaku semarganya itu tak kunjung mengembalikan sepeda motornya. Merasa tertipu, Manju pun memilih melapor ke Polsek Delitua.(mag2/han)

Pengedar dan Bandar Sabu Diciduk Polisi

TELUKMENGKUDU - Satuan Narkoba Polres Serdang Bedagai berhasil meringkus seorang bandar dan pengedar sabu pada Kamis (20/11) sore.
Keduanya adalah  Raden Setiono alias Raden(35), warga Darul Aman, Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai dan Rido Kesuma Purba alias Rido(33), warga Dusun I, Desa Sei Buluh,  Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai. Dari keduanya diamankan barang bukti 3 paket  kecil sabu, uang tunai hasil penjualan sabu Rp 1,6 juta, 2 unit hp, pipet yang digunakan untuk memisahkan (mengemas) sabu serta bungkus rokok.
 Informasi yang dihimpun, petugas kali pertama meringkus Rido di salah satu kafe di Desa Sei Buluh, Kecamatan Teluk Mengkudu Sergai. Dan saat dilakukan pengembangan, petugas pun meringkus Raden dari kediamannya.
 Kepada POSMETRO MEDAN, Rido yang ditemui di ruang Sat Narkoba, Jumat (21/11) mengaku baru dua bulan menjadi pengedar narkoba. itu dilakoninya karena tidak memiliki pekerjaan, karena dirinya bisa mendapat keuntungan Rp200 ribu. Selain itu, ayah dua anak ini juga bisa mengkonsumsi secara gratis.
 Sedangkan Raden mengaku, kalau dirinya sudah 2 bulan beroperasi dan mendapatkan sabu dari kenalannya yang akrab disapa Mae Kep, warga Kecamatan Sei Rampah. Ayah 4 anak yang kesehariannya bisnis biliar juga mengkonsumsi sabu.
 “Terakhir membeli sabu dari Mas Kep, sebanyak satu jie dengan cara barter dengan laptop saya,”ujar ayah 4 anak tersebut, sembari menyesali perbuatannya.
 Kapolres Sergai, AKBP B Anies Purnawan melalui Kasat Narkoba, AKP Syahril, SH membenarkan penangkapan tersebut. Dan keduanya juga merupakan target operasi (TO) Sat Narkoba Polres Sergai. (lik/han)

Lagi Ngerjain Tugas, Motor Mahasiswi Hilang

LABUHAN - Kerjakan tugas di Warnet Triple Jalan Pasar 2, Kel. Terjun, Medan Marelan, Devi Saprida (20) warga Lingkungan 9, Kel. Terjun, Medan Marelan, kehilangan Honda Supra X 125 BK 4372 ACU, Kamis (20/11) sekira pukul 16.00 WIB.
Ketika mahasiswi semester IV Fakultas Ekonomi tersebut bertanya pada penjaga warnet, hanya jawaban tidak tahu yang diterimanya. Devi kemudian pulang menumpangi kendaraan umum.
Setibanya di rumah, Devi pun langsung mengadu pada orangtuanya dan ditemani membuat pengaduan di Polsek Medan Labuhan. 
“Sebelum ke warnet, aku dari kampus. Karena ada tugas dari dosen, kusinggahkan ke warnet untuk mengerjakannya,” ungkap Devi.
Dua jam mengerjakan tugas, lanjutnya, dirinya kemudian keluar dari warnet, tapi tidak lagi melihat sepeda motor yang diparkir di teras.

Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan Iptu Musa Alexander Shah mengungkapkan kalau pihaknya  masih menyelidiki pencuri sepeda motor korban. (mag-1/rul)

Borongan Habis, Ayah 2 Anak Terpaksa Jual Togel

GALANG - Borongan kerja bangunan habis, M Yani Nasution (42) warga Gang Muslim, Lingukngan II, Kel. Galang Kota, Kec. Galang, jual togel dan kim.
Namun setelah polisi mengetahui profesi barunya tersebut, kediaman Yani digerebek petugas Polsek Galang, Rabu (19/11) sekira pukul 19.30 WIB.
Ketika penggeledahan dilakukan, dari HP ayah dua anak tersebut ditemukan SMS pengiriman nomor togel serta buku tulis berisi angka pasangan.
Untuk proses lebih lanjut, Yani kemudian diboyong ke Polsek Galang. Ketika ditanyai, Yani mengaku terpaksa menggeluti bisnis haram karena saat ini tidak ada kerja.
“Anak dan istriku perlu biaya. Anakku duduk di bangku SLTP dan SD. Aku juga perlu uang untuk membayar rumah yang kami sewa bulan Desember nanti,” ujarnya.
Dikatakannya, setiap putaran, omset yang diraih sebesar Rp200-300 ribu dengan komisi 20 persen.“Bandarnya aku tak tahu, aku hanya kenal sama tukang rekapnya, Lom. Kami setiap Selasa dan Jumat hitungan,” bebernya.

Kapolsek Galang AKP T Manurung didampingi Kanit Reskrim Ipda Amrin mengungkapkan kalau tersangka dijerat dengan Pasal 303 KUHPidana. “Ancamannya tujuh tahun penjara,” sebut Kapolsek. (man/rul)

OTK Bakar Warung Warga

TANJUNGMORAWA- Orang tak dikenal (OTK) bakar warung milik Gunung Hutasoit (41) warga Jalan Bilal Ujung, Kampung Toba, Dusun XI, Desa Bangun Sari Baru, Kec. Tanjungmorawa, Kamis (20/11) sekira pukul 04.00 WIB.
Jika tak cepat diketahui, kediaman korban yang berdampingan dengan warung pun ikut terbakar.
Keterangan Irama br Tambunan (40), istri Hutasoit, dirinya mendadak terbangun dari tidur setelah medengar suara berisik dari luar rumah. Untuk memastikannya, dirinya kemudian keluar dan mengintip dari jendela depan.  Kulihat api telah membakar dinding warung kami,” ungkap ibu empat anak tersebut.
Terkejut atas apa yang dilihat, sambungnya, dirinya kemudian membangunkan suami dan semua anaknya. Ketika mereka keluar rumah, Irama langsung berteriak kebakaran hingga beberapa kali.
Mendengar itu, warga sekitar pun langsung terbangun dan berdatangan melihat apa yang terjadi. “Kalau aku tidak terbangun, mungkin sudah terbakar kami semua di dalam rumah. Soalnya rumah kami terbuat dari kayu. Api itu berasal dari botol bir yang berisi minyak tanah dan bersumbu,” urainya.
Peristiwa yang bernuansa teror itu, lanjut Irama, bukan baru sekali terjadi terhadap warga Kampung Toba yang dihuni 20 kepala keluar.
Dua pekan lalu, rumah warga bermarga Gultom yang tidak jauh dari kediaman Irama juga dibakar OTK namun tidak sempat terbakar karena hanya dindingnya saja yang menghitam. “Kalau di rumah si Gultom itu, tidak sempat terbakar karena pemilik rumah langsung terbangun mendengar suara lemparan molotov ke rumahnya,” sebut Irama yang sudah lima tahun tinggal di kampung tersebut.
Disinggung soal pemicunya, Gunung Hutasoit meyakini kalau motif aksi pelaku terkait masalah tanah garapan.

Sementara Kapolsek Tanjungmorawa Iptu Hasoloan Situmorang ketika dikonfirmasi mengatakan kalau kasus pembakaran warung milik Gunung Hutasoit masih dalam penyelidikan. “Kita sudah memeriksa saksi-saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara. Pelakunya masih dalam penyelidikan,” sebutnya. (man/rul)

Thursday, November 20, 2014

Pedagang Sate Ditangkap Jual Togel

DELISERDANG - Omset penjualan sate menurun, Mardi (51) nekat nyambi jual togel dan kim. Namun, Rabu (19/11) sekira pukul 14.00 WIB, petugas Polsek Beringin berhasil membekuknya di warung kawasan Desa Sidourip, Kecamatan Beringin.
Barang bukti yang diamankan dari bapak lima anak tiga cucu tersebut, masing-masing uang tunai sebesar Rp129 ribu beserta kertas bertuliskan nomor tebakan.  
Pengakuan Mardi, dirinya menggeluti bisnis haramnya tersebut untuk menambah uang masuk. Apalagi akhir-akhir ini, katanya, omset jual satenya menurun. Menurutnya, omset rata-rata dari penjualan togel dan kim berkisar Rp400-500 ribu., sementara komisi yang diterima 10 persen.
“Baru 10 harinya aku menggelutinya (jual togel & kim). Aku tidak tahu siapa nama bandarnya, tapi tukang rekapnya bermarga Sirait warga Desa Durian, Kec. Pantai Labu,” sebut Mardi.Di lain tempat, petugas Sat Reskrim Polres Deliserdang (DS) juga ada membekuk juru tulis (jurtul) togel.
Tersangkanya adalah Panji Suwarno (36) warga Jalan Sunda, Desa Bakaran Batu, Kec. Lubukpakam. Ayah tiga anak yang bekerja di instalasi pemasangan listrik itu dibekuk di salah satu warung dekat kediamannya saat menunggu pemasang nomor.
Dari tangannya, petugas mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp140 ribu dan HP merk Next G berisi SMS nomor pengiriman.
Menurut Panji, dirinya baru 7 hari nyambi jual togel dengan omset berkisar Rp300 ribu dan komisi yang diterima 20 persen.
Kapolres Deliserdang AKBP M Edi Faryadi ketika dikonfirmasi mengungkapkan kalau pihaknya masih terus melakukan pengembangan terkait kasus judi. “Bandar togel masih terus kita buru,” ujarnya. (man/mag-2/rul)

Nyabu di Ruang Tamu, Sopir Angkot Dibekuk

HAMPARAN PERAK - Lagi asyik mengonsumsi sabu di ruang tamu rumah, Harun Sitepu (41) warga Dusun 2, Desa Klambir V Kampung, Hamparan Perak dibekuk petugas Polsek Hamparan Perak, Rabu (19/11) sekira pukul 10.00 WIB.
Dari ayah empat anak berprofesi sopir angkot tersebut, petugas mengamankan 1 paket sabu seharga Rp100 ribu, alat isap (bong) dan korek api.
Pengakuan Harun, dirinya mengonsumsi sabu agar semangat kerja.
Sementara keterangan Kapolsek Hamparan Perak, Kompol B Pasaribu melalui Kanit Reskrim Iptu Ponijo mengungkapkan kalau penangkapan tersangka berawal dari informasi masyarakat. Untuk memastikan kalau Harun kerap mengonsumsi sabu di rumahnya, pihaknya kemudian melakukan pengintaian.

“Ketika kita melakukan penggerebekan, dia kita temukan sedang menghisap sabu,” ungkap Iptu Ponijo. (mag-1/rul)

Diserempet Truk, Bus TSK Hantam 2 Sepeda Motor

SEIRAMPAH - Diserempet dump truk, Bus Tunas Kencana (TSK) BK 7498 DO jurusan Dolok Sanggul-Medan hantam dua sepeda motor di Jalinsum Medan-Tebingtinggi, Km. 57-58, persisnya di Dusun VIII, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah, Rabu (19/11) sekira pukul 16.30 WIB.
Akibatnya, 2 pengendara sepeda motor mengalami luka serius. Sepeda motor salah satu korban juga mengalami ringsek berat.
Keterangan yang dihimpun, Bus TSK datang dari arah Tebingtinggi menuju Medan. Ketika melintas di lokasi kejadian, bus hendak mendahului truk yang ada di depannya.
Namun sebelum terlewati, tiba-tiba dump truk memepet bus ke kanan hingga bodi kedua kendaraan bersenggolan. Atas ulah sopir dumpt truk tersebut, kepala Maruba Sihotang (21), kernet bus juga mengalami luka karena terbentur. Sementara tangan kirinya yang terjepit, patah tulang.
Saat bus diselip, sopir TSK yang kehilangan kendali kemudian banting setir ke kanan hingga menyerempet Honda Beat BK 5934 XAI yang dikendarai M Gusra Aditiya (18) dari arah berlawanan. Akibatnya korban langsung terjatuh dan mengalami luka-luka.
Tak sampai di situ, bus juga menabrak Honda Vario BK 3154 XAL yang dikemudikan Fauziah Fadlah (22) warga Dusun I, Desa Pekan Tanjung Beringin hingga membuatnya terjatuh dan terseret puluhan meter.
Fauziah sendiri mengalami luka robek di kepala, tubuh dan patah lengan kanan. Sementara sepeda motornya ringsek berat.
Oleh petugas Sat Lantas Polres Sergai dibantu warga sekitar, kedua korban kemudian dilarikan ke RSU Sultan Sulaiman Sergai. Sedangkan kendaraan yang terlibat tabrakan dibawa ke Mapolres Sergai Jalan Negara, Desa Firdaus, Kec. Sei Rampah.
Keterangan Robin Sihombing (36), sopir bus, ketika kendaraan yang dibawanya diserempet dump truk, bus langsung oleng ke kanan hingga menabrak dua sepeda motor.   
“Truk yang menyerempet langsung melarikan diri,” ujar warga Jalan Pengilar VIII, Medan Amplas tersebut di Mapolres Sergai.Kasat Lantas Polres Sergai, AKP Soya Lato Purna melalui Kanit Laka Ipda J Sidabutar mengungkapkan kalau pihaknya masih memeriksa sopir bus. (lik/rul) 

Selang Gas Bocor, Rumah Sinukaban Ludes Terbakar

PANCURBATU - Rumah semi permanen milik Sumbul Sinukaban (42) di Dusun I,  Desa Durin Tonggal, Pancurbatu, Deliserdang rata dengan tanah dilalap api. Diduga api berasal dari selang tabung gas yang bocor, Rabu (19/11) sekira jam 12.00 wib.
Menurut cerita warga, usai menjemput anaknya sekolah, Sehat beru Ginting (38) beranjak ke dapur untuk memasak. Tapi, saat sibuk memasak, tanpa disadari selang tabung gas yang dipakainya bocor, kemudian menyambar api kompor yang menyala. “Tadi istrinya pak Sumbul lagi masak. Terus selang tabung gas yang dipakainya bocor,” kata warga.
Banyaknya benda yang mudah terbakar, membuat api dengan cepat membesar. Hitungan menit, api sudah berkobar, di dapur merembet ke ruang lainnya. Terjadi kebakaran membuat warga setempat panik. Takut api merembet ke rumah lainnya, dengan alat seadanya warga berusaha memadamkan api. Tapi, usaha warga tak berhasil. Api makin membesar hingga menyelimuti seluruh bagian rumah.
Sementara itu Sumbul Sinukaban suami beru Ginting yang berhasil ditemui mengatakan bahwa dirinya sedang tidak dirumah saat terjadi kebakaran tersebut. “Saya tidak dirumah pula, saya pergi ke kawasan Talun Kenas,”ujar Sinukaban. Sekcam Pancurbatu Wakil Karo-Karo ketika dikonfirmasi mengaku sudah mendapat laporan dari kejadian itu. Sekcam meminta Kepala Desa setempat untuk mendata kerugian korban untuk direncanakan mendapat bantuan.

Sementara itu Kapolsek Pancurbatu Kompol Darwin Sitepu melalui Kanit Reskrim AKP P.Samosir membenarkan kebakaran tersebut. “Sudah kita cek ke lapangan, tidak ada korban jiwa, hanya kerugian materi,”ujar Samosir. (alf)

Truk Coca-cola Hantam 3 Mobil dan 6 Sepeda Motor, 2 Tewas

Truk Coca-cola yang menabrak mobil lain.
DAIRI- Kecelakaan maut terjadi di jalinsum, tepatnya di Jl SM Raja Bawah, Sumbul, Kabupaten Dairi, Rabu (19/11) sekira pukul 09.30 Wib. Truk pengangkut minuman Cocacola menabrak tiga mobil, tiang listrik dan 6 sepeda motor. Akibatnya, 2 orang tewas dan 5 luka-luka.
Kejadian itu bermula saat truk bernomor polisi BK 9953 MY bermuatan minuman mereka Cocacola dari Medan menuju Tapaktuan meluncur dengan kecepatan tinggi. Sekitar 500 meter dari lokasi kejadian tepatnya di jalan menurun tiba-tiba rem truk yang dikemudikan Bambang Teguh (42) itu blong.
Akibatnya, warga Batang Serangan Langkat itu  berusaha menghentikan laju truk. Karena tak dapat mengendalikannya, Bambang menabrak bagian belakang mobil Online BRI Ford B 9296 PCH yang kebetulan parkir di badan jalan. Bambang membanting setir ke kanan badan jalan dan menabrak tiang listrik di kanan badan jalan.
Bambang masih berusaha banting setir ke kiri setelah melompati parit, sehingga minuman yang ada di bak truk tumpah ke jalan. Tak berhenti di situ, truk yang dikemudikan Bambang masih melaju dan oleng ke kiri serta kembali menyeruduk 6 sepeda motor yang parkir di depan bengkel sepeda motor di sebelah kiri tepi badan jalan. Truk Naas itu baru terhenti setelah menyeruduk truk tangki bermuatan 18 ton aspal curah.
“Remnya blong sekitar 500 meter  sebelum lokasi kejadian, bang. Jalannyakan turunan muatan penuh, nggak dapat kukendalikan lagi. Si Anto (kernet) waktu kejadian lagi tidur dia,” kata Bambang di Rumah Sakit Umum Dairi sambil merintih kesakitan. Bambang mengalami luka memar di bagian kepala dan kaki kanannya patah.
Warga mengaku, mendengar suara benturan yang keras seperti bom meledak. Benturan juga menggetaran rumah-rumah warga di sekitar lokasi.
Warga mengakui, kejadian begitu cepat. Truk pengangkut minuman melaju dengan kecepatan tinggi. Tempat di jalan menurun diduga karena remnya blong, pengemudi truk berusaha menepi untuk berhenti.
“Kami juga heran melihat mobil itu. Pokoknya kencang kalilah. Dia mungkin mencari sasaran tempat untuk berhenti tapi tak bisa. Malah kernetnya mati terjepit,” ujar warga. Dalam kejadian itu, Anto, kernet mobil pengangkut Cocacola tewas terjepit di tempat duduk truk menghadap tangki truk yang ditabrak. Pakaiannya terkena aspal curah.
Anto tewas ditempat dan baru dapat dievakuasi setelah 5 jam kemudian. Kondisinya mengenaskan tubuhnya rusak. Sedangkan botol dan kaleng minuman berserak menutupi badan jalan. Sementara itu aspal cair terlihat mengucur dari lubang tangki yang bocor akibat benturan.
Peristiwa itu membuat warga sekitar dibantu polisi langsung mengevakuasi korban. Lima korban luka termasuk sopir truk dilarikan ke puskesmas terdekat. Sedangkan Ardi Sihombing pengendara sepeda motor dibawa ke rumah sakit umum dan tewas sesaat setelah mendapatkan perawatan.
Pantauan di lokasi kejadian, kedua truk naas ini terlihat ringsek di bahagian depan dan belakang, sedangkan keenam sepeda motor ringsek. Kapolres Dairi, AKBP Gideon Arif Setyawan didampingi Kasat Lantas Polres Dairi, AKP SP Anak Ampun yang turun ke lokasi kejadian menyebutkan, dari hasli penyelidikan penyebab tabrakan karena truk pengangkut minuman BK 9353 MY diduga remnya blong, sehingga menabrak mobil PT Bank BRI Ford B 9296 PCH yang parkir di tepi jalan, tiang listrik,  6 unit sepeda motor yang parkir di tepi jalan, serta truk tangki pengangkut aspal curah BK 8723 BN yang berjalan searah menuju Sidikalang.

Untuk menghindari terulangnya peristiwa serupa, Anak Ampun  mengimbau pemilik armada bus dan angkutan umum sering mengecek kondisi komponen kendaraan, seperti ban, rem, dan lampu. (*/ala)

Guru Tari Dibunuh Bola Mata Dicongkel

MEDANSeorang guru tari ditemukan tewas mengenaskan. Kepalanya pecah, tubuh penuh luka dan lehernya terdapat luka bekas cekikan. Mirisnya lagi, bola mata kiri hilang. Diduga dicongkel si pelaku.
Guru tari itu adalah Hendra Tumanggor alias Indra (40) warga Jalan Karya, Kelurahan Sei Agul, Medan Barat. Mayatnya ditemukan, Rabu (19/11) sekira jam 16.00 wib di sanggar tari komplek Garden Vista, Jalan Jamin Ginting, Km 9.5, Medan Tuntungan.
Belum diketahui siapa pembunuh berdarah dingin dan apa motifnya. Hingga kini, pihak polisi masih lakukan penyelidikan,  mengumpulkan keterangan saksi dan barangbukti di TKP. Mayat Sang Guru itu pertama kali ditemukan oleh Lusiana, warga yang tinggal di samping sanggar tari tempat Indra bekerja. Saat itu Lusiana curiga karena pintu ruko yang terbuka dari pagi dan tak melihat seorang pun yang keluar masuk ruko tersebut.
Takut terjadi hal yang tak diinginkan, Lusiana menghuni keluarganya, Odin (26). Disitu, Odin langsung datang. Tapi, karena takut masuk ke dalam, Odin lantas menghubungi pemilik ruko. Setelah pemilik ruko datang, barulah mereka masuk lalu naik ke lantai 2 untuk mengecek apa yang terjadi. Begitu kamar di lantai 2 dibuka, Odin terperanjat saat melihat Indra telentang di tempat tidur dengan kondisi wajah berlumuran darah.
 “Awalnya aku ditelpon sama bu Lusiana, katanya dia takut terjadi apa-apa di ruko sebelah. Karena katanya dari pagi pintu ruko itu terbuka, tapi gak ada orang yang terlihat keluar masuk,” kata Odin. Warga komplek Garden Vista pun heboh. Ruko lantai 2 yang dijadikan sanggar tari itu langsung dipenuhi warga yang ingin melihat mayat Indra dari dekat.
Beberapa menit kemudian, polisi yang dihubungi tiba di lokasi. Dibantu tim Identifikasi Polresta Medan, polisi mulai lakukan penyelidikan. Saat diperiksa, di tubuh Indra ditemukan luka memar di leher, badan dan kepalanya pecah akibat hantaman benda keras. Tak cuma itu, bola mata kiri ayah anak 1 itu hilang diduga dicongkel pelaku.
Usai diidentifikasi, polisi kemudian mengevakuasi mayatnya ke RSUP H Adam Malik Medan. Di lokasi, polisi tak menemukan barang bukti apapun. Namun di lantai bawah, pintu lemari ditemukan terbuka. Isi dalamnya berserakan, namun tak satu pun barang yang hilang. Hanya saja, kereta Yamaha Mio Soul yang biasa digunakan Indra hilang.

Kapolsek Delitua, Kompol Anggoro Wicaksono Sik saat dikonfirmasi yakin jika korban tewas akibat dianiaya. “Kita memastikan korban tewas dibunuh. Kepalanya pecah, luka memar di dada dan leher serta bola mata kiri korban hilang,” kata Anggoro. (alf/tep)

Wednesday, November 19, 2014

Pelipis Mata Murid Koyak, Guru Olahraga Dipolisikan

Destri (tengah) yang didampingi ibunya mengadu ke Polsek.
LUBUKPAKAM - Tak terima pelipis mata kiri anak koyak setelah dilempar rol oleh guru, Sri Ningsi Pasaribu (48) warga Desa Pagar Merbau III, Kec. Lubukpakam mengadu ke Polsek Lubukpakam, Selasa (18/11) siang.
Ketika memberikan keterangan, Destri Alexandro Siregar (11), anak bungsu Sri yang duduk di bangku kelas V SD Negeri 101899 yang terletak di Jalan Kartini, Pasar V, Kec. Lubukpakam menuturkan, orang yang membuat pelipisnya berdarah dan bengkak adalah Bu Ad, oknum guru olahraga.
Kronologisnya, saat mengikuti pelajaran sekira pukul 08.00 WIB, Destri memanggil Aprian, temannya yang duduk di depan. Melihat itu, Ad langsung melempar patahan rol kayu ke arah Destri hingga mengenai pelipis mata kirinya dan mengeluarkan darah.
“Pas melempar, ibu itu juga bilang ribut kali kau,” ungkap Destri.  Melihat pelipisnya berdarah, lanjut anak keempat dari empat bersaudara itu, Ad kemudian membawanya ke klinik terdekat. Di klinik, pelipis mata kiri Destri ditempel Handyplast. Usai lukanya diobati, Destri kemudian disuruh pulang lebih awal dari teman-temannya.
Tiba di rumah, Sri pun terkejut melihat pelipis mata kiri Destri. Setelah meminta keterangan anaknya, Sri kemudian melapor pada suaminya yang berprofesi sopir.  “Aku melapor supaya guru yang bersangkutan tidak mengulangi perbuatannya lagi pada murid yang lain,” ungkap Sri.

Setelah mendengar keterangan Sri dan anaknya, petugas SPK Polsek Lubukpakam kemudian mengarahkan ibu korban untuk membawa anaknya visum, lalu mengadu ke Polres Deliserdang (DS) yang memiliki Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA). (cr-1/rul)

Pamit Sama Istri, Ayah 2 Anak Gantung Diri

Ida yang menangisi jasad suaminya yang terkujur kaku.
LUBUKPAKAM - Warga Jalan Galang, Gang Mesjid, Dusun III, Desa Pagar Merbau III, Kec. Lubukpakam, mendadak heboh, Selasa (18/11) sekira pukul 10.45 WIB. Insiden tersebut terjadi setelah  Joko Susilo (34) ditemukan tewas tergantung di dapur kediaman orangtuanya.
Informasi yang diperoleh, sebelum dimasuki ayah dua anak tersebut, kediaman orangtua korban kosong setelah Dendi, adiknya pergi dan mengunci rumah. Sementara Surianto dan Nur Saadah, orangtua korban sedang pergi ke Pekanbaru. Kediaman Joko dan orangtuanya tak berjarak jauh, melainkan hanya 3 meter. Namun posisi rumah korban berada di belakang kediaman orangtuanya.
Ketika masih di rumah, Joko bahkan sempat pamit pada Ida, istrinya untuk mengambil obat. Untuk masuk ke rumah orangtunya, Joko menggunakan kunci serap. Setelah berada di dalam rumah tersebut lah korban langsung melakoni aksinya.
Karena tak balik-balik ke rumah, persisnya setelah 30 menit berlalu, Ida (istri Joko-red) kemudian mengecek ke rumah mertuanya (orangtua Joko-red) dari pintu belakang yang dibuka korban.
Begitu pintu dibuka, Joko pun langsung terlihat sudah tewas tergantung. Dimana tali nilon yang dikaitkan ke leher diikatkan ke kayu bubungan rumah.
Terkejut atas apa yang dilihatnya, Ida langsung menjerit dan lari meminta tolong pada M Nur Sanjaya (65), jiran tetangganya.  Atas pemberitahuan Ida, M Nur Sanjaya pun berlari masuk ke rumah orangtua korban untuk melakukan pengecekan.
“Tidak ada kursi kami temukan di sini (rumah orangtua korban), mungkin korban memanjat bufet kecil yang ada di dekat tali ayunan itu,” sebut M Nur Sanjaya ketika ditanyai.
Dikatakannya, usai melihat jasad sulung dari empat bersaudara itu, dirinya dan Ida kemudian menurunkan tubuh Joko.
Kelang beberapa menit, warga sekitar pun berdatangan untuk melihat apa yang terjadi. Tak berapa lama Polsek Lubukpakam juga tiba dan langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Ketika jasad Joko hendak dibawa ke rumah sakit untuk proses autopsi, keluarga korban menolaknya. Sesuai prosedur, pernyataan kemudian dibuat hingga jasad korban diperkenankan polisi untuk tidak autopsi.
Menurut jiran tetangga korban, Joko diduga nekat bunuh diri karena depresi. “Kurasa karena tak punya kerja,” duga tetangganya.

Sementara Ida, istri korban terus terlarut dalam kesedihan. Wanita berambut sebahu tak henti-hentinya menangis sebelum jasad korban dikebumikan. (man/rul)

3 Jenderal PBB Gadungan Ditangkap Denpom I/5 Medan

Ketiga Jenderal gadungan yang ditangkap Denpom 1/5 Medan
MEDAN - Tiga pria berseragam Pasukan Pemelihara Perdamaian Dunia (PBB) berpangkat jenderal menumpang mobil Kijang Innova ditangkap Denpom I/5 Medan, saat terjebak macet di Jl. Merak Jingga, Selasa (18/11) siang.
Ketiga pria yang diamankan berpangkat Jenderal Besar Aditya Bambang asal Mataram, Letnan Jendral Syarifuddin P Simbolon asal Jakarta dan Letnan Jendral Jemi Mokodonfit asal Manado.
Awalnya, personel Intel Denpom I/5 Medan melakukan razia di kawasan Jl. Merak Jingga.  Saat itu, ketiga jenderal tersebut berada pada satu mobil dan terjebak pada kerumunan kemacetan lalulintas. Sontak seragam ketiga pria itu membuat curiga. Sebab, ada perwira tinggi yang melintas tanpa pengawalan khusus. Personel Intel Denpom I/5 Medan langsung menghentikan laju mobil mereka.
Setelah diperiksa, ternyata ketiganya merupakan jenderal gadungan yang mengenakan seragam pasukan elite tentara PBB. "Awalnya anggota curiga karena melihat mobil yang ditumpangi 3 pria berdinas dan berpangkat jenderal, karena tak ada pengawalan khusus, ya anggota coba menghampiri dan bertanya. Dan benar saja, ternyata ketiganya merupakan tentara gadungan," kata salah seorang personel Intel Denpom I/5 Medan.
Ketiganya pun diboyong ke Denpom I/5 Medan untuk dimintai keterangan, dan dari hasil pemeriksaan dipastikan ketiganya adalah jenderal gadungan. "Kita cek juga ke Mabes TNI, dan kita pastikan mereka gadungan. Makanya kita serahkan ke Polresta Medan sesuai perintah pimpinan," lanjut sumber. Ketiga jenderal gadungan tersebut diserahkan langsung ke Polresta Medan oleh Dan Denpom I/5 Medan Letkol CPM Anggiat Napitupulu pada Selasa (18/11) sore dan diterima langsung oleh Wakapolresta Medan, AKBP Jusuf Hondawan Naibaho.
Para jenderal gadungan tersebut langsung diboyong ke ruang Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram. Sekitar satu jam diperiksa, akhirnya ketiganya pun digiring ke ruang penyidikan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu, Dan Denpom I/5 Medan, Letkol CPM Anggiat Napitupulu mengatakan jika ketiganya diamankan saat patroli setelah sebelumnya ada aduan dari masyarakat soal adanya 3 jenderal yang berkeliaran dengan pakaian dinas lengkap. "Awalnya ada aduan dari masyarakat ya, jadi anggota cek ke lokasi," katanya.
Masih menurutnya, jika dari hasil pemeriksaan bahwa ketiganya berniat menemui para pejabat di wilayah Indonesia.
"Dari jadwal mereka yang kita temukan, memang mereka ini berniat menemui pejabat-pejabat di wilayah Indonesia," katanya.
Kasat Reskrim Polresta Medan Kompol Wahyu Bram mengatakan jika pihaknya masih memintai keterangan dari ketiga jenderal gadungan tersebut. "Masih kita selidiki dulu ya, kan baru diserahkan. Nanti kita periksa dulu ketiganya untuk mencari unsur pidananya," katanya.
Masih menurutnya, jika dalam kasus ini pihak penyidik harus mengetahui, mencari apakah ada pihak yang dirugikan atau korban atas perbuatan ketiganya. "Kita aman kan dulu, apakah nanti kita ketahui ada korban maka bisa kita proses lebih lanjut," tambahnya. Saat digiring, salah seorang jenderal gadungan Syarifuddin P Simbolon mengatakan target mereka datang ke Medan untuk menjumpai Pangdam I/BB. Ia pun mengatakan jika hal tersebut adalah salah paham. Ditegaskannya jika dia dan rekannya bukan anggota tentara melainkan organisasi.

"Ini salah paham saja, kami bukan tentara tetapi organisasi. Cuma mau audensi saja," katanya menjelaskan. Sementara, Aditya Bambang mengatakan jika mereka berada di Medan hingga tanggal 21 November. "Salah paham saja, sudah ya," katanya yang tiba-tiba mengaku sakit ini. (wel/trg)

SPG Ramayana Dibakar Pacar Hidup-hidup

MEDAN - Kedatangan Sahrina (23) dan keluarganya ke Polsek Percut Sei Tuan, mengagetkan polisi. Pasalnya, tubuh cewek pekerja di Ramayana Aksara yang kos di Pasar 11 Lau Dendang, tak jauh dari Simpang Beo itu, melepuh. Bahkan luka bakar di tubuhnya, masih basah.
Usut punya usut, ternyata kedatangan perempuan yang berasal dari Kebun PTPN 4 Afdeling 12 Bahjambi, Simalungun itu, untuk melaporkan Maman Firmansyah (26). Pria yang diketahui menetap di Jl. Bilal itu, adalah pacarnya setahun belakangan. Sambil berjalan dan dituntun ibu dan kakaknya, Rina tampak kesakitan.
Apalagi perempuan manis berkaca mata ini, mengalami luka bakar cukup parah di bagian kaki, tangan dan badan. Hanya wajahnya saja yang tidak melepuh. Kepada koran ini, Rina mengaku dibakar Maman pada Sabtu (11/10) malam lalu di kos-nya.
Dibebernya, pagi sebelum kejadian, Maman datang ke kos dan meminjam Vario milik Rina. Dalih Maman, keretanya dipakai adiknya.
Percaya, Rina meminjamkannya dan berangkat kerja naik angkot. Namun, Maman tak kunjung datang menjemput, padahal Rina sudah pulang kerja. Akhirnya, dia pulang naik angkot lagi. Setibanya di kos, Rina kaget melihat Maman sudah ada di sana, tapi kereta tak terlihat.
Spontan dia mempertanyakan. Seenaknya Maman menjawab kalau Vario Rina sudah digadaikannya. Kontan Rina marah besar. Dia terus merepet dan akhirnya mengancam akan mempolisikan Maman. Mendengar itulah Maman pitam. Dia langsung meninju wajah Rina hingga terjatuh dan pingsan.
Begitu sadar, Rina kaget. Sebab pintu kos dikunci. Niatnya kabur gagal. Bahkan, Maman datang kembali tapi sudah menggenggam botol air mineral berisi bensin. Ternyata, Maman membelinya dari warung eceran tak jauh dari kos korban. Begitu masuk ke kamar kos, Maman langsung menendang Rina hingga terjatuh. Kemudian menyiramkan bensin ke arah kaki dan badan Rina.
Sadar akan dibakar, rina coba berontak. Namun dia kalah tenaga hingga akhirnya Maman menyulutkan api mancis. Melihat Rina terbakar, Maman langsung kabur. Beruntung teriakan Rina terdengar tetangga, dan dia langsung dilarikan ke rumah sakit. Warga juga sempat mengejar Maman, namun dia lolos. "Badanku 60 persen luka bakar tapi aku masih hidup, ini tandanya pelaku harus ditangkap dan diadili," ujar Rina saat melapor.
Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, mengaku akan segera menangkap pelaku. "Ini udah percobaan pembunuhan dan akan segera kita tangkap," ujar Ronald. Sembari kesakitan dan dikipasin ibunya, korban melelehkan air matanya sembari menahan kecewa. Sebab orang yang hendak membunuhnya adalah pujaan hatinya sendiri. "Kami udah setahun kenal, dia udah banyak kuras uangku dan nyaris membunuhku juga," ujar Rina.
Korban sendiri merantau ke Medan dan kerja sebagai SPG di Ramayana Aksara. Sebulan kerja, dia akhirnya kenalan dengan Maman, yang juga kerja sebagai orang gudang di Ramayana Aksara. Sering bertemu dan komunikasi akhirnya korban pun terjerat asmara dengan pelaku. Bahkan berkali kali pelaku kerap memintai uang korban dan sering memukulinya. Berdalih cinta, korban selama ini coba menahan kelakuan kasar Maman. Hingga akhirnya Maman membakarnya.

"Binatang dia itu, adikku dibakarnya. Kalau jumpa kami mutilasi dia," ujar Rio, abang korban. Korban hanya satu jam di polsek dan mengaku kembali lagi 3 hari mendatang. "Anakku ini rawat jalan mudah mudahan cepat sembuh. Lihatlah lukanya masih basah. Kasihan dia, udah ludes tabunganya untuk biaya rumah sakit, tapi yang penting dia selamat," ujar Ibu korban.(mri/trg)

GMPK Siap Perangi Korupsi di Binjai & Langkat

BINJAI - Mantan petinggi KPK, Bibit S Rianto, yang kini menjabat Ketua Umum Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPK) menegaskan, masyarakat bisa melaporkan langsung dugaan korupsi ke KPK jika memiliki bukti-bukti yang cukup.
Hal ini disampaikan Bibit, ketika melantik dan mengukuhkan para pengurus DPD GMPK Kota Binjai dan Kabupaten Langkat di Gedung Ovanie Convention, Senin (17/11) sore. 
Dia berharap bagi anggota yang dilantik, bisa menjalankan tugasnya untuk mencegah terjadinya tindak pidana korupsi di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Untuk itu, diperlukan kerjasama dan koordinasi yang signifikan antara GMPK dengan aparat penegak hukum.
“Ya, karena itu jika ada temuan dugaan korupsi, langsung ditelusuri dan dicari alat buktinya. Kalau sudah ada ditemukan 2 alat bukti, ya silahkan laporkan kepada aparat penegak hukum, seperti polisi dan jaksa. Dalam hal ini, aparat penegak hukum harus merespon dan menindaklanjuti temuan. Kalau tidak juga direspon, para pengurus GMPK bisa melaporkannya ke Pusat untuk ditindaklanjuti ke KPK,” kata Bibit.
Dia menerangkan, korupsi itu banyak ragamnya. “Misalnya terkait penerimaan CPNS. Apakah berlangsung bersih dari suap dan korupsi? Ayo, coba ditelusuri. Begitu juga dengan pengadaan barang dan jasa atau pengawasan dari inspektorat. Apakah, Inspektorat sudah benar-benar bekerja dan mengawasi? Kalau sudah benar bekerja mengapa masih ada korupsi?” sebutnya.
Dalam kesempatan itu, Dandim 0203 Langkat Letkol Agusman Heri SIP berharap, agar para pengurus GMPK benar-benar komit untuk memerangi korupsi. Jadi, jangan terjebak kepada gerakan seremonial belaka yang dapat membuat masyarakat mencibir.
“Jadi, kalau ada dugaan korupsi digali dan dilaporkan. Itu sah-sah saja dilakukan. Namun, jangan sampai timbul opini GMPK dilahirkan hanya untuk ‘mencari duit’ saja. Mari kita dukung agar GMPK benar-benar bekerja dengan lurus dan bersih sesuai dengan yang diharapkan,” harap Dandim.
Anggota DPRD Kota Binjai Antasari, mewakili Ketua DPRD dan tokoh masyarakat  Kota Binjai dan Kabupaten Langkat mengatakan, korupsi adalah penyakit yang kronis. Jadi, diperlukan kerjasama yang konkrit dari semua pihak. Sehingga Indonesia benar-benar bebas dari korupsi.
Terpisah tokoh masyarakat Gito Afandi, sangat mengapresiasi berdirinya GMPK di Binjai-Langkat. Dengan berdirinya kepengurusan ini, diharapkan bisa membongkar kasus dugaan korupsi di kedua wilayah ini. Alasannya, lantaran di dua daerah ini, masih banyak dugaan korupsi yang masih mengambang di tangan penegak hukum.
Dicontohkannya, seperti dugaan korupsi pengadaan buku berlogo Pemko Binjai bermerk Idaman. Sejauh ini sudah berjalan dua tahun di kepolisian Polres Binjai, namun tidak ada kejelasan.

“Tanpaknya hendak ditenggelamkan meski beberapa waktu lalu pihak penyidik sempat gencar melakukan pemeriksaan terhadap 40 orang saksi. Ada dugaan kasus ini melibatkan oknum-oknum petinggi Pemerintahan Kota Binjai,” katanya. (bam)

Poldasu Bongkar Sindikat Penipuan Travel Miliaran

MEDAN - Penyidik Subdit IV Renakta, Dir Reskrimum, Poldasu, berhasil membongkar penipuan paket perjalanan atau tour travel dengan total kerugian mencapai miliaran rupiah. Sayangnya, polisi hanya mengamankan seorang pelaku yang terbilang 'kelas teri', sementara otak pelakunya masih bebas berkeliaran.
Pelaku yang ditangkap adalah Hafizah Binti Ruslianto alias Fiza (28), warga Komplek ACM, Jalan Cempaka Blok B-9, Medan. Dari Fiza, polisi hanya mengamankan barang bukti berupa satu bundel rekening koran Bank Permata dengan nomor 4106808061 atas nama Afni Julian Sinaga yang mentransfer uang lebih kurang Rp119,3 juta ke rekening 4105626741 Bank Permata atas nama Hafizah.
Kemudian, dua lembar fotocopy surat kuasa tertanggal 12 Mei 2014, tiga lembar fotocopy pernyataan penitipan uang Afni Julian Siagian kepada Hafizah sebesar Rp352,5 juta pada 16 April dan dua lembar fotocopy catatan deposit 2014 tentang jumlah seat, tujuan, periode serta uang pembayaran.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Sumut Pos, grup POSMETRO, tersangka Fiza bekerja kepada Susi dengan menawarkan paket promo wisata tour dan umroh dengan tujuan dalam negeri dan mancanegara kepada agen-agennya. Namun, setelah uang diterima dan tiba waktu berangkat, maka konsumen tidak berangkat dan tersangka melarikan diri.
Kepala Subdit IV Renakta Direktorat Reskrimum Poldasu, AKBP Juliana Situmorang mengaku, penangkapan terhadap Fiza berawal dari laporan para korbannya pada Mei 2014. Para pelaku sendiri memainkan aksi ini sejak November 2011 hingga April 2014.
"Jadi, ada dua laporan pengaduan yang masuk ke Polda, di Subdit IV dan Subdit I. Untuk Subdit IV ada 1.076 korban dengan total kerugian Rp2,71 miliar," aku Juliana.
Dari laporan tersebut, lanjutnya, kemudian dilakukan penyelidikan hingga akhirnya pelaku ditangkap di depan Kampus Universitas Setiabudi Mandiri, Jalan Pondok Kelapa, Medan Helvetia pada Rabu (12/11) pekan lalu.
"Modus pelaku seperti pada umumnya. Dia menjalankan usaha biro jasa perjalanan itu dengan nama Global Travel Holiday. Namun, setelah dilakukan pengecekan travel itu fiktif. Para korban datang ke travel itu untuk memesan tujuan perjalanan. Setelah dipesan dan waktu keberangkatan ditentukan, ternyata para korban tak bisa berangkat lantaran tiketnya tak dipesan," jelas Juliana.
Menurutnya, tersangka ini membuka travel di rumahnya. Kemudian dia menawarkan paket perjalanan murah dalam negeri dan luar negeri serta umroh maupun haji. Untuk luar negeri, tujuangnya ke Singapore, Malaysia, Bangkok dan Hongkong, termasuk Mekah.
Juliana membeberkan, untuk paket perjalanan murah yang ditawarkan pelaku sebesar Rp2 juta. Dalam paket itu, ditawarkan tiket pesawat pulang pergi dan menginap di hotel 3 hari dua malam. Padahal, biaya sekali berangkat tiket normal bisa mencapai Rp700 ribu hingga Rp1,8 juta.
Selain itu, paket umroh, tiket pesawat pulang pergi dan menginap di hotel 10 hari sebesar Rp7 juta sampai Rp8 juta. Padahal, harga pasaran sekitar Rp21 juta - Rp24 juta. Untuk rutenya sendiri, Medan-Jeddah-Madina-Mekah via Turki.
"Korban sudah menyetor uang dan DP (uang muka) kepada tersangka Fiza pada Mei 2014. Namun, ketika waktunya tiba akan berangkat, pelaku sudah kabur dan menghilang. Pelaku sejak pertengahan April melarikan diri ke Jakarta selama 4 bulan. Setelah itu, dia kembali lagi ke Medan," ucap Juliana.
Disinggung otak pelakunya yang disebut-sebut bernama Susi, Juliana tak berani memastikannya. Dia mengaku pihaknya masih mendalami kasus ini. "Kita masih kembangkan kasus tersebut. Untuk tersangka Fiza kita jerat Pasal 378 KUHPidana," tukasnya.
Sementara itu, tersangka Fiza yang dihadirkan dan hendak diwawancarai tak mau berbicara. Wanita beranak satu ini hanya bungkam ketika dilontarkan pertanyaan oleh wartawan.
Fiza yang mengenakan baju tahanan merah dengan kerudung merah baju dipadu celana hitam dan sendal jepit hanya diam sembari menunduk. Fiza tampak terus menutupi wajahnya dengan kerudung merahnya itu.
Beberapa korban penipuan travel
Sementara itu, beberapa nama yang menjadi korban sindikat ini adalah, Afni Julian Siagian (24), warga Pondok Dame Pasar VI Desa Bah Jambi, Jawa Maraja Bah Jambi, Simalungun atau Perumahan Greet Lance Simpang Selayang Blok F/9, Medan Selayang. Kerugian Rp.352.500.000.
Selanjutnya, M Ilham Irawan (27), warga Lingkungan 22, Pekan Labuhan, Medan Labuhan dengan kerugian Rp280 juta. Stephanie (20), warga Komplek Bank Deli Rayal Lingk I No. 187, Medan Deli.
Heltaria Tambunan (25) Jalan Puyuh I Nom. 42B, Medan Sunggal, kerugian Rp1,29 miliar. Monica Dwi (25) warga Jalan Helvetia Raya No. 98, Helvetia Tengah, Medan Helvetia, kerugian Rp550 juta.(ris)

Dituntut 8 Tahun Penjara, Tahanan Narkoba Tewas Jelang Vonis Hakim

BINJAI - Seorang tahanan kasus narkoba tewas mendadak di Lapas Kelas II Binjai,  menjelang sidang vonis hakim setelah jaksa menuntutnya 8 tahun penjara, Senin (18/11) sekitar pukul 23.30 WIB.
Tahanan itu adalah Sadaruddin (54). Sebelum tewas, penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Binjai ini sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum dr Djoelham Binjai, karena mendadak sesak nafas dan penyakit hipertensi yang diidapnya kambuh.
Namun tak lama mendapat perawatan medis, tahanan yang terlibat kasus sabu sabu ini meninggal dunia. Kematian Sadaruddin pun sempat ditutup-tutupi petugas Lapas di ruang kamar mayat, saat wartawan melakukan peliputan.
Namun Kepala Registrasi Lapas Binjai Imanuel yang dihubungi POSMETRO MEDAN, membenarkan kalau Sadaruddin salah satu penghuni Lapas meninggal setelah diserang penyakit sesak nafas dan hipertensi yang diidapnya. Bahkan Imanuel mengungkapkan, kalau Sadaruddin meninggal menjelang sidang vonis atas kasus yang membelitnya. "Saya dengar hari ini korban mau sidang vonis. Tapi korban keburu meninggal dan jasadnya sudah dipulangkan kepada keluarga,”ujar Imanuel kemarin.
Sementara itu, Dewi Harianti, istri almarhum Sadaruddin hanya bisa menangis dan mengamini kalau suaminya mengidap sesak nafas dan hipertensi.

Jenajah suaminya pun dikebumikan,  tak jauh dari kediaman mereka di Jalan Pemidukan, Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota. Terkait kematian Sadaruddin, pihak keluarga terlihat pasrah dan enggan memberikan komentar sedikutpun.(bam/han)

Karyawan RM Asean Tewas Kecelakaan

SIANTAR - Adi Amson Lumban Tobing (21), tewas setelah mengalami kecelakaan di Jalan MH Sitorus, Selasa (18/11) sekitar pukul 00.30 WIB. Sehari sebelum kejadian, karyawan Rumah Makan Asean ini sempat bilang, kalau dirinya mau mati.
Itu terungkap ketika rekan kerjanya, Juli, menangis histeris di kamar mayat RSUD Djasamen Saragih. Dalam tangisnya, Juli mengatakan, “Tidak betulnya kau bilang itu kan bang. Ecek-ecekmunya  itu kan bang” sebut Juli berulang kali.
Disamping itu, dengan nada keras Juli juga mengatakan “Semalam kau bilang mau mati, tidak betul itu kan bang. Bangun bang, bangun,” katanya. Terakhir dikatakan Juli saat melayat korban di ruang jenazah, “Tidak ada lagi lah yang bilang aku ketek, bangun bang, bangun”.
Dari semua temannya yang melayat di kamar mayat, ada sekitar 20 orang lebih semuanya tampak bersedih. Beberapa wanita meneteskan air mata, termasuk pacar korban yang bernama Mawar br Tampubolon.
Saat ditanyai METRO (grup koran ini), Mawar mengatakan sehari sebelum kejadian, korban tidak masuk kerja. Sementara hari itu, bukan gilirannya off. “Tadi siang dia (korban,red) tidak masuk kerja, katanya dia satu harian di rumah temannya,” kata Mawar.
Disinggung sejauh mana hubungan Juli dengan korban, Mawar juga mengaku heran melihat tangisan Juli yang begitu histeris. Sampai terduduk di lantai kamar mayat. “Akupun tidak tau apa hubungan mereka, katanya adik angkat gitu, karena kami tinggal di mes Rumah Makan Asean,” aku Mawar, yang terlihat sedih.
Terakhir dikatakan Mawar, yang malam itu mengenakan baju merah, katanya ada sekitar 24 orang karyawan yang bekerja di Rumah Makan Asean, Jalan Gereja itu. Sementara, Adi bekerja sebagai orang dapur.
 “Kalau pacar aku itu kerja bagian dapur, kami ada sekitar 24 orang yang tinggal di mes rumah makan,” tambah Mawar, gadis berkulit putih itu.
Martin, yang juga teman kerja korban mengaku, kalau Adi telah setahun bekerja di Rumah Makan Asen. Diketahui korban adalah warga Tarutung. Dan untuk pengurusan kepulangan jenazah korban, telah ditangani pengusaha rumah makan tempat mereka bekerja.
“Tadi saat keluarganya di hubungi, katanya mereka menunggu di kampung saja. Karena pengurusan jenazah sudah di tanggung bos rumah makan,” terang Martin warga Parluasan, Kecamatan Siantar Utara.
Terpisah petugas Satlantas Polres Siantar menerangkan, kecelakaan tersebut berawal saat korban melintas di lokasi setelah melaju  dari arah Jalan Adam Malik, melalui Jalan MH Sitorus menuju Jalan Gereja. Setibanya di dekat persimpangan Taman Hewan, diduga sepedamotor Honda Supra 125 BK 4340 WT yang dikendarai Adi bersenggolan dengan pengendara sepedamotor lain (melarikan diri setelah kejadian). Akibatnya, Adi terpental ke aspal dan mengalami benturan hebat pada bagian kepala.
“Saat melakukan olah TKP, korban sudah meningga dunia di lokasi kejadian dan langsung di evakuasi ke kamar mayat rumah sakit umum,” ujar petugas lantas.

Untuk proses lebih lanjut, sepedamotor korban sudah diamankan di Polres Siantar. Sedangkan kontra korban masih dalam penyelidikan polisi. Senada disampaikan dokter forensik dr Reinhard, diterangkannya korban meninggal dunia akibat mengalami pecah pada bagian kepala. (end/smg/han)

Ngantongi Ganja, Sopir Angkot Diciduk

PANCURBATU - Hendri Lasmana (37) tak berkutik ketika polisi meringkusnya, karena mengantongi 1 amp ganja, Selasa (18/11) pukul 10.00 WIB.
Informasi yang dihimpun, pagi itu Hendri tengah nongkrong di pangkalan angkot Nitra, di Desa Tuntuntan 2, Kecamatan Pancurbatu. Sopir angkot inipun tak berkutik, ketika polisi meringkusnya karena di kantongnya didapati 1 amp ganja.
“Rencananya ganja itu mau aku pakek setelah narik angkot,”kata warga Dusun IV Mulio Sejati, Desa Tuntungan 2 tersebut, sembari mengaku daun bersirip lima tersebut dibelinya dari seorang pengedar.

Kapolsek Pancurbatu, Kompol Darwin Sitepu melalui Kanit Reskrim AKP Parulian Samosir mengatakan, pihaknya meringkus tersangka setelah mendapat informasi dari masyarakat. (mag2/han)

Tuesday, November 18, 2014

25 Pelajar Tertipu Puluhan Juta Rupiah

MEDAN-
Saat ini, berbagai cara dilakukan orang untuk meraup pundi-pundi uang, tak terkecuali dengan melakukan aksi penipuan. Hal terebutlah yang diduga dilakukan seorang instruktur tari SMK Parmaca terhadap 25 pelajarnya. Puluhan juta uang dan harta benda pun lewong.
Dalam aksinya tersebut, Iwan menipu dengan modus mengiming-imingi para korbannya menjadi model sampul kalender tahun 2015. Dia pun mempersiapkan segala sesuatunya, seolah akan melakukan sesi pemotretan di Hotel JW Marriot, Jl Putri Hijau, Medan.
Sebelum menuju Hotel JW Mariot tersebut, ke 25 pelajarpun dikumpulkan di sekolah yang berada di Jl Tinta Medan. Usai berjumpa, pelaku kemudian mengarahkan para pelajar tersebut ke salahsatu salon yang berada di Jl Ayahanda Medan.
“Kumpul di sekolah, anak saya permisi hari Minggu pagi.  Menumpangi empat unit mobil rental, mereka dibawa ke salon untuk dirias,” ungkap orangtua murid, J Napitupulu (54) saat berada di Polresta Medan guna melaporkan kejadian tersebut.
Lebih lanjut, bebernya, sesampainya di salon tersebut, Iwan kemudian mengumpulkan harta benda para pelajar. Hal tersebut lantaran kala itu korbannya tengah di rias adat daerah. "Sampai di salon itulah, harta benda mereka dikumpulin, seperti uang dan handphone, karena mereka dirias pakaian adat gitu,” ungkapnya.
Kemudian, tambah Napitupulu, usai dirias, para korban selanjutnya diarahkan pelaku ke Hotel JW Marriot yang berada di Jl Putri Hijau Medan. Merasa senang sebentar lagi dapat berpose di gedung pencakar langit itu, para korban pun tak menyadari mereka sedang dalam target penipuan.
Buktinya, sesampainya di tempat tersebut, sang instruktur tak kunjung tiba. Makanya, para korban pun kemudian memutuskan untuk menunggu berharap Iwan tiba.
Namun sayang, setelah ditunggu beberapa jam, Iwan tak juga kunjung tiba. Alhasil, para korban pun menjadi panik. Ditambah lagi, di saat yang bersamaan, pihak hotel juga menegur mereka karena sudah terlalu lama berada di loby. “Disitulah mereka (korban) menyadari kalau sudah mengalami penipuan,” kata Napitupulu.
Dari harta benda korban yang dikumpulkan, ditaksir pelaku meraup keuntungan lebih dari Rp25 juta. “Anak saya merugi Rp1 juta. Karena handhone dan uang diambil, rata rata korban merugi Rp 1 Juta, ini pasti ada kaitannya dengan pihak sekolah, makanya kami minta sejauh mana pertanggungjawaban mereka,” beber ayah korban.
Sementara, pihak sekolah enggan memberikan penjelasan mengenai kasus ini. “Sibuk kali pun kau, udalah gak tau aku,” ketus salah seorang guru sekolah berpakaian baju berwarna serba hijau ini. Peristiwa tersebut kemudian dilaporkan para murid kepada pihak sekolah yang juga memanggil orangtua para korban dan kemudian melaporkannya ke Mapolresta Medan, Senin (17/11) siang.
Salah seorang korban, Sara (14) siswa kelas X yang ditemui sejumlah wartawan menyebutkan, dirinya bersama korban lain mengaku tidak menyangka menjadi korban penipuan pelaku dengan modus ditawari menjadi model sampul kalender 2015.
"Kami pertamanya dapat SMS dari abang itu (pelaku). Katanya kami disuruh kumpul di sekolah hari Minggu untuk ikut pemotretan jadi model Kalender 2015. Kami ya percaya aja. Karena dia (pelaku) sempat ngajar tari di sekolah Sabtu (15/11) kemarin. Pas udah kumpul di sekolah, kami dibawa ke salon. Siap didandani, semua barang-barang katanya harus dititip. Jadi semuanya dikasih ke dia (pelaku). Kami dibawa naik mobil diantar ke hotel JW Mariot sambil nunggu dia (pelaku) datang. Rupanya sampai seharian nggak datang-datang sampai kami disuruh nunggu di halte," ujar Sara.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki laporan dari para korban didampingi perwakilan sekolah dan orangtua. Penyidik juga mengaku masih menyelidiki identitas pelaku.

"Masih kita selidiki dulu laporannya, korban-korban juga masih dimintai keterangannya," ujar Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram Istanto singkat.(mri/ind)